Chapter 29

1.5K 137 57
                                    

terima kasih buat yang udah memberikan feedback vote & komen💜ini cerita remake dari salah satu author kesukaanku.

cerita ini udah banyak diremake oleh
shipper kapal bxg/bxb dari gen 2. Dan masing2 shipper yang nge remake, punya perbedaan dalam mengubah bagian cerita.

untuk Jinrene sendiri, jujur aja cerita ini
ku bikin lebih mature/vulgar🔞 dari cerita aslinya. Jadi, pilihlah bacaan sesuai usia
dan kenyamanan masing2

original story: ©️karya kak Santhy Agatha

selamat membaca, sorry kalo ada typo







🐹JinRene🐰







"Seokjin..."

Seokjin terbangun pada jam tiga pagi karena suara lembut Irene yang memanggil di sampingnya.

Lelaki itu bangun dari posisi tidurnya dan menatap Irene, yang sudah terduduk memasang wajah penuh harap. Seokjin sudah terbiasa dengan hal ini.

Istrinya itu pasti ingin meminta sesuatu. Dan selalu di saat yang sama, jam-jam segini.

"Kau pasti ingin aku untuk membelikanmu matcha latte, tteokbokki, dan ramyeon yang masih panas lagi."

"Hmm, tapi untuk kali ini aku mau kau sendiri yang membuatkannya untukku."

"Apa?"

Irene meringis. "Maaf karena telah merepotkanmu."

Seokjin beranjak dari ranjang sambil menghela napas pasrah. "Aku akan kembali sekitar lima belas sampai dua puluh menit. Bersabarlah."

"Terima kasih banyak, Seokjin."

"Selama aku di dapur, jangan melakukan hal yang aneh. Jangan coba-coba keluar dan berdiri di balkon. Angin pertengahan musim gugur akan sangat dingin. Aku tidak mau kau sakit."

"Baiklah."

Setelah Seokjin menutup pintu kamar, Irene menyandarkan punggungnya pada board ranjang, lalu tersenyum sendiri sembari memeluk bantal Suaminya itu. Pipinya merona.







🐹JinRene🐰






Irene terbangun dari tidurnya dengan cepat. Keringat dingin telah membasahi wajah dan lehernya.

Perempuan itu tersentak, dia baru saja bermimpi sedang bercinta dengan Seokjin.

Hormon kehamilannya benar-benar telah menguasai dirinya. Irene melirik Seokjin di sampingnya, suaminya itu baru saja menutup
laptop setelah menyelesaikan urusan pekerjaannya.

Sejak kehamilan trimester kedua, Irene ingin
Seokjin menemaninya tidur tepat waktu. Irene
tidak ingin ditinggal walaupun hanya ke ruang kerja.

"Apakah aku membangunkanmu?" tanya Seokjin setelah meletakkan laptop di atas nakas sebelah ranjang.

Lalu, tangan Seokjin mengusap kening dan kepala Irene. "Kau berkeringat, perlukah aku turunkan suhu ACnya?"

Ada sengatan seperti aliran listrik dalam diri Irene, setiap Seokjin menyentuhnya.

"Seokjin..."

Seokjin mengernyit. "Ya?"

"Kumohon bantu aku." Irene segera menarik lengan Seokjin, lalu mencumbu lelaki itu dengan satu tarikan napas.

SLEEP WITH THE DEVIL [JINRENE]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang