"Bagaimana kejutan ku Laras, menarik bukan?"Sedangkan perempuan yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit menatap saudari kembarnya dengan raut kekecewaan. "Jadi kecelakaan yang menimpa ku dan putri ku ulah kamu, Lavi?"
Perempuan itu, Lavi terkekeh sinis. "Akhirnya otak bodoh mu berfungsi juga."
"Kamu benar-benar wanita iblis Lavi!" Laras mencoba untuk menarik kembarannya namun gagal ketika Lavi terlebih dahulu mundur.
"Ck, ck, ck, jangan terlalu banyak bergerak, kakak. Nanti kematian mu akan semakin dekat," Lavi menatap Laras dengan raut wajah yang di buat seolah-olah sedang khawatir. "Lalu bagaimana nasib putri mu itu? Apa aku harus bunuh dia juga?"
"Jangan coba-coba menyakiti anak-anak ku." Laras menatap tajam kembarannya.
"Kecuali dua anak laki-laki kamu itu, aku tidak akan menyakiti mereka, karena mereka berdua sangat mirip dengan Aeron, dan kamu tau sendiri bukan kalau aku menyukai suami mu sejak lama," Lavi tersenyum miring. "Untuk anak perempuan kamu itu, sudah beda lagi, dia sangat mirip dengan wajah kamu, aku jadi tidak yakin jika gadis itu akan selamat."
"Lavi... Aku mohon, jangan sakiti anakku," Laras terisak pelan ketika tubuhnya semakin melemah.
Lavi tersenyum miring, wanita itu menatap jarum suntik yang tadi ia suntikan ke tubuh kembarannya. "Kebahagiaan kamu sudah cukup sampai di sini Laras. Sekarang giliran aku yang menjadi kamu. Dan kamu yang menjadi aku."
Laras menggelengkan kepalanya dengan lemah, sembari memegangi dadanya yang terasa sesak. "J-jangan, mphh!"
"Kebanyakan ngomong." Ucap Lavi setelah membekap alat pernapasan wanita itu. Ia tertawa pelan ketika menyadari saudari kembarnya sudah meninggal.
"Bawa wanita ini pergi, dan buat dia seolah-olah adalah Lavi yang meninggal karena keracunan." Ucap Lavi kepada pria bermasker hitam.
Pria itu mengangguk kemudian membopong tubuh Laras yang sudah tidak bernyawa. Dengan raut wajah yang penuh kemenangan, Lavi membaringkan tubuhnya di ranjang rumah sakit tempat tadi Laras berbaring.
........
BRAKK!
Azzalea menggebrak meja belajarnya dengan kencang setelah membuka sebuah rekaman cctv yang tersimpan di dalam flashdisk itu.
Jadi selama ini wanita itu bukanlah Laras, melainkan Lavi, saudari kembar Laras.Pantas saja selama ini wanita itu selalu bermain fisik secara kasar padanya, itu karena wanita itu bukanlah Laras asli, melainkan kembarannya, Lavi. Kerena menurut pribadinya, segalak galaknya atau sekasar-kasarnya seorang ibu, pasti tidak akan tega untuk berbuat seperti yang Laras (Lavi) lakukan pada Azzalea.
Itu hanya menurut pribadinya. ia juga tidak tau di luaran sana, apakah ada seorang ibu yang tega berbuat sadis kepada anak kandungnya sendiri atau tidak.
Wajah Laras dan Lavi sama, tidak ada yang berbeda. Itu sebabnya semua orang tidak pernah sadar jika wanita yang bersama mereka beberapa tahun belakangan ini bukanlah Laras.
"Lesung pipi, ya! Perbedaan Laras dan Lavi ada di lesung pipi." Gumamnya pelan.
Azzalea memijat pelipisnya sembari berfikir, kalau yang ada di rumah ini adalah Lavi, lalu diaman Laras? Apakah ibu kandung Azzalea itu sudah benar-benar meninggal.
"Kecelakaan? Azzalea dan Laras dulu pernah mengalami kecelakaan, dan itu termasuk salah satu rencana Lavi untuk menyingkirkan Laras maupun Azzalea. Tapi, apa motif Lavi untuk menyingkirkan mereka berdua, apa karena Lavi membenci Laras, atau Lavi ingin merebut suami Laras, atau juga Lavi hanya mengincar harta Aeron? Atau semuanya benar?" Gadis itu mengacak rambutnya frustasi. Ia benar-benar bingung.
![](https://img.wattpad.com/cover/341493089-288-k9025.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Maudy [Hiatus]
Genel KurguQuenzha Maudy Raveena perempuan berusia sekitar 25 tahun. Perempuan cantik, cerdas, dan mandiri. Maudy adalah perempuan sukses dengan karirnya yang cemerlang di usia muda, tidak hanya itu Maudy juga pemilik sekaligus CEO di perusahaan yang sangat be...