Azzalea mengobrak-abrik semua isi kamarnya. Kali ini ia harus memastikan sesuatu. Mengenai mimpi itu, ia merasa ada sesuatu yang janggal.Gadis itu mengernyitkan dahinya saat melihat sebuah kotak berwarna coklat tua yang ada di bawah tempat tidur. Ia langsung mengambil kotak itu kemudian membawanya ke atas kasur.
"Kotak apa ini?" gumamnya. Ia langsung membuka kotak berwarna coklat tua tersebut.
Dan ternyata di dalam kotak hanya berisi sebuah flashdisk dan beberapa foto keluarga Gerzio.
Azzalea mengamati foto itu.
Di foto itu ada dua anak laki-laki dan satu anak perempuan yang berada di tengah-tengah, mungkin usia mereka sekitar enam tahun-an. Ia tebak pasti anak perempuan yang ada di tengah-tengah adalah Azzalea asli di masa kecil. Dan di samping kanan mereka ada Aeron dan di samping kiri ada Laras. Tidak ada senyum palsu, dan juga tidak ada senyum yang di paksakan. Senyuman dan tawa mereka di foto ini benar-benar tulus dan terlihat sangat bahagia.
Ia jadi bingung, di foto ini Laras terlihat sangat menyayangi Azzalea, berbanding terbalik dengan sekarang. Lalu karena masalah apa hingga membuat Laras terlihat sangat membenci Azzalea?
Ia kembali mengamati foto itu, dapat ia lihat Laras dan Azzalea sama-sama memiliki lesung pipi.
Tunggu...
Setahunya Laras sama sekali tidak mempunyai lesung pipi, tetapi di foto itu Laras mempunyai lesung pipi di kedua pipinya.
Ia pasti akan mencari tahu nanti.
Kemudian ia mengambil sebuah flashdisk yang menarik perhatiannya. Tapi saat melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi ia segera memasukkan kembali ke dalam kotak dan menaruhnya ke tempat semula.
Azzalea harus mandi dan segera bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.
_____.o0o._____
Gerbang yang menjulang tinggi di buka lebar ketika mobil Azzalea memasuki kawasan IHS. Ia segera memarkirkan kendaraannya ke parkiran khusus mobil.
Azzalea bernafas lega saat melihat sekitar yang masih sepi. Karena masih menunjukkan sekitar jam 6 pagi jadi wajar saja sekolah masih sangat sepi.
Azzalea berjalan menyusuri koridor, kemudian ia masuk ke dalam lift untuk mengantarkannya ke kelasnya yang berada di lantai tiga.
Ting
Pintu lift terbuka, Azzalea segera berjalan masuk ke kelas dan menaruh tas nya. Karena ia berencana untuk langsung ke ruang OSIS.
"Le?!"
"Ah Vivian," ucapnya saat melihat Vivian yang berjalan masuk ke kelas sambil menggendong tas ransel berwarna abu-abu. "Kenapa? Tumben Lo berangkat pagi?"
"Sekarang kan hari Senin, jadi gue sengaja berangkat pagi." jawab Vivian sambil menaruh tas nya di bangku.
Azzalea hanya mengangguk, kemudian berjalan menuju keluar kelas.
"Lo mau ke ruang OSIS?" tanya Vivian.
"Iya."
"Tungguin gue, kita bareng ke sana." ucap Vivian sambil memakai jas almamater, kemudian berjalan menyeimbangi langkah Azzalea.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Maudy [Hiatus]
General FictionQuenzha Maudy Raveena perempuan berusia sekitar 25 tahun. Perempuan cantik, cerdas, dan mandiri. Maudy adalah perempuan sukses dengan karirnya yang cemerlang di usia muda, tidak hanya itu Maudy juga pemilik sekaligus CEO di perusahaan yang sangat be...