"Arghh! Sialan!" Raung Salsa dengan histeris sembari mengacak-acak isi kamarnya.Saat ini penampilan nya jauh dari kata baik-baik saja. Tidak cukup ia di bully habis-habisan di sekolah tadi siang, bahkan tadi ia sempat di labrak habis-habisan oleh nyonya Sereni Maherson, siapa lagi kalau bukan istri sah nya tuan Dierja Maherson.
Brak
Pyar
Kaca besar yang tadinya utuh kini menjadi pecah berkeping-keping, gadis itu menangis mengabaikan rasa perih kerena bekas cakaran yang ada di wajahnya. Di bully dan di permalukan di depan umum membuatnya menjadi sangat kacau. Bahkan dering ponselnya yang berbunyi sejak tadi pun ia abaikan.
Karena terus saja berbunyi, dengan terpaksa ia mengambil ponselnya di atas kasur, lalu mengangkat sang penelepon.
"Bagaimana vidio kamu bisa tersebar hah?!" Cerca Lavi di seberang sana.
Mendengar bentakan itu Salsa hanya diam sembari mengepalkan tangannya.
"Jawab Salsa. Gara-gara berita itu, ibu jadi di hujat oleh teman-teman ibu!"
"Gara-gara aku? Bukannya ini semua gara gara ibu?! Setelah ibu tau hubungan aku sama Alvaro putus, bukannya ibu yang jual aku ke papa nya Alvaro malam itu? Aku harap ibu masih mengingatnya!"
"Sekarang kamu udah berani ya sama ibu?! Tanpa bantuan ibu kamu tidak akan bisa merasakan kehidupan mewah! Ingat itu." Terdengar suara decakan kasar di seberang telepon. "Dengar Salsa, ibu sebentar lagi akan kembali dari Singapura, ibu tidak yakin kamu akan selamat dari amukan Aeron."
Mendengar itu Salsa menggigit bibirnya panik, bagaimana kalau ia di usir dari mansion ini, kalau sampai itu terjadi ia tidak akan bisa lagi merasakan hidup dengan kemewahan tanpa harus bekerja menjadi wanita malam. Tidak, ia tidak mau tinggal di apartemen sempit itu lagi. "Kalau begitu ibu cari cara, biar aku gak di usir dari rumah ini!"
"Kali ini, ibu tidak bisa bantu kamu Salsa. Ibu tidak mau Aeron semakin curiga dengan ibu."
"Ibu egois." Ucapnya sebelum melempar ponselnya ke lantai. Membuat ponsel berlogo Apple yang baru ia beli itu hancur.
•••••o0o•••••
"Jangan gangguin gue terus, bisa?" Azzalea menatap Arka dengan datar. Pasalnya sedari tadi pemuda itu terus saja mengikutinya.
"Lo belum terima permintaan maaf dari gue,"
"Percuma." Balas Azzalea.
"Gue harus apa biar lo maafin gue," Arka menatap Azzalea dengan sendu.
Azzalea tersenyum asimetris. "Lo harus mati."
"Bercanda Ar," lanjutnya ketika melihat raut terkejut dari wajah Arka.
Ceklek
Azzalea maupun Arka dengan kompak mengalihkan pandangannya ke arah pintu kamar yang baru saja di buka tanpa izin.
"Papi dan wanita itu lusa balik," ucap Azka setelah menutup pintu.
Melihat kedua kembaran nya yang masih diam sembari menatapnya, Azka berdehem pelan, "gue gak sengaja lewat kamar cewek itu dan denger semua pembicaraan nya,"
"Apa aja yang lo denger?" Arka menyahut.
"Gak ada hal yang menarik." Azka terdiam sejenak. "Tapi kenapa cewek itu manggil tante Lavi dengan sebutan ibu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Maudy [Hiatus]
Ficción GeneralQuenzha Maudy Raveena perempuan berusia sekitar 25 tahun. Perempuan cantik, cerdas, dan mandiri. Maudy adalah perempuan sukses dengan karirnya yang cemerlang di usia muda, tidak hanya itu Maudy juga pemilik sekaligus CEO di perusahaan yang sangat be...