Langkah kaki Azzalea berhenti tepat di ujung undakan tangga. Ia menajamkan indra pendengarannya ketika mendengar suara berisik dari arah dapur. Karena penasaran, ia memilih untuk menghampirinya.
"Dasar kalian pembantu rendahan! Bisa gak sih kalian kerjain pekerjaan kalian dengan becus!" Hardik Salsa kepada para pembantu yang masih terdiam.
Prang
Salsa melempar piring berisi lauk nya ke lantai. "Masak aja gak becus! Tolol banget sih kalian! Aku itu mau dimasakin seafood sama ayam goreng, bukan nasi goreng!"
"Maaf non, kami benar-benar tidak tau, kalau begitu kami akan masakin non lagi," ucap salah satu pembantu dengan menunduk.
"Kelamaan!" Salsa kemudian meraih semangkuk sup panas kemudian menyiramkannya ke tubuh pembantu itu.
Byur
Prang
"Akhh!"
"Rasain!" Salsa tersenyum puas.
Bugh
"Akhh!" Teriak Salsa ketika merasakan tengkuknya di pukul dari belakang oleh seseorang.
"Dasar gak tau diri." Azzalea menatap tajam Salsa yang masih meringis kesakitan. Kemudian ia beralih ke mbak Mila, pembantu yang Salsa siram pakai sup panas tadi. "Bi Siti, cepat obati mbak Mila sebelum lukanya semakin parah." Ucapnya kepada Bi Siti.
Bi Siti mengangguk, kemudian segera menuntun mbak Mila untuk berdiri.
"Lain kali, kalau cewek gak tau diri ini berbuat seenaknya lagi, kalian lawan dia, jangan takut, karena dia bukan siapa-siapa di sini." Ucapnya sebelum bi Siti dan mbak Mila berlalu pergi.
Kemudian tatapannya semakin menghunus tajam. "Perbuatan lo udah keterlaluan. Harusnya lo sadar diri, lo bukan siapa-siapa di rumah ini."
Salsa menggeram rendah. "Gue sekarang udah jadi bagian di keluarga ini. Lo gak berhak ngatur gue karena di sini gue juga punya kuasa."
Sebelah alisnya terangkat ketika mendengar kosa kata Salsa yang berubah, udah bisa bahasa gaul juga, heh?
"Halu lo terlalu ketinggian bitch." Azzalea semakin maju mendekat membuat Salsa memundurkan langkahnya. "Seharusnya lo dan wanita benalu itu gak berada di sini."
Azzalea mencengkeram dagu Salsa, sedangkan Salsa sendiri entah kenapa tidak bisa berkutik sama sekali. "Lo tau tempat yang seharusnya buat lo kan? Pinggir jalan? Ah bukan. Kalau lo berada di pinggiran jalan, takutnya mata para pengemudi kendaraan menjadi sakit kalau melihat sampah busuk seperti lo."
"Lepas!" Salsa menepis tangan Azzalea dengan kasar.
Azzalea melirik kompor yang masih menyala tepat di belakang Salsa. Dengan gesit gadis itu langsung meraih kedua tangan Salsa kemudian menempelkannya ke atas kompor itu, mengabaikan teriakan kesakitan dari Salsa.
"AKHH! PANAS, SAKIT! LEPAS AZZALEA ANJING!" Salsa terus meronta namun tekanan Azzalea yang di berikan padanya lebih besar, di tambah pergerakan kakinya juga di kunci oleh Azzalea.
Sedangkan Azzalea tersenyum miring. "Itu sebagai balasan, karena tangan lo udah lancang melukai mbak Mila." Ucapnya kemudian menghempaskan tubuh Salsa ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Maudy [Hiatus]
General FictionQuenzha Maudy Raveena perempuan berusia sekitar 25 tahun. Perempuan cantik, cerdas, dan mandiri. Maudy adalah perempuan sukses dengan karirnya yang cemerlang di usia muda, tidak hanya itu Maudy juga pemilik sekaligus CEO di perusahaan yang sangat be...