🦋 HAPPY READING ALL 🦋
Flashback.
2014.Musim gugur telah datang menyelimuti seluruh permukaan bagian China. Di Kota Congqing, dua anak kecil dengan balutan pakaian bergambar beruang tengah bermain ditaman komplek perumahan mereka.
"Shun, apa yang kamu inginkan ketika musim gugur datang?" tanya salah satu dari mereka. Yang memiliki nama menoleh.
"Hm, apa ya?" Tanya balik dengan jari telunjuk yg ia ketuk pelan pada dagunya.
"Malah bertanya, bagaimana sih?!" Si paling kecil merasa kesal dan menghentakkan kakinya.
"Hey, aku tengah berpikir, Bao. Sabarlah sebentar, bayi!" sautnya berusaha sabar.
"Ya sudah cepat!" pintanya memaksa.
"Hais, anak ini."
"Saat musim gugur tiba, aku ingin jika kita berada ditaman ini dan membawa kado sebagai perayaan, bagaimana?" Shun bertanya meminta pendapat soal keinginannya.
"Bagus juga keinginan kamu," saut satunya — Bao.
"Of course, Bao. If you?" tanya Shun.
"I want in this garden we will always be the most beautiful memories. Not just autumn, but every season we go through," saut Bao menatap Shun dengan netra yang tidak mampu diartikan nya pun kurva yang naik begitu cantik disana.
"Okeh. Promise to fulfill our wish?" Tanya Shun seraya mengacungkan jari kelingkingnya.
"Promise!" Bao mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Shun.
Flashback off.
🦋🦋🦋
Zhang Junhao langsung tancap gas ketika teringat sesuatu. Ia harus cepat pulang untuk mengambil sesuatu dirumahnya.
Namun ketika melewati taman komplek, cowok itu memberhentikan laju motornya dan segera turun dari sana, lantas melangkah lebih jauh.
"Sepi. Sampai kapan aku akan menunggumu disini, seperti janji kita? Musim gugur telah datang dengan kamu yang tidak akan ada. Apa karena setiap aku kemari aku tidak membawa kado?" gumamnya pelan dengan suaranya yang melemah. Zhang Junhao menahan gejolak perih pada dadanya.
"Akan aku ambilkan dirumah. Tetapi datanglah. Aku selalu memiliki kado untukmu dan belum kamu terima satu pun, Bao," sambungannya.
Zhang Junhao berjalan kearah ayunan, cowok itu mendudukkan dirinya dan mengayunkan ayunan seorang diri.
Guguran daun berwarna cokelat itu terjatuh pada rambut hitam Zhang Junhao. Zhang Junhao meraihnya dan memegang daun itu, lantas meremasnya sampai tidak berbentuk. Zhang Junhao membuangnya kearah danau buatan dihadapannya yang hanya berjarak beberapa jengkal saja dari posisinya dengan sekuat tenaga.
"Gue selalu benci posisi ini! Tapi Tuhan selalu memposisikan gue dalam kubangan ini! Arghhh!!" Zhang Junhao menjambak surainya frustasi. Sungguh ia sangat kecewa, namun demi Tuhan ia sangat menanti musim ini. Musim yang penuh harapan meski berujung rasa sesak.
Setelahnya hanya ada rasa sepi yang menyelimuti pun dengan angin yang terus menghempaskan dedaunan hingga berguguran. Seakan Tuhan tau jika hatinya pun tengah runtuh berserakkan bersama daun itu yang mulai terjatuh ataupun terhempas angin pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Butterfly (HaoYu) | [End]✓
General Fiction"Kepakan sayapmu dan teruslah terbang. Karena setiap hitungan kepakan maka aku hidup dan setiap detik tingginya kamu terbang adalah jiwaku." -Divaelaf & Dream Butterfly. --- "Bao terbanglah layaknya kupu-kupu dan gapai bahagiamu. Aku disini akan sel...