"Bang, Lo tau yang di garasi itu mobil siapa?" Arka bertanya kepada Azka yang sedang bermain ponsel di ruang tamu.
"Mungkin papi yang baru beli." jawabnya asal.
Arka menggeleng tidak percaya. Pasalnya yang ia lihat di garasi adalah mobil Lamborghini keluaran terbaru, dan pastinya memiliki nilai harga yang fantastis. Keluarga Gerzio memang masuk dalam jejeran keluarga konglomerat, namun Aeron tidak mungkin mau menghambur hamburkan uang hanya untuk membeli mobil seperti itu.
"Gak mungkin. Itu mobil pasti harganya miliaran bang, mana mungkin papi mau ngeluarin uang sebanyak itu."
Azka mengernyitkan dahinya. Ia sebenarnya belum tau mobil seperti apa yang Arka bicarakan, pasalnya sedari pagi ia belum keluar rumah sama sekali. Azka segera berdiri dan berjalan keluar menuju garasi. Dan benar saja ia melihat sebuah mobil mewah dan pastinya memiliki harga yang sangat fantastis terparkir rapih di garasi.
"Bener kan kata gue? Gak mungkin papi beli mobil dengan harga miliaran," ucap Arka.
Azka terdiam sesaat. "Mungkin mami yang baru beli."
"Ck, gak mungkin. Mami udah punya tiga mobil. Lagian juga mami minta uangnya ke papi." ucap Arka sambil mengamati mobil yang ada di depannya.
"Pak, ini mobil siapa?" tanya Azka kepada pak Bambang_sopir pribadi keluarga Gerzio yang baru saja menghampiri mereka.
"Kalau itu bapak kurang tau den, soalnya mobil ini di antar sama orang-orang yang pakek jas item semalem, waktu bapak tanya, mereka langsung pergi gitu aja." jawab pak Bambang.
"Mami sama papi belum pulang?" tanya Arka.
Azka menggelengkan kepalanya, sejak kemarin Aeron dan Laras memang belum pulang. Mungkin karena sangat sibuk, mengingat Laras dan Aeron sangatlah gila kerja. "Kalau mami sama papi udah pulang baru tanyain ini mobil siapa."
"Walaupun mustahil papi yang beli nih mobil, tapi gak menutup kemungkinan kalau ternyata yang beli mobil ini papi," ucap Arka. "Siapa tau mobil ini buat gue, atau buat Lo." Arka tersenyum merekah.
Suara ketukan sepatu yang beradu dengan lantai mengalihkan atensi mereka.
Arka langsung memutar bola matanya malas saat melihat orang itu adalah Azzalea."Non mau pergi? Bentar ya bapak siapin mobil dulu." ucap pak Bambang.
"Jangan pak, saya naik mobil sendiri." cegah Azzalea.
"Kaya bisa naik mobil aja Lo." Arka menyahut dengan sinis.
Azzalea hanya menatap Arka tanpa ekspresi. "Sorry, are you talking to me?"
"Lo-!" Arka tidak meneruskan ucapannya saat Azka menatapnya dengan tajam.
Tanpa memperdulikan Arka, Azzalea langsung masuk ke mobil yang kemarin ia beli. "Gue tadi nggak sengaja mendengar pembicaraan kalian. Dan sekarang kalian udah tau jawabannya? Mobil ini punya gue." Azzalea menyembulkan kepalanya dari kaca mobil, setelah itu ia langsung mengendarai mobilnya meninggalkan kediaman Gerzio.
"S-sejak kapan dia bisa naik mobil?" ucap Arka dengan terkejut.
_____.o0o._____
Langkah kaki Azzalea memasuki sebuah mall besar yang ada di kota ini. Ia menatap penuh binar ke arah sebuah toko perhiasan. Bukan, bukan ke tokonya melainkan ke sebuah anting permata berwarna biru safir, yang terpajang di lemari kaca toko itu.
"Berapa harga satu pasang anting itu?" Azzalea bertanya kepada salah satu penjaga toko.
Bukannya menjawab, penjaga toko itu malah meneliti penampilan Azzalea dari atas sampai bawah. "Memangnya kamu mampu membelinya?" penjaga toko itu malah bertanya balik dengan nada sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Maudy [Hiatus]
Fiksi UmumQuenzha Maudy Raveena perempuan berusia sekitar 25 tahun. Perempuan cantik, cerdas, dan mandiri. Maudy adalah perempuan sukses dengan karirnya yang cemerlang di usia muda, tidak hanya itu Maudy juga pemilik sekaligus CEO di perusahaan yang sangat be...