One day with you

7 4 0
                                    

Di pagi Minggu kebanyakan mahasiswa dan mahasiswa masih berada di kasur mereka yang empuk, memanfaatkan waktu libur mereka tanpa kelas. Keadaan tersebut juga di manfaatkan oleh Olin dan Bara dengan tidur dengan puas, orang tua mereka tidak pernah merasakan keberatan dengan hal itu, mereka tahu bahwa anak-anaknya sudah belajar dengan keras.


~feel like Cinderella naega byeonhae~

Olin yang sedang tertidur pulas terganggu oleh suara teleponnya yang berdering menandakan ada seseorang yang menelponnya.

"Halo" Olin benar-benar masih mengantuk, bahkan saat dia mengangkat teleponnya dia berfikir bahwa itu adalah telepon biasa bukan video call.

"Eh ada yang baru bangun tuh"

Olin merasa tidak asing dengan suaranya, ah itu Angkasa.

"Kok lu tau sa?" Dengan mata yang masih tertutup.

"Itu yang matanya masih tertutup siapa?"

Olin yang terkejut langsung membuka matanya mendengar candaan Angkasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Olin yang terkejut langsung membuka matanya mendengar candaan Angkasa. Dalam waktu yang singkat Olin menutup teleponnya tanpa persetujuan Angkasa.

"Halo sa" Akhirnya Olin pun menelpon Angkasa kembali.

"Udah mandi nih?" Ejek Angkasa sambil tertawa.

"Cepet sebelum gua matiin sa"

"Santai sis, gua mau ngajak lu jalan-jalan ke mall"

"Boleh" Olin menerima tawaran Angkasa karena dia berfikir abangnya pasti akan tertidur sampai siang, orangtuanya juga sedang berpergian ke luar kota karena pekerjaan.

"Ok, I'm on my way babe"










"OLIN" Tak lama setelah Angkasa menutup telponnya, dia sampai dengan menaiki mobil kesayangannya.

"Cepet juga lu sa"

"Loh kak Bara mana?" Tanya Angkasa, biasanya saat Angkasa menjemput Olin pasti bertemu dengan Bara.

"Biasa masih tidur" Angkasa hanya menganggukkan kepalanya.

"Yok kita berangkat" Ajak Angkasa

"Kita mau ngapain di mall?"

"Eum.. Main Timezone yok"

"Ayok"

Angkasa dan Olin sudah sampai di mall. Seperti yang dikatakan Angkasa, mereka bermain Timezone.

Olin tertarik pada mesin capit boneka, ia menarik Angkasa menuju mesin capit setelah Angkasa menukar koin.

"Sa, gue mau boneka itu. Ambilin" ujar Olin sambil menunjuk sebuah boneka Teddy bear berwarna biru muda

"Boleh, sebentar gue ambil" Angkasa langsung menjalankan mesin dan dalam sekali tekan, dia mendapat boneka Teddy bear yang ditunjuk Olin

"Nah, nih udah gue dapet" ujar Angkasa sambil memberi boneka itu

"Wahh, makasih Sa. Lo baik bangett" ujar Olin antusias kemudian memeluk boneka itu.

"Yaudah yuk lanjut main" Kemudian Angkasa menarik tangan Olin menuju tempat bermain lainnya.


"Lin, lempar bola basket yuk. Hitung poin ya, yang menang di traktir yang kalah. Gimana?" Tawar Angkasa.

"Boleh, nantangin gue lo" Kemudian mereka langsung bermain.

Poin Olin: 88
Poin Angkasa: 94

"Hahaha, lo kalah Lin. Sebagai gantinya traktir gue" ujar Angkasa kesenangan

"Ck, yaudah lo mau makan apa?" Tanya Olin pasrah

"Eum, gue mau Mc Donald's and Starbucks" ujar Angkasa

"Okeh, ayo kesana"

Kemudian mereka langsung pergi keluar dari Timezone dan makan siang.

"Olin nanti mampir ke toko alat musik dulu ya, mau cuci mata bentar"

"Ya elah sa cuci mata kok di toko musik? Lihat yang bening-bening lah" Canda Olin, memang Angkasa tidak pernah tertarik dengan perempuan-perempuan cantik yang ada di kampus, padahal dia selalu di dekati oleh banyak sekali perempuan-perempuan cantik.

"Orang yang cantik udh di depan gua ngapain nyari lagi"

"Gua serius sa"

"Iya sayang"

"Sekali lagi lu ngomong sayang gua lempar lu"

Dan itu lah sedikit pembicaraan antara Olin dan Angkasa. Angkasa sering memberikan kode bahwa dia menyukai Olin, namun Olin tidak menyadarinya dan menganggap itu hanya candaan.

Saat di toko musik Olin sedang melihat beberapa alat musik dan tak sengaja melihat gitar yang sama persis dengan milik Zyo. Olin hanya dia melihat hal tersebut, dia merindukan Zyo namun tidak tau dimana dia berada.

"Olin"

Saat Olin menoleh ke arah Angkasa, Angkasa sedang memainkan ukulele sambil menyanyikan lagu that feeling when.

Saat Olin menoleh ke arah Angkasa, Angkasa sedang memainkan ukulele sambil menyanyikan lagu that feeling when

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"오묘한 색 빛 눈과 마주친 "puppy"
("Puppy" bertemu mata dengan warna misterius)

"포근한 느낌 (uh-huh), can't take my eyes off you, yeah"
(Perasaan nyaman (uh-huh), tidak bisa mengalihkan pandangan darimu, ya)

"설렘" is my quote"
("Kegembiraan" adalah kutipanku)

"어떤 표현도 설명할 수 없어 이 느낌"
(Tidak ada ekspresi yang bisa menjelaskan perasaan ini)



Olin langsung merasa deja vu dengan semuanya, dia benar-benar merindukan Zyo.

"Loh Lin kok malah bengong, hey"

"Eh gak papa cuman keiget sama kak Zyo" Ucapan Olin hanya di jawab dengan tepukan pundak oleh Angkasa. Angkasa tau perasaan yang Olin rasakan, namun di satu sisi dia juga telah jatuh cinta dengan Olin.

"Udah jangan sedih terus, nanti pasti bakalan ketemu kok" Angkasa mencoba untuk menyemangati Olin, padahal dirinya sendiri juga membutuhkan semangat untuk mengejar Olin.




























"Udah jangan sedih terus, nanti pasti bakalan ketemu kok" Angkasa mencoba untuk menyemangati Olin, padahal dirinya sendiri juga membutuhkan semangat untuk mengejar Olin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jake enhypen as Cendric Angkasa

RUN AWAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang