~1 : Pasutri Baru

1.2K 124 35
                                    

Happy reading

===========

Semua insan di dunia ini, menginginkan jalan kehidupan yang bahagia dan sempurna. Begitu juga aku, yang ingin menjalani hidup bahagia bersama sosok seorang laki-laki yang digelar suami. Namun...aku tau. [Dia] itu bukan milikku. Dulu, kini, dan selamanya.

Tapi aku tetap bersyukur, karena telah diberi kesempatan untuk menjalani hidup ku bersama dengannya.

I love you, BoBoiBoy. I love you, Gempa

________________________

"SAAAH!"

Semua orang yang menyaksikan pernikahan itu bersorak gembira.[Name] yang melihat situasi itu turut bersorak seperti para tamu yang hadir.

"Yey! Semua bertepuk tangan untuk [name]!" [Name] tersenyum sumringah sembari ikut menepuk tangannya.

BoBoiBoy yang tidak tahan dengan kepolosan isteri barunya ini terus memeluk [name] erat.

"Kamu gemesin banget." Boboiboy mengecup singkat pipi [name]

"Aw! Aw! Lepasin! [Name] hampir mati, nih." [Name] mendorong dada BoBoiBoy kuat.

"Hahaha. Maaf sayang." BoBoiBoy melepaskan pelukannya.

Para tamu yang melihat kemesraan mereka berdua hanya tersenyum. Ada juga yang sempat mengambil foto mereka.

"Sudah dulu mesra-mesraannya. Pasangin cincinnya, tuh." Arah wanita paruh baya yang duduk di samping [name]

BoBoiBoy mengangguk. Dia kemudiannya mengambil cincin dari nampan yang di pegang oleh ibu [Name] yang sekarang sudah menjadi ibu mertuanya itu.

"Kemari tanganmu, sayang."

"Untuk apa?" "

"Aku mau masangin kamu ini." BoBoiBoy menunjukkan cincin yang memiliki berlian itu kepada [name].

"Waaah. Ok." [Name] menghulurkan tangannya kepada BoBoiBoy.

Pria itu memegang tangan [Name] lalu memasangkan cincin pernikahan tersebut ke jari manis milik sang gadis.

"Waahh! Cantiknya." [Name] tersenyum suka.

"Nah. Sekarang, giliran kamu untuk pakein aku cincin ini." "

"Okayy."

[Name] mengambil satu lagi cincin dan memasangkannya pada...

...jari jempol milik BoBoiBoy.

Para tamu beserta keluarga [name] dan BoBoiBoy tertawa melihat kejadian itu.
Sedangkan BoBoiBoy, ia hanya bisa tersenyum. Dia tidak mahu membuat [name] menangis hanya karena dirinya ketawa.

"Bukan di situ, sayang."

"Terus?" Tanya gadis bermanik [e /c] itu dengan bingung.

"Di sini." BoBoiBoy memasang cincin itu di jari manisnya sendiri.

|| ••[CINTA SEMPURNA]•• ||

Acara resepsi sudah pun berakhir, danPara tamu yang hadir juga sudah pulang ke rumah mereka masing-masing.

Kini hanya tinggal BoBoiBoy dan [name] serta orang tua mereka yang sedang berdiri di depan rumah besar itu.

"Ini kopernya." Ayah [name] menyerahkan beberapa koper milik [name] kepada BoBoiBoy.

"Kenapa yayah kasih kotak beroda itu pada Oboi?" Soal [name] bingung. Manik [e /c]nya menatap lekat pada koper-koper yang sedang dibawa oleh BoBoiBoy ke mobil.

"[Name] harus ikut sama Oboi." Jawab ibu [Name]

"...hah?"

[Name] menatap BoBoiBoy heran. "Kenapa....?"

"Sayang, kan; udah jadi teman BoBoiBoy. Jadi, kamu harus tinggal bersama Oboy mulai sekarang." Jelas BoBoiBoy sembari mengelus surai [name] dengan lembut.

