Kondisi ini, siapapun tidak bisa menyangkal bahwa ini adalah penghalang terbesar kita. Sebenarnya ingin, tetapi aku tidak bisa egois dengan memaksakan takdir.
[ s e c r e t ♪ y o u ]
Rupanya ada niat terselubung—kala Kai mengusulkan agar mereka menginap di rumahnya malam ini, dan mereka langsung menyetujui tanpa berpikir dua kali. Mereka sungguh menuntut cerita dalam versi novel lengkap, tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam waktu enam tahun terakhir ini.
Bahkan mereka tidak menerima jeda, sama sekali tidak membiarkan cerita berhenti sampai benar-benar tuntas dan puas dari segala hal-hal yang sempat membingungkan. Dimulai senja, hingga kini gelap menyergap langit—mereka sama sekali tidak peduli perihal waktu. Sudah termakan penasaran, dan ingin mengetahui semuanya.
Dimana dalam proses penjelasan, mereka terbagi menjadi dua kubu. Di ruang tamu, semua orang berkumpul dengan Libra sebagai narasumber utama. Sementara Chandrika, gadis itu secara khusus menarik Abhizard untuk menjadi narasumber pribadinya.
Jelas, tempat mereka terpisah. Halaman belakang rumah yang mereka pilih, dan jelas ada dua maksud dari semua ini. Anggaplah ini caranya Chandrika modus, tapi ia sungguh ingin memiliki waktu hanya berdua saja dengan Abhizard.
Ayolah, ia benar-benar merindukan lelaki itu. Mohon dimaklumi.
Selama Abhizard bercerita, Chandrika banyak sekali menangis. Sementara Abhizard hanya fokus pada ceritanya, tanpa ingin mencegah gadis itu menangis. Ia membiarkan gadis itu menangis sepuasnya, sampai menemukan kelegaannya sendiri.
Hening cukup lama terjadi usai Abhizard selesai dengan ceritanya. Chandrika tidak lagi menangis, tetapi masih belum berniat membuka suara, pun enggan beranjak dari posisinya—yang sejak tadi terus menempel pada Abhizard. Duduk bersampingan, Chandrika bersandar dan nyaris menumpukan seluruh pertahanan tubuhnya pada dada bidang Abhizard.
Tertunduk pandangannya, dimana tangannya sejak tadi terus memainkan tangan Abhizard. Terkadang menautkan jemari lelaki itu dengan miliknya, lalu menariknya mendekat guna dikecup punggung tangannya. Chandrika pun tidak bisa berhenti mengamati tangan kekar dengan cetakan urat teramat kentara itu—bentuknya gagah tak terkira, tapi warna kulitnya terlalu manis untuk seukuran pria. Terlalu putih, hingga buku-buku jemarinya menjadi kemerahan. Chandrika pun memiliki kulit putih, tapi tetap saja ia kalah saing. Terlebih lagi saat sedang saling bertautan seperti ini, kulit Abhizard terlihat lebih putih daripadanya.
Woah, sepertinya Chandrika harus lebih rajin lagi memakan jeruk jika tidak ingin semakin kalah saing.
"Abis biaya berapa ratus juta, Kak, buat perawatan kulit kaya gini?" Mendadak pertanyaan random itu terlontar usai sekian lama hening.
Menyulut Abhizard terkekeh keras mendengarnya, lalu dia membubuhkan kecupan singkat di puncak kepala Chandrika tanpa menjawab pertanyaan gadis itu.
Dan memang, Chandrika pun hanya bermain-main atas ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret You || 2028 - SEQUEL
FantasySequel of Secret You Kehilangan itu menyakitkan. Terlalu banyak luka hingga membekaskan trauma di amygdala. Tapi bagaimanapun, life still goes on. Diatas begitu banyak rahasia yang sengaja disembunyikan, apakah D-Day yang diharapkan sungguh akan ter...