Bara, Bima, dan Olin menunggu di depan UGD. Mereka sudah menghubungi orangtua Zyo dan orangtua Olin. Hendry dan Andre sudah ditangani oleh pihak kepolisian.
Olin menangis dipelukan Bara, dan Bara berusaha menenangkan adiknya.
"Gak usah nangis lagi, Lin. Zyo bakal baik-baik aja" Ujar Bima, ia juga sama khawatirnya dengan Olin.
"Iya dek, bener yang dibilang Bima. Zyo bakal baik-baik aja. Udahan dong nangisnya, air mata itu berharga jadi jangan buang-buang. Okey" Ujar Bara menyemangati Olin.
Olin mengangguk, kemudian menghapus air matanya. Setelah itu, orangtua mereka datang dengan wajah khawatir dan panik.
"Apa yang terjadi pada Zyo, Bar?" Tanya Otniel, Ayah Zyo
"Zyo baik-baik aja kan?" Panik Bunda Alya
"Zyo tertembak Om. Dan sekarang Zyo lagi ditangani dokter" Jelas Bima.
Alya hampir saja terjatuh kalau Otniel tidak menahannya. Ia tidak menyangka hal ini akan menimpa putranya
Lia menghampiri Olin, kemudian Olin langsung memeluk Lia dan menangis di pelukannya.
"Zyo akan baik-baik aja sayang, kamu jangan nangis lagi ya" Ujar Bunda Lia sambil mengelus punggung putrinya
"Zyo pasti akan baik-baik aja, nak. Kita tunggu saja kepastian dari dokter" ujar Ayah Otniel.
Baru saja mengatakan hal itu, dokter keluar dari ruang UGD.
"Keluarga saudara Benzyo?" Tanya dokter tersebut"Iya dok, bagaimana keadaan putra saya?" Tanya Bunda Alya
"Kami perlu mengoperasi pasien, karna peluru tersebut menancap lumayan dalam. Karna itu kami meminta persetujuan dari keluarga" Jelas dokter tersebut
"Lakukan yang terbaik dok" Ujar Ayah Otniel
"Baiklah, mari kita urus administrasi nya pak" ujar suster yang keluar bersama dengan dokter tadi. Kemudian mereka pergi menuju kasir.
"Olin, kamu pulang dulu nak. Bersihkan diri, istirahat ya. Kamu pasti capek" Ujar Bunda Alya
"Olin mau nunggu Zyo sampe Zyo sadar Bun" Ujar Olin
"Besok kamu sekolah Lin, lebih baik kamu pulang kerumah dan beristirahat. Lagian ini sudah malam, besok kamu terlambat ke sekolah bagaimana?" Ujar sang ayah membujuk Olin.
"Iya sayang, kamu pulang ya. Besok pulang sekolah ke sini lagi jengukin Zyo" Bujuk Alya juga
"Yaudah, Olin pamit pulang dulu ya Bun, Yah, Om, Tan" Pamit Olin
"Iya hati-hati ya"
***
Sesampainya di rumah, Olin langsung membersihkan diri lalu merebahkan dirinya di kasur kamarnya. Ia menatap langit-langit kamar.
"Kalo gak nyelametin aku, pasti Zyo gak bakal masuk rumah sakit. Pasti Zyo bakal baik-baik aja, kita pasti lagi main bareng. Kehadiranku cuma jadi malapetaka aja bagi Zyo. Kak, maafin aku ya. Aku pembawa sial di kehidupan kakak" Tanpa sadar Olin menangis.
Ia merindukan Zyo, Zyo yang receh, ceria, dan perhatian padanya. Tanpa sadar Olin tertidur setelahnya.
***
Keesokan harinya setelah pulang sekolah, Olin langsung pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Zyo. Sesampainya Olin di ruangan Zyo, Olin tidak menemukan Zyo ataupun keluarganya. Saat Olin menanyakan tentang Zyo pihak rumah sakit mengatakan bahwa Zyo telah di bawa oleh keluarganya entah kemana. Panik mendengar hal tersebut Olin menghubungi Bima dan Bara untuk menanyakan apakah mereka mendapatkan kabar Zyo atau tidak. Namun hasilnya nihil, mereka tidak ada yang tau kemana Zyo. Bahkan saat mereka mencoba untuk menghubungi orang tua Zyo juga tidak di angkat.

KAMU SEDANG MEMBACA
RUN AWAY
أدب الهواةBenzyo Zhyka Bagaskara dan Vyolin Valerie Aditama bertemu karena ketidaksengajaan yang menyebabkan mereka berdua terjalin suatu hubungan yang memiliki banyak rintangan yang harus dihadapi. Apakah mereka akan berakhir bahagia? Start : December 4th 20...