Chapter 32

1.2K 144 64
                                    

udah sebulan ye ga update ini, terima kasih buat yang selalu memberikan feedback vote dan komen💜

selamat membaca, sorry kalo ada typo





🐹JinRene🐰





Ketika Seokjin menerima telepon Yoongi, dia tak bisa menahan rasa takutnya