Disaster

14 2 0
                                    

Hari ini Olin melakukan aktivitasnya seperti biasa, namun ada yang berbeda kali ini. Bara, saudara laki-lakinya sedang terserang demam dan tidak bisa hadir di kampus. Entah mengapa juga Olin merasa tak nyaman untuk hari ini, padahal bisanya juga saat dia berangkat sendiri dia tetap merasa biasa saja.

"Sa, lu di mana sih? Kok belum nyampe?"

"Sabar dong tuan putri, ini lagi di jalan"

"Ya udah gua tunggu di depan"

"Ok babe"

Setelah menelfon Angkasa, Olin langsung menuju ke halaman depan rumahnya untuk menunggu Angkasa. Sebenarnya Angkasa juga cukup bingung dengan permintaan Olin, karena biasanya Olin selalu berangkat sendiri atau jika kebetulan dia akan berangkat bersama abangnya.

Tin

Tin

Terdengar suara klakson mobil dari Angkasa.

"Akhirnya sampe juga lu sa" Ucap Olin yang baru masuk ke dalam mobil Angkasa.

"Ya lu juga tumben-tumbennya nyuruh gua jemput, biasanya juga sama kak Bara atau kak Bima"

"Lagi males aja" Elak Olin, walaupun dia merasa ada yang akan terjadi.

Sesaat keadaan mobil Angkasa pun menjadi hening tanpa suara, Angkasa cukup khawatir. Biasanya Olin akan memarahinya jika dia memakai kemeja yang sedikit terbuka, namun kali ini tidak. Juga gerak-gerik dari Olin berbeda dari biasanya.

"Lin lu ga papa? Ada yang menggangu?"

"Oh enggak kok" Hanya itu yang Olin katakan.

"Kalo ada hal yang mengganjal di pikiran lu omongin aja Lin" Tawar Angkasa melihat Olin yang sepertinya sangat khawatir akan sesuatu.

"Gak ada kok Sa, by the way thanks tumpangannya ya Sa gua duluan" Pamit Olin seusai sampai di kampus.

Dengan langkah yang cukup tergesa-gesa, seorang wanita sedang mengikuti Olin atau lebih tepatnya menguntit Olin. Anehnya tak ada yang menyadari bahwa Olin di ikuti seseorang kecuali dirinya sendiri. Walau sudah berada di kelas, Olin tetap merasa ada yang memperhatikannya. Olin sudah mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan namun tak ada satupun yang terlihat mencurigakan atau mengganggunya.


Tidak terasa, waktu untuk pulang pun tiba. Banyak mahasiswa juga mahasiswi yang memutuskan untuk pulang, sayangnya Olin tidak dapat langsung pulang karena terdapat tugas tambahan yang membuatnya harus pergi ke perpustakaan terlebih dahulu. Angkasa tetap menunggunya walaupun sudah di tolak oleh Olin, Angkasa tetap kukuh padah pendiriannya untuk menunggu Olin.

Entah mengapa suasana di perpustakaan semakin dingin, Olin dapat merasakan perubahan udara yang derastis di ruangan itu. Perasaannya akan seseorang yang menguntitnya semakin kuat. Ingin rasanya Olin menangis sekarang. Tidak ada satupun orang di perpustakaan, padahal seharusnya terdapat beberapa teman sekelas Olin yang juga berada di sana karena tugas yang di berikan oleh dosen.


"Akhirnya ketemu juga" Ucap Olin lega karena menemukan buku yang dia cari.

Setelah mendapat buku yang dia cari, Olin segera keluar dari perpustakaan yang entah mengapa auranya semakin tidak menyamankan Olin. Sudah hampir dekat dengan pintu perpustakaan, tiba-tiba Olin di bekap oleh seseorang. Olin mencoba untuk memberikan perlawanan terhadap orang tersebut. Olin berhasil dari bekapan orang tersebut namun tak lama kemudian terdapat orang lain yang dengan segera kembali membekapnya. Olin kembali memberikan perlawanan juga beberapa kali mencoba untuk menjerit, namun kekuatannya kalah dengan orang-orang tersebut.






"Ini Olin di mana sih, katanya udah ketemu bukunya kok malah belum nyamperin" Saat ini Angkasa mulai cemas, Olin sempat mengatakan bahwa dia sudah menemukan buku yang dia cari dan akan segera pergi ke parkiran, namun sudah 30 menit Olin belum kembali memberikan Angkasa kabar. Akhirnya karena perasaan tidak tenang yang terus melanda, Angkasa memutuskan untuk mengecek ke dalam kampus. Hasilnya nihil, tidak ada seorang pun yang melihat Olin maupun menemukan Olin. Bima juga sudah turun tangan tapi hasilnya sama saja, mereka tidak menemukan keberadaan Olin sama sekali. Mereka sengaja tidak mengatakan kabar akan kehilangan Olin kepada Bara karena takut Bara akan langsung turun tangan di saat dia sedang sakit.


"Kalo gini udah harus bilang ke Bara ini" Sudah berjam-jam Bima dan Angkasa menyisir area kampus, bertanya kepada orang-orang, bahkan menanyakan keberadaan Olin kepada satpam di sana, tidak ada yang melihat Olin keluar maupun masuk ke ruangan lain kecuali perpustakaan.


"Ada apa ini? Kenapa kalian belum pulang" Tanya Benzyo melihat keberadaan Bima dan Angkasa padahal waktu pulang sudah lama terlewati.

"Ini sir Benzyo, kami sedang mencari Vyolin sir. Tadi terakhir Olin menghubungi saya bilang kalo dia ada di perpustakaan sudah mau keluar, tapi sampai sekarang belum ketemu sir" Jelas Angkasa membuat Benzyo juga merasa ada yang janggal. Dia tau bahwa Olin orangnya cukup tepat waktu, jika dia mengatakan akan selesai maka tak lama dia akan muncul.

"Kalian sudah mencoba untuk menghubungi Vyolin atau menanyakan yang lainnya?" Pertanyaan kembali di lemparkan dari Benzyo.

"Udah sir tapi gak ada yang lihat Olin, semua bilang terakhir lihat Olin ada di perpustakaan" Jelas Bima. Di dalam hatinya dia merasa dosennya mirip dengan Benzyo, sahabatnya. Namun hal tersebut dia tepis mengingat 'adik perempuannya' hilang tanpa kabar.

"Tadi kami juga pergi ke perpustakaan sir, tapi Olin tetap gak ada di manapun" Tambah Angkasa.

"Sepertinya dia dalam masalah" Gumam Benzyo.

RUN AWAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang