Happy Reading.
Jangan lupa vote sebelum membaca cintahh💋_____.o0o._____
"Totalnya 450.000 kak."
Azzalea segera membuka dompetnya dan memberikan uang tunai kepada kasir tersebut.
"Uang nya pas ya kak," ucap kasir itu dengan ramah sambil menyerahkan plastik berisi belanjaan Azzalea. "Di sini sedang ada diskon minyak loh kak, siapa tau kakak nya mau," lanjutnya.
Azzalea mengambil belanjaannya sambari memasang senyum paksa. "Gak, makasih." ucapnya kemudian berlalu keluar dari minimarket tersebut.
Azzalea tidak langsung pulang, ia memutuskan untuk duduk di bangku depan minimarket sambil meminum minuman yang tadi ia beli, tidak lupa ia menaruh belanjaannya di atas meja didepannya.
Angin malam yang begitu dingin menerpa kulitnya, namun Azzalea masih enggan untuk beranjak. Padahal ini sudah mulai larut malam, namun ia tidak peduli, toh besok sekolah masih libur beberapa hari setelah di adakan kamp kemarin, jadi besok tidak ada kata terlambat sekolah karena alasan bangun kesiangan.
Ia memilih memperhatikan jalanan yang masih begitu ramai oleh lalu-lalang kendaraan mobil ataupun sepeda motor.
Kepalanya menengadah ke atas langit yang gelap karena tidak ada satupun bintang yang terlihat."Kasian jomblo, makanya sendirian."
Azzalea langsung mengalihkan perhatiannya ke arah pemuda yang sekarang duduk di depannya. "Dasar gak sadar diri."
Edgar terkekeh kecil. "Gue sadar diri makanya gue ngomong kaya gitu."
"Ngapain Lo di sini?" Azzalea melirik Edgar yang sepertinya sedang mengambil sesuatu dari kantor kresek yang dia bawa.
"Emang gak boleh ya? Ini kan tempat umum." jawabannya sambil meminum kaleng soda.
Azzalea memilih tidak merespon. Ia hendak mengambil kantong belanjaan nya dan beranjak pergi, namun Edgar mengambilnya terlebih dahulu.
"Eits, Lo mau kemana?" ucapnya sambil mengalihkan belanjaan Azzalea.
"Pulang lah, emang mau kemana lagi? Sini," ucap Azzalea segera mengambil alih belanjaannya dari tangan Edgar.
"Ya elah baru aja gue duduk, udah main pergi aja. Padahal niat gue mau nemenin Lo," ucap Edgar.
Azzalea menaikkan sebelah alisnya. "Kita nggak seakrab itu."
Mendengar itu Edgar tersenyum masam. "Ya udah mulai sekarang Lo temen gue,"
"Not that easy."
Edgar menghembuskan nafasnya. "Lo mau apa dari gue? Gue bakal nurutin permintaan Lo kalau Lo mau jadi temen gue,"
Azzalea menatap pemuda yang duduk di depannya itu dengan intens, membuat Edgar sedikit salah tingkah sendiri. "Apa yang membuat Lo ngotot ingin menjadi teman gue?"
Edgar menggaruk tengkuknya karena bingung untuk menjawab. "Gue... Nggak tau, ya gue pengen aja temenan sama Lo, karena Lo keren!"
"Keren? Apanya yang kelihatan keren?" Azzalea menautkan alisnya bingung.
"Sikap Lo. Sejak sikap Lo berubah, aura Lo juga beda, nah itu yang buat gue tertarik buat temenan sama Lo," jawab Edgar.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Maudy [Hiatus]
General FictionQuenzha Maudy Raveena perempuan berusia sekitar 25 tahun. Perempuan cantik, cerdas, dan mandiri. Maudy adalah perempuan sukses dengan karirnya yang cemerlang di usia muda, tidak hanya itu Maudy juga pemilik sekaligus CEO di perusahaan yang sangat be...