Sequel of Secret You
Kehilangan itu menyakitkan. Terlalu banyak luka hingga membekaskan trauma di amygdala. Tapi bagaimanapun, life still goes on.
Diatas begitu banyak rahasia yang sengaja disembunyikan, apakah D-Day yang diharapkan sungguh akan ter...
Trailernya serem, dan isi ceritanya lebih serem lagi😭 Jangan sampe dugun-dugun bacanya, yeorobun🤭
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bagaimana jadinya jika monster dan demon dipertemukan dalam satu frame? Siapa yang akan memenangkan pertarungan sengit ini?
[ s e c r e t ♪ y o u ]
Definisi kesabaran hanya setipis tissu dibagi dua.
Ghazyy pikir dengan menormalkan kecepatan larinya, rasanya akan menyenangkan seperti bermain kejar-kejaran. Tapi rupanya ia tidak memiliki stok kesabaran setebal itu. Ditambah lagi gerak lari Leo sangat cepat karena langkahnya yang lebar, membuat ia cukup kesulitan untuk mengimbangi apalagi mengejar.
Ghazyy benar-benar habis atas rasa sabarnya. Maka kekuatan Abhizard kembali ia gunakan, melesat cepat memburu Leo. Dan tanpa basa-basi —
Bagkh!*
"Akh!" Leo tersungkur usai mendapat tendangan kuat di punggungnya. Beruntung kepalanya tidak terantuk lantai, tetapi kedua lututnya cukup sakit sebab benturan kuat kala menahan.
"Bocah sialan!"
Langsung naik pitam, Leo mengabaikan rasa sakitnya kemudian bergegas bangkit. Berbalik lalu mengangkat senjatanya di depan wajah, siap menyerang. Tetapi—bahkan sebelum ia melihat presensi lelaki yang menyerangnya, mendadak seperti ada angin kencang yang bergerak kearahnya dan —
Bughk!*
Lagi, Leo menelan hantaman keras yang begitu mulus mengenai rahangnya. Terlalu kuat, sampai Leo berputar barang sekali di posisinya. Asin langsung terasa di lidah sebab pipi bagian dalamnya mengalami robek, dan merah terlihat begitu pekat dari liur yang ia ludahkan.
Baghk!*
Tidak ada jeda yang diberikan, hantaman keras kembali menyambangi—yang kali ini di depan muka;tepat di hidung. Dimana serangan itu cukup buruk hasilnya—Leo merasa ada cairan kental mengalir dari hidungnya, disertai nyeri di pangkal hidung. Lalu ketika ia menyentuh hidungnya, darah langsung tercetak di jemarinya.
"Bajingan!" Lepas sudah emosi Leo. "Pengecut! Lawan gue tanpa kekuatan kalo berani lo, brengsek!" Leo seperti sedang berteriak pada angin, sebab ia masih belum melihat eksistensi lelaki itu di sekitarnya.
Tetapi hanya berselang satu detik, akhirnya lelaki itu muncul usai Leo merasakan ada angin yang berhembus. Lelaki itu tepat menghadap Leo, dengan mengulas smirk—yang jujur saja—Leo baru melihatnya muncul di wajah lelaki itu.
