Can I Be Him?

30 3 0
                                        


"Yaudah bang, gue kek kelas dulu ya, bentar lagi bel" Ujar Olin pamit pada Bara.

"Lha, cepet bet dek, bel masih ada 15 menit lagi dah padahal" sahut Bara dan diangguki oleh Zayna dan Shaka.

"Terus gue sama temen gue ngapain disini? Ngeliatin lo ngerjain tugas OSIS lo ini?" Tanya Olin.

"Yaudah serah lo deh" pasrah Bara lalu adiknya itu berdiri dari duduknya.

Melihat itu Bara menghentikan tugasnya lalu menatap adiknya yang akan beranjak. Karena jarak mereka yang tidak terlalu jauh membuat Bara mengelus kepala adiknya lembut.

"Rajin belajar, dengerin apa kata guru lo, dan tingkatin prestasi lo. Kejar lagi pelajaran" Ujar Bara lalu menghentikan kegiatan nya mengelus kepala adik kecilnya yang sangat dia sayangi.

Olin mengangguk lalu beranjak dan berpamitan pada Bara dan Zyo. "Yaudah bang, gue duluan ke kelas ya" pamit Olin lalu berjalan ingin keluar kantin diikuti oleh Zayna dan Shaka. Tapi langkahnya terhenti kemudian menatap Zyo, sahabat kakakknya laku menghampiri nya dan berdiri tak jauh dari Zyo. "Duluan ya kak" pamitnya dan hanya dijawab deheman oleh pria itu.

Melihat hal itu, Olin menyesal pamit pada pria itu. Kemudian ia menghentakkan kakinya dan menarik kedua sahabatnya dari kantin menuju kelas.

                              o0o

"Adek lo murid pindahan?" Tanya Zyo kemudian meletakkan ponselnya di meja kantin. Bersamaan dengan itu, Bara juga mematikan laptop nya.

Bara mengangguk lalu menyimpan laptop nya di tas laptop yang ia bawa.

"Dari sekolah mana?" Tanyanya lagi.

"Dari Surabaya. Bokap dulu pindah tugas kesana 2 tahun, terus Olin ikut dan gue gak ikut karena sekolah disini. Karena tugas bokap di Surabaya selesai, jadi mereka kesini lagi sekalian bokap naik pangkat" Jelas Bara yang kemudian diangguki oleh Zyo.

"Emang kenapa lo nanya gitu? Suka lo sama adek gue?" Tanya Bara dengan senyum jahilnya. Mendengar itu Zyo menatapnya dingin lalu pergi meninggalkan kantin. Melihat itu Bara membawa barang miliknya kemudian mengikuti Zyo yang ingin kembali ke kelas.

Di perjalanan mereka berjumpa dengan Bima. "Lo berdua dari mana sih anjir, gue nyariin kemana mana." Kesal Bima karena dia sudah lelah mencari kedua sahabatnya.

"Lo ninggalin kita di kantin. Lupa lo?" Ujar Bara yang juga kesal pada Bima karena meninggalkan mereka berdua. Kalau tidak ada adiknya mungkin mereka berdua sudah dianggap gay oleh anak sekolahnya.

"Gausah banyak bacot, cepet kekelas. Bentar lagi bel" ujar Zyo kemudian mereka mengikuti bos mereka tersebut dari belakang.

"Bos tadi gue di telpon si Leo dia ngajak balapan. Lo terima?" Tanya Bima. Jangan lupakan kalau Zyo adalah bos dari geng motor ZEVORA.

"Gue buat geng motor ini bukan untuk nambah musuh, tapi ini untuk berkumpulnya kita. Biarpun lo gak mau nambah musuh tapi musuh lo bakalan bertambah karena musuh dari perusahaan bokap gue." Jelas Zyo yang membuat Bima terdiam.

"Jadi kita tolak gitu?" Tanya Bara mewakilkan Bima.

"Orang kayak gitu gan usah digubris. Kurang kerjaan emang" Tanpa terasa ternyata mereka sudah sampai di kelas.

Zyo menuju bangkunya yang terletak di pojok belakang. Kemudian ia mengingat hal yang ia lihat saat ingin menuju ruang guru.

                                ***

Zyo menuju ruang guru karena wali kelasnya menyuruhnya. Ia melewati kelas Olin dan melihat gadis itu berhambu ke pelukan Shaka. Ia menatap gadis itu, ada sedikit perasaan tidak enak muncul dihatinya melihat gadis itu memeluk pria dihadapannya dan pria itu mengelus lembut kepala gadis itu. Ia melihat gadis itu sedikit mirip dengan sahabatnya dan ia menduga bahwa gadis itu adalah adik dari Bara. Dan ternyata dugaannya benar adanya. Gadis itu adalah adik dari sahabatnya, yaitu Bara. Ia merasa cemburu padahal ia baru melihat gadis itu. Apakah aku bisa menjadi dirinya? Can I Be Him? Batin Zyo.

"Boss" panggil Bima dengan sedikit berteriak karna bosnya itu melamun.

Tidak biasa bosnya itu seperti ini, pikir Bima dan Bara.

Baru saja Bima ingin bertanya pada Zyo tapi ia harus menelan pertanyaannya karena guru mapelnya sudah masuk kelas membuat Zyo bersyukur. Tidak untuk anak kelasnya yang langsung mendesah padahal tadi mereka sudah berdoa agar gurunya itu tidak datang. Tapi sudah pasti kalau guru matematika ada hujan, ada badai, dan ada petir sekalipun ia akan tetap datang. Dan menjelaskan selama 3 jam yang membuat muridnya mengantuk.

                               ***

Saat jam pulang telah tiba semua murid berhamburan keluar dari kelas mereka. Kecuali Zyo yang masih di depan kelas les tambahan Olin. Entah apa yang membuatnya ingin melihat Olin, dia berfikir mungkin dia sudah gila.

"Lu ngapain di sini bos?" ucap Bara yang membuat Zyo langsung membuat ekspresi seolah tidak terjadi apa-apa.

"Gpp cuman ada kerjaan tadi di kelas terus lewat sini" ucap Zyo mengelak.

"Yakin lu? Gua lihat kayaknya lu merhatiin adek gua dari tadi"

Bara yang seolah tidak percaya dengan perkataan Zyo. Bara memerhatikan di mana arah Zyo melihat dan bingo, ternyata Zyo sedang melihat ke arah Olin.

"Ngapain gua merhatiin Olin? Orang gua nunggu Shaka" lagi-lagi Zyo mengelak apa yang di katakan oleh Bara.

"Emangnya lu ada urusan apa sama Shaka?" tanya Bara karena setau Bara  Zyo tidak pernah mencari Shaka.

"Ada lah. Oh iya lu sendiri ngapain disini?" Zyo langsung mengubah topik pembicaraan karena dia sudah mulai kehabisan kata-kata untuk mengelak.

"Ya jemput adek gua lah, ngapain lagi emang. Dan elu jangan ngalihkan topik pembicaraan, gua tau lu lagi ganti topik ini" perkataan Bara yang langsung membuat Zyo terdiam karena tidak bisa mengelak.








































"Loh bang udah datang bang, maap tadi ada tugas tambahan dari les bang" ucap Olin yang membuat Zyo langsung lega karena tidak usah menjawab pertanyaan dari Bara.

"Iya gpp. Tapi lu lihat tuh ada yang merhatiin lu dari tadi" Bara menunjuk ke arah Zyo.

"Kagak dah, gua kan nunggu si Shaka" Zyo langsung mencari pembelaan.

Dan orang yang namanya di sebut tadi pun muncul.

"Lah napa nyari gua bang?" Shaka yang bingung karena setaunya dia tidak pernah berurusan dengan sang ketua OSIS.

"Sini lu ada yang perlu gua bicarain. Gua duluan ya" Zyo langsung menarik tangan Shaka yang tidak tau apa-apa dan melarikan diri ke parkiran sekolah.

"Udah jangan di pikirin lagi, si Zyo memang dari tadi merhatiin lu dari luar cuman dia gengsi aja bilang iya" ucap Bara kepada adiknya yang terlihat kebingungan.




















Sedangkan itu di parkiran sekolah sudah terdapat Zyo dan Shaka.

"Lu napa dah bang narik gua, gua kan gak ada urusan sama lu" Shaka yang kebingungan dan juga kesal karena tidak dapat pulang dengan sepupunya.

"Ya elah gua udah gak tau mau ngelak apa lagi ke Bara" Zyo yang sadar dia telah mengatakan hal yang salah langsung terdiam.

"Ngelak apa bang?" Shaka sebenarnya sudah tau bahwa Zyo memerhatikan Olin dari luar kelas tetapi dia pura-pura tidak tahu.

"Lupain aja yang tadi, anggap tadi gua lagi ngigau. Dah yok pulang" ucap Zyo dengan panik.

RUN AWAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang