SECRET U || First Strike

48 5 7
                                    

Ketika keinginan membunuh tiba-tiba meluap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika keinginan membunuh tiba-tiba meluap. Dan ada suatu alasan yang membuat aksi menjadi sangat nekat.

[ s e c r e t ♪ y o u ]

Gelap mendominasi rumah besar nan luas ini. Nyaris di setiap ruangan tidak bercahaya, tidak ada lampu yang berkinerja—yang mana memang sudah habit-nya demikian di setiap malam. Tidak ada eksistensi seorangpun, membuat kesan sunyi rumah ini kian kentara. Tentu saja, kini jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari.

Dan kondisi itu dimanfaatkan dengan sangat baik oleh seseorang yang kini sudah berhasil menyelinap masuk. Sosoknya terlihat samar sekali di tengah kegelapan, jelas karena pakaian yang melekat di tubuhnya all black. Ada sesuatu yang digenggamnya erat-erat, sebuah pisau yang cukup besar dan teramat tajam.

Ia teramat hafal setiap sudut rumah ini, sebab bukan hanya tinggal sehari atau dua hari—bukankah dulu rumah ini adalah miliknya juga? Maka begitu sekarang ia tidak perlu kesulitan mencari tempat yang telah ditargetkan. Gerak kakinya tegas langsung menaiki tangga, menuju lantai atas.

Dimana kala sampai, sesaat ia berhenti tepat di depan pintu bernuansa hitam itu. Lantas dengan sehati-hati dan sepelan mungkin, ia menarik tuas pintu. Dan, yeah. Mudah sekali, rupanya pintu tidak terkunci sama sekali. Menyulut seulas smirk muncul dengan teramat jelas di belah bibir, berikut matanya berbinar ditengah kegelapan—kala menemukan targetnya disana.

Kamar ini hanya memiliki pencahayaan remang-remang dari lampu tidur yang berada di nakas, tetapi ia bisa melihat tubuh itu berbaring sempurna di atas tempat tidur—dengan berbalut selimut di seluruh tubuh.

"Katakan selamat tinggal pada dunia, kak—Leo?" Gumaman itu terdengar sangat mengerikan, sesuai dengan auranya yang semakin menghitam—sebab napsu ingin membunuh kian membumbung di atas kepala.

Libra kembali bergerak, melanjutkan langkahnya guna mendekat. Cengkraman tangannya pada gagang pisau kian menguat, disela kilatan tajam matanya menjadi semakin jelas. Dirinya sudah bergemuruh, bisikan-bisikan di telinganya kian kencang—meneriaki dirinya agar lekas menikam seorang manusia di balik selimut itu. Maka Libra sungguh mengangkat pisaunya tinggi di atas kepala, menggenggamnya kuat dengan kedua tangan.

Lalu dalam sekali ayunan —

JLEB!

"Mati lo, bajingan!!" Libra benar-benar menikam tubuh itu dengan hentakan yang sangat kuat. Jika saja bisa dilihat, mungkin pisau besar itu dapat menembus tubuh itu teramat dalam.

Tapi, Libra tidak cukup hanya sekali.

JLEB! JLEB! JLEB! JLEB! JLEB!

"Pembunuh! Bangsat! Brengsek! Pergi lo ke neraka! SIALAANN!!"

Libra kian kesetanan dalam penyerangannya, ia benar-benar hilang kendali atas kontrol dirinya sendiri. Libra sudah sepenuhnya dilingkupi kebencian, hingga rasanya ingin membunuh lelaki itu dengan cara seburuk mungkin dan dengan hasil yang sehancur mungkin. Bahkan ia tidak peduli jika ada yang menganggapnya telah berubah menjadi seorang psycho nantinya.

Secret You || 2028 - SEQUELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang