"Jujurly gue puas banget waktu liat Salsa di bully habis-habisan sama Stevani beberapa hari yang lalu," ucap Yura sembari memasukkan potongan cake ke dalam mulutnya.Yura mendengus ketika melihat Azzalea yang hanya fokus ke ponselnya. "Lo lagi ngapain si?"
Azzalea langsung mematikan ponselnya. "Lagi nyari barang promo di toko online," jawabannya asal.
"Anak orang kaya, kayak lo masih suka barang promo ternyata,"
"Lo mau?"
Yura menggeleng. "Gue aja udah check out ban mobil kemarin di toko Oren, lumayan masih promo, gratis ongkir juga lagi," cengir Yura di akhir kalimatnya.
"Sinting!"
"Biarin!" balas Yura.
"Eh bentar... Lo dapat kabar dari Mela enggak?"
Azzalea menggeleng. "Tumben hari ini dia gak berangkat, kenapa?"
"Nah itu, dia juga gak ngabarin gue, tumben tuh bocah," jawab Yura.
"Lo udah coba telpon atau samperin dia ke rumahnya? siapa tau dia sakit,"
"Udah, gue juga tadi pagi ke rumahnya, tapi kata satpam dia lagi ke luar kota, jahat banget gak ngabarin kita,"
"Mungkin dia lupa, atau ada urusan mendadak, positif thinking aja."
Yura mencibir. "Masalahnya beberapa hari ini, sikapnya rada aneh,"
Azzalea mengernyit, "Aneh?"
"A-ah lupain, mungkin dia lagi ada masalah jadi gelagatnya sedikit aneh," Yura menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Harusnya sih kalau dia menganggap kita sahabat, mau ada masalah sekecil apapun harusnya dia cerita, siapa tau kan kita bisa bantu masalahnya," ucap Azzalea di sertai kekehan kecil.
Yura mengangguk setuju, kemudian ia terdiam sejenak saat teringat akan sesuatu. "Gue liat-liat akhir-akhir ini Azka sama Arka makin dekat sama lo, udah akur lagi ya?"
"Ya gitu deh," jawab Azzalea sembari mengaduk-aduk minumannya.
"Bagus deh gue ikut seneng dengarnya, kalian itu saudara kandung, jadi gak seharusnya kalian musuhan," nasihatnya.
"Tapi jujur gue gak suka sama sikap Arka dulu ke lo, kasar."
"Masih dalam pengaruh dari si Medusa, maybe,"
"Anjir... Ngomong-ngomong gimana keadaan tuh cewek? Trauma gak ya,"
"Mental nya mungkin sedikit terguncang," sambung Azzalea.
Mendengar itu Yura tertawa. "Lo gak risih apa tinggal satu rumah sama dia?"
"Gak kok, selagi dia masih bisa buat jadi mainan gue,"
"Bagus tuh, kapan-kapan kalau lo mau main, sekali-kali ajak gue kek," ucap Yura.
Azzalea memegang dagunya pura-pura berfikir. "Heum... Oke deh, tinggal tunggu waktunya, gak lama lagi kok,"
"Sebelum atau sesudah ujian kelulusan?" tanya Yura.
"Semoga aja sebelum ujian kelulusan Azzalea semua masalah ini sudah selesai,"
Yura mengernyitkan dahinya tidak mengerti. "Lo ngomong kaya gitu seolah-olah lo bukan Azzalea," ucapnya dengan nada kesal.
Azzalea menanggapinya hanya dengan senyum tipis. "Setelah lulus lo mau lanjut ke mana?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.
Mendengar itu Yura terdiam sesaat. "Gue gak tau mau lanjut kuliah atau enggak," jawabnya dengan lesu.
"Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Maudy [Hiatus]
Ficção GeralQuenzha Maudy Raveena perempuan berusia sekitar 25 tahun. Perempuan cantik, cerdas, dan mandiri. Maudy adalah perempuan sukses dengan karirnya yang cemerlang di usia muda, tidak hanya itu Maudy juga pemilik sekaligus CEO di perusahaan yang sangat be...