7. Regret

7.2K 378 10
                                    

!Ada bagian part yang menguras emosi!

Biasakan vote sebelum membaca!

____________________________

Plak!

Dalam sekejap, udara seakan membeku. Detak jantungnya yang tadinya berdetak normal kian semakin cepat, dan detik berikutnya Azzalea merasakan pipi kirinya seperti terbakar, seolah disambar letupan api yang tidak terlihat. Jeritan yang tertahan di tenggorokan gadis itu seketika lenyap, berganti dengan kesunyian yang memekakkan telinga.

Azzalea masih mencerna kejadian yang baru saja terjadi, ia yang baru saja masuk langsung di buat linglung saat mendapati sebuah tamparan keras yang mendarat di pipi mulusnya.

"DASAR JALANG RENDAHAN!"

Deg

Perasaan apa ini? Kenapa dadanya Tiba-tiba menjadi sesak. Ia menatap nyalang wanita paruh baya yang baru saja menampar bahkan menghinanya.

"Anak menjijikkan! Kamu benar-benar anak yang menjijikkan! Dasar perempuan murahan!" hardik Laras.

Azzalea ingin sekali mengeluarkan sumpah serapah dari mulutnya, tetapi entah kenapa mulutnya seakan terkunci, ia sama sekali tidak bisa mengeluarkan satu kata pun dari mulutnya. Ia hanya berdiri layaknya patung, kenapa reaksi tubuhnya seperti ini?

Srakk

Brukk

Dugh

Rambutnya di tarik kemudian badannya di hempasakan hingga tubuhnya bertubrukan dengan kerasnya lantai dan kepalanya juga terbentur ujung meja kaca, ini benar benar menyakitkan.

"HENTIKAN LARAS!" Sebuah suara bariton menggema di dalam ruang tamu yang begitu luas, mampu membuat dua perempuan berbeda generasi itu menolehkan kepalanya dengan ekspresi yang berbeda.

Aeron dengan setelan jas yang masih melekat rapih di tubuhnya, menatap Laras dengan penuh amarah.  "Apa yang kamu lakukan?! Jangan keterlaluan Laras!"

"Mas?! Kamu belain jalang kecil itu?!"

Plak

Tamparan yang begitu keras Laras dapatkan dari tangan Aeron.

Sedangkan Aeron, ia mengepalkan tangannya, dia akui dia salah. Tidak seharusnya dia bermain tangan dengan istrinya. Tapi perkataan Laras saat ini benar-benar keterlaluan.

"Kamu nampar aku demi belain jalang rendahan itu?!" Laras menunjuk Azzalea dengan ekspresi jijik.

"Laras! Jaga ucapan kamu! Yang kamu sebut jalang adalah anak kita. Tidak seharusnya kamu berbicara seperti itu."

"DIA ITU JALANG MAS! DIA AIB KELUARGA GERZIO!" teriak Laras dengan menggebu-gebu. "Kamu gak percaya? Kalau pekerjaan dia bukan jalang, mana mungkin anak itu mampu membeli mobil dengan harga miliaran?!"

"Tuduhan anda sangat tidak berdasar nyonya Laras." Azzalea menatap wanita paruh baya itu tanpa ekspresi. "Di sini saya jadi ragu, siapa yang sebenarnya jalang? Saya atau... Anda?"

Laras mengepalkan tangannya.

"Azzalea! Laras ibu kamu. Jaga sopan santun kamu!" Aeron menatap Azzalea dengan tajam.

She is Maudy [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang