Hari-hari berlalu, Olin masih tidak mengetahui kabar tentang Zyo. Bahkan sahabat-sahabat Zyo, Bara dan Bima pun tidak tau dimana keberadaan Zyo. Ayah Steven juga mencoba untuk menghubungi orang tua dari Zyo, namun hasilnya nihil.
Olin yang awalnya di kenal sebagai perempuan yang ceria, sering tertawa, dan ramah menjadi lebih sering diam dan menyendiri. Bara, sebagai saudara laki-lakinya pun selalu berusaha untuk menghibur Olin, begitu juga Bima, Shaka, dan Zayna.
"Dek kita jalan-jalan yuk" Ajak Bara kepada adiknya.
"Mager" Hanya itu jawaban dari Olin. Bara hanya bisa menganggukkan kepalanya mendengar jawaban Olin. Dia tau bahwa adiknya sedang ingin sendiri.
Tiba di markas Zevora Bara menghampiri Bima yang sedang bermain game.
"Loh Olin gak ikut?" Tanya Bima.
"Enggak, masih mau sendiri dia"
"Si Benzyo juga gak ada kabar lagi. Emang tu satu bocah susah amat di cari kabarnya. Udah gua coba hack cuman tetap gak dapat akunnya" Omel Bima yang memang sejak awal Zyo menghilang dia mencoba untuk meng-hack akun Zyo namun tidak bisa.
"Padahal baru kemaren gua lihat dia di rumah sakit, ini kok tiba-tiba hilang" Balas Bara.
"Lama-lama frustasi gua lihat tu anak" Ucap Bima.
"Bukan lu aja, gua juga kasihan lihat adek gua yang jadi pendiam"
Tak terasa 1 tahun terlewatkan tanpa kabar Zyo. Selama 1 tahun itu juga para sahabat Zyo selalu mencari keberadaanya namun nihil. Bahkan sangking totalitasnya mereka sampai menanyakan hampir semua rumah sakit untuk mencari apakah ada pasien bernama Benzyo. Untunnya keadaan Olin sudah sedikit membaik, setidaknya dia sudah ingin bercanda dengan yang lainnya.
Sekarang Bima dan Bara sudah lulus dari sekolah dan masuk ke universitas yang sama namun berbeda jurusan. Sedangkan Olin, Shaka, dan Zayna sudah di kelas 12. Mereka masih memiliki penampilan dan kelakuan yang sama. Hanya Olin yang menjadi lebih pendiam.
"Dek, dek" Ucap Bara dengan panik.
"Kenapa bang kok panik" Balas Olin yang sedang membaca novelnya.
"Gua dapat sedikit kabar tentang Zyo" Perkataan Bara membuat Olin duduk tegak dan menutup novelnya.
"Tadi Bima baru bisa retas dikit akunnya Zyo. Pas di lacak lokasinya, dia ada di luar negeri bukan di Indonesia" Jelas Bara
"Di mana bang?"
"Nah itu masalahnya, pas kami mau lihat lokasi jelasnya di mana langsung ke-hack laptopnya Bima" Setelah mendengar jawaban Bara, bahu Olin langsung merosot kecewa.
"Sabar ya dek, nanti kita cari lagi keberadaan si Zyo. Emang sialan tu anak" Balas Bara untuk kembali menyenangkan Olin.
Setelah melihat Olin yang kembali membaca novelnya, Bara keluar dari kamar Olin. Saat itu juga Olin mulai menangis dalam diam, dia sangat merindukan kehadiran Zyo. Semua memori-memori manis akan perlakuan Zyo pun terputar kembali. Olin benar-benar menyesal, kenapa dia harus duduk di parkiran saat semuanya terjadi. Seharusnya dia berada di dalam sekolah saja, agar Zyo atau siapapun bisa mendengar suara jeritannya. Rasa penyesalan itu selalu menghantui Olin, tidak ada yang tau dia selalu merasa bersalah. Bahkan sangking parahnya rasa penyesalan Olin, dia diam-diam pergi ke psikiater untuk berkonsultasilah.
"Dimana kamu kak? Aku rindu" Ucap Olin masih dengan tangisannya memeluk foto polaroid Zyo.

KAMU SEDANG MEMBACA
RUN AWAY
FanfictionBenzyo Zhyka Bagaskara dan Vyolin Valerie Aditama bertemu karena ketidaksengajaan yang menyebabkan mereka berdua terjalin suatu hubungan yang memiliki banyak rintangan yang harus dihadapi. Apakah mereka akan berakhir bahagia? Start : December 4th 20...