[Name] yang mendengar itu langsung mendorong BoBoiBoy agar menjauh darinya lalu terus memeluk ibu dan ayahnya dengan erat sambil menangis.

"Huaa! [Name] ndak mauuu!. [Name] mau tinggal sama bubu!." "

Ibu [name] mengelus kepala putrinya dengan lembut. "Ngga boleh, sayang."

"Aaaa...bubu jahaat!. [Name] ndak mau sama Oboy."

Ayah [name] memberi kode kepada BoBoiBoy untuk menarik paksa [name] dari ibunya.

"Sama Oboy dulu, ok. Nanti kalau ada waktu luang, Oboy bakal bawa kamu ke sini lagi.Ok?" BoBoiBoy menggendong [name] yang sedari tadi meronta.

"Ndaaak!" teriak [name] sambil memukul-mukul punggung pemuda bersurai coklat itu.

Kakak [name] yang sedari tadi diam, mendekat ke arah adiknya. Kepala gadis itu diusapnya perlahan.

"Adek. Kalo adek ikut Oboy, nanti Oboy bakal kasih adek mainan baru," ucapnya mencoba membujuk sang adik.

"Benarkah?" [Name] berhenti meronta dan matanya langsung memandang wajah suaminya dengan tatapan berbinar.

"Iya, sayang. Di rumah Oboy ada buanyak mainan." Sahut BoBoiBoy sambil memegang lembut tangan istrinya.

"Okay. [Name] mau ikut Oboy. Bye bubu, yayah." [Name] terus masuk ke mobil BoBoiBoy tanpa bersalaman dengan ibu dan ayahnya sambil tersenyum riang.

Keluarga [name] hanya tersenyum melihat tingkah anak perempuan mereka itu yang sama persis dengan anak kecil.

"Ya udah ayah, ibu. BoBoiBoy permisi dulu. Assalamualaikum..."

BoBoiBoy berpamitan kepada mertua dan kakak iparnya lalu bergerak masuk ke dalam mobil mewahnya.

"Dadah!" [Name] melambai ke arah keluarganya.

|| ••[SEMPURNA]•• ||

BoBoiBoy menyetir mobilnya. Sesekali dia melirik [name] yang asik menonton kartun di hp miliknya.

"Sayang lagi nonton apa, tuh?" Tanya BoBoiBoy yang asik menyetir.

"...."

"Sayang."

"...."

[Name] masih diam.
Bener-bener fokus ni anak.

"BOBOIBOY! KUASA! TIGAAA!!!" [Name] berteriak tiba-tiba membuat BoBoiBoy sedikit kaget.

"Astaga sayang. Oboy kaget tau.?" BoBoiBoy mencubit pipi istrinya yang terlihat gembul itu dengan sedikit keras, sekedar melampiaskan rasa gemasnya

"Oboy."

"Iya, sweetheart?"

"Kenapa wajah cowok ini mirip kamu?" Soal [name] polos.

BoBoiBoy mengambil hp [name] lalu melihat video yang di tonton oleh gadis itu, lalu tanpa aba-aba video itu langsung ditutup olehnya.

"Oboyyy! Kok di tutup sih?"

"Em...Ga usah liat dia. Mending liat aku aja, deh."

[Name] mengambil hp nya lalu kembali menonton.
BoBoiBoy hanya bisa diam.

Awas lu, kartun BoBoiBoy! Lu rebut istri gw! BoBoiBoy memukul setir mobil itu dengan kesal.

*************

Halooo! Aku balik lagiii!

Asik ga tuh, bacanya?.

Ekhem. Book ini author bakal revisi. Jadi nanti bakal ada alur baru untuk book ini. Hehe

Jadi...book ini nggak jadi di tamatkan! Uhuuuuuu!

Baiklah.

Sea you

owner of my heartWhere stories live. Discover now