Persis seperti yang Atha janjikan kemarin, saat ini pemuda itu sudah duduk anteng di ruang tamu sembari menunggu Azzalea selesai berganti pakaian.
"Ngapain lo ada di rumah gue?"
Athaya langsung mengalihkan atensinya ke arah pemuda yang baru saja menuruni tangga. "Mau ajak Azzalea jalan."
Azka hanya mengangguk, ia tau Atha adalah pemuda baik-baik, itu sebabnya ia tidak keberatan jika Azzalea pergi dengan pemuda itu.
"Sorry, nunggu lama." Ucap Azzalea yang sudah berganti pakaian.
"Pulangnya jangan kemalaman," nasihat Azka kepada Azzalea.
Sementara gadis itu hanya mengangguk dan tersenyum tipis. "Gue pamit keluar."
"Tha, jagain adik gue. Awas kalau sampai lecet."
"Pasti." Balas Athaya kemudian berlalu pergi.
•••••
Suasana pasar malam begitu ramai. Azzalea rasanya ingin tertawa, karena jujur ini pertama kali di hidupnya sebagai Maudy ataupun Azzalea pergi ke pasar malam. Sungguh masa kecil yang kurang bahagia bukan? Ke pasar malam saja belum pernah.
Dulu, di masa kecil hingga dewasa ia hanya di sibukkan dengan belajar bisnis, mengingat ia adalah pewaris satu-satunya perusahaan milik ayahnya. Itu sebabnya dulu ia sangat jarang untuk menghabiskan waktu untuk bermain. Jikalau bermain pun ia hanya menghabiskan sedikit waktunya dengan adik sepupunya yaitu Revan.
"Lo mau beli itu gak?" Tanya Athaya sembari menunjuk permen kapas yang di jual.
"Permen kapas? Boleh." Jawab Azzalea.
Kemudian mereka berjalan menuju penjual permen kapas tersebut. "Bang, permen kapasnya satu."
"Ini, kak." Ucap sang penjual sembari menyerahkan permen kapas.
"Makasih." Ucap Azzalea.
"Berapa harganya?" Tanya Atha.
"Sepuluh ribu aja kak."
Atha menyerahkan selembar uang kepada penjual tersebut.
"Mau beli apa lagi?" Tanya Athaya kepada Azzalea.
Azzalea menggeleng. "Nanti aja."
Mereka berdua memutuskan untuk berjalan-jalan.
"Lo mau naik itu gak? Kayaknya seru," ucap Atha.
Mata Azzalea mengikuti arah yang di tunjuk oleh Atha, ternyata itu adalah biang lala. "Gak ah, nanti kalau jatuh dari atas kan gak lucu."
Mendengar itu Atha sontak tertawa. "Ada-ada aja pemikiran lo."
"Ternyata pasar malam cuman gini doang? Gak seru." Komentar Azzalea.
"Gak seru, karena lo gak mau naik wahananya." Jawab Atha.
"Ngeliat dari bawah aja pusing, gimana kalau udah di atas, mual pasti gue."
Tidak terasa mereka sudah jalan-jalan mengelilingi pasar malam, terkadang mereka juga berhenti untuk membeli makanan yang menurut mereka menarik.
"Itu makanan apa sih? Kok keliatan enak?"
"Itu seblak, masa lo gak tau?" Jawab Atha. "Mau beli?"
Azzalea mengangguk, ia penasaran seperti apa rasa makanan yang bernama seblak itu.
"Lo duduk di sini dulu, gue yang pesan." Ucap Atha kemudian berjalan menuju sang penjual.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Maudy [Hiatus]
General FictionQuenzha Maudy Raveena perempuan berusia sekitar 25 tahun. Perempuan cantik, cerdas, dan mandiri. Maudy adalah perempuan sukses dengan karirnya yang cemerlang di usia muda, tidak hanya itu Maudy juga pemilik sekaligus CEO di perusahaan yang sangat be...