Chapter 28

1.4K 133 46
                                    

terima kasih buat yang udah memberikan feedback vote & komen💜ini cerita remake dari salah satu author kesukaanku.

cerita ini udah banyak diremake oleh
shipper kapal bxg/bxb dari gen 2. Dan masing2 shipper yang nge remake, punya perbedaan dalam mengubah bagian cerita.

untuk Jinrene sendiri, jujur aja cerita ini
ku bikin lebih mature/vulgar🔞 dari cerita aslinya. Jadi, pilihlah bacaan sesuai usia
dan kenyamanan masing2

original story: ©️karya kak Santhy Agatha

selamat membaca, sorry kalo ada typo







🐹JinRene🐰







Saat Seokjin tiba di rumah, Irene sedang duduk di kursi meja makan dapur hanya dengan mengenakan hotpants dan kemeja oversize, menatap nanar pada setoples nutella yang berada dihadapannya.

Disamping istrinya, Yoongi berdiri di dekat sisi
meja, menatap Seokjin pasrah.

"Saya sudah mencoba beberapa kali menawarkan bantuan untuk membukanya, Tuan. Tapi Nyonya Irene hanya mau anda yang membukanya."

"Kau boleh pergi, Yoongi."

Yoongi membungkuk, lalu berjalan meninggalkan dapur.

Seokjin menarik napas dalam-dalam.

Dia berusaha menekankan pada dirinya sendiri,
dia tidak boleh berbicara dengan nada suara atau kalimat yang terlalu tajam pada istrinya, karena mood perempuan itu pasti sedang lebih sensitif.

"Kenapa belum dibuka nutellanya?"

"Sudah ku katakan, aku hanya mau kau yang membukanya."

Seokjin berjalan mendekat, lalu ikut duduk
di kursi meja makan dapur, tepat didepan Irene. Mereka duduk berhadapan. Biasanya, meja makan dapur ini tempat makan untuk para pelayan dan pengawal yang bekerja dirumah Seokjin.

Tangan Seokjin meraih setoples nutella. Dengan mudah, Seokjin memutar tutup nutella itu dan membukanya, sebelum menyodorkannya pada Irene. "Ini, sudah kubuka."

Namun, Irene hanya menatap Seokjin dingin sebelum dia mulai menangis terisak.

Seokjin terkesiap, "Kau kenapa lagi, Irene? Apa aku ada salah padamu?"

Di tengah isakannya, Irene mengangguk.

"Kenapa? Apa salahku?"

"Kau lama sekali. Aku menunggumu dua puluh lima menit, hampir setengah jam."

Sial. Seokjin mengumpat dalam hati. Ini hal sepele.

Karena Seokjin telat hampir setengah jam sampai rumah? Yang benar saja?

Seokjin bahkan sudah menyuruh pengawalnya untuk mengemudikan mobilnya dalam kecepatan penuh, agar dia bisa secepat mungkin sampai rumah, hanya untuk membukakan setoples nutella!

Tapi Seokjin ingat. Istrinya ini tengah bersikap
tidak seperti biasa, yang konon disebut orang-orang sebagai bawaan kehamilan.

"Pengawalku tadi sudah berusaha mengemudi dengan secepat yang dia bisa untuk sampai rumah. Aku termasuk cepat sampai rumah. Sekarang aku sudah ada dihadapanmu, membukakan satu toples nutella seperti yang kau mau."

Irene tidak membalas ucapan Seokjin, seolah-olah memberikan kesempatan bagi Seokjin untuk bicara. Seokjin menghela nafas lalu berdiri dan berpindah tempat duduk, tepat disebelah Irene. Seokjin meraih satu tangan Irene dan menggenggam jemarinya.

SLEEP WITH THE DEVIL [JINRENE]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang