Sequel of Secret You
Kehilangan itu menyakitkan. Terlalu banyak luka hingga membekaskan trauma di amygdala. Tapi bagaimanapun, life still goes on.
Diatas begitu banyak rahasia yang sengaja disembunyikan, apakah D-Day yang diharapkan sungguh akan ter...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tanpa disadari, ada alasan baru yang memicu emosi menjadi tak terkendali. Sesuatu yang baik ditengah kejadian buruk.
[ s e c r e t ♪ y o u ]
BRAKKHHH!!*
"LEO SATYAGHARAAA!!"
Ketenangan rumah megah itu hancur begitu saja ketika lelaki itu mendadak datang dan membuat keributan, teriakannya bahkan menggema di seantero ruangan luas ini. Beberapa pelayan yang terjaga bahkan terlonjak kala pintu utama terbanting, kemudian mereka bergegas menghampiri saat menyadari lelaki itu berada dalam masalah.
Tetapi lelaki itu sama sekali tidak peduli. Keras serta emosi masih menguasai seraut wajah, disela menghentakkan kaki dengan kasar memasuki rumah itu. Bahkan pertanyaan dari beberapa pelayan tidak digubris sama sekali.
Mereka sempat mengekor—sebab cemas, tetapi pada akhirnya stagnan di tempat ketika lelaki itu melangkah menaiki tangga. Kemudian segurat kerutan jelas muncul di kening masing-masing, mereka kebingungan.
Bukankah tadi nama Leo yang diteriaki? Lalu kenapa lelaki itu menuju kamar yang sementara ini menjadi milik adiknya—Euncha? Pikir mereka.
BRAKH!*
Lagi, ia menendang pintu kamar itu—kuat sekali sampai engsel pintu nyaris akan terlepas, bahkan salah satu bautnya lepas dan terlempar. Seburuk itu emosi yang merundung, hingga ia tidak segan merusak apapun yang ada di sekitarnya.
Libra sungguh akan meledak, tetapi segurat kebingungan menyergap ketika ia mendapati kondisi kamar kosong. Hanya ada sedikit bekas kusut pada sprei yang ia temukan.
Dimana mereka?
"Hajimalagojebal, hiks.."
Maka suara itu menarik atensinya untuk menghunus arah kamar mandi, sorotnya mematikan sekali. Begitulah kakinya kembali menghentak kuat kala beranjak menuju sumber suara.
Pintu kamar mandi yang tidak tertutup—bahkan terbuka total, menyulut Libra bisa langsung melihat apa yang terjadi di dalam—kala baru sampai di depan bingkai pintu kamar mandi. Dan sungguh, ia tidak tahu beban seberat apa yang menghantam kepalanya saat ini. Jantungnya tercekat setengah mati, syok menyergap seraut—dengan bulatan sempurna di sepasang mata bulatnya.
De javu.
Libra seperti kembali ke masa lalu. Pemandangan ini—rasanya tidak asing. Lalu kaset kusut di kepalanya seperti sengaja mengantarkan potongan-potongan kenangan itu—kenangan buruk. Yang mana tempat, posisi, dan apa yang dilakukannya benar-benar sama.
Hanya saja, apa yang dilakukan Leo terhadap Euncha saat ini jauh lebih buruk. Sebab bukan hanya Leo yang menjadikan dirinya sendiri shirtless, Euncha pun sukses dibuat dalam kondisi yang sama—sudah pasti itu ulah Leo. Bahkan Libra tersulut nyeri tepat di ulu hati kala melihat kemeja piyama milik Euncha tergeletak di lantai—tepat di depan kakinya saat ini, dalam kondisi telah koyak dan nyaris tak berbentuk.
