Hybe University

9 1 0
                                    

Satu tahun berlalu, mereka belum mengetahui keberadaan Zyo. Bahkan sekarang Olin sudah lulus SMA dan sudah menjadi seorang mahasiswi di Hybe University.

Disana, dia bersama dengan Shaka dan Zayna. Di kampusnya, dia bertemu dengan seorang pria tampan dan primadona kampus. Bernama, Cendric Angkasa, biasa dipanggil Angkasa.

Angkasa adalah orang yang friendly, dia dekat dengan Olin. Walau pada awal mereka berteman Olin selalu diam. Bisa ditebak bahwa Angkasa punya perasaan kepada Olin.

Olin terlihat mulai ceria, dia mulai bisa bangkit kembali walaupun dia masih memikirkan dimana Zyo. Angkasa pun sudah tau akan masa lalu Olin dan semua tentang Zyo, Olin selalu menceritakannya. Sebenarnya Angkasa cukup cemburu dengan Zyo, laki-laki yang sering Olin sebut, entah saat mereka sedang pergi ke mall, makan eskrim favorit Olin, dan pantai. Angkasa juga sering menemani Olin pergi ke psikiater tanpa sepengetahuan yang lainnya.
























"CENDRIC ANGKASA SINI LU" Teriak Olin mengejar Angkasa yang baru saja mengambil buku miliknya. Itu sudah menjadi pemandangan yang biasa bagi para warga di kampus, bahkan banyak juga yang mengira bahwa mereka berpacaran.

Tak lama setelah adegan kejar-kejaran tersebut terdengar suara hantaman yang cukup keras, rupanya Olin terjatuh saat sedang mengejar Angkasa. Angkasa yang menyadari Olin terjatuh langsung kembali berbalik arah membantu Olin.

"Gara-gara lu gua jatuh jadinya" Olin tidak mengalami cidera yang parah namun moodnya sudah berubah drastis karena kejadian sebelumnya.

"Eh maaf-maaf, gua cuman niat bercanda tadi. Jangan bad mood dong, gua traktir eskrim dah" Angkasa cukup panik mengetahui mood Olin yang sudah berubah drastis.

"Yang bener lu ya" Ancam Olin.

"Iya, apa yang enggak sih buat lu" Balas Angkasa yang membuat beberapa mahasiswi di sana menjerit dengan kata-kata manisnya.

"Kayaknya udah mulai move on tuh adek lu" Kali ini Bima lah yang berbicara dengan Bara setelah melihat adegan antara Olin dan Angkasa.

"Entah lah, cuman bagus lah. Setidaknya dia gak semurung dulu" Ucap Bara melihat adik kecilnya yang sudah mulai kembali ceria.

"Itu si Benzyo bener-bener gak ada kabar, bikin pusing aja tu bocah"

"Nanti kalo gua udh ketemu sama si Zyo bakalan gua omelin udah bikin adek gua nangis terus" Omel Bara.

"Eh bang, udah siap kelasnya bang?" Tanya Olin melihat Bara di alula kampus.

"Udah, tapi ni satu bocah nyusahin minta bantuan tugas" Ucap Bara sambil merangkul Bima atau bisa di bilang mencekiknya.

"Kalo gitu gua duluan ya bang, duluan ya kak siap-siap di hajar lu kak" Canda Olin kepada Bima.

"Elu mau ke mana Olin cantik?" Bima sengaja menggoda Olin untuk melihat reaksi Bara. Tak lama setelah menggoda Olin, Bara mencekik Bima dengan lebih kuat.

"Mau malakin duit si Angkasa kak"

"Eh gua nitip cemilan ya dek"

"AMPUN WOI, LEPAS DULU INI BARA AZKA ADITAMA" Setelah terdengar suara jeritan Bima, Bara langsung melepasnya.

"Wah gila lu, mau gua mati lu?"

"Iya biar bisa makan nasi kotak sekaligus beban gua berkurang"

"SIALAN LU BARA"



RUN AWAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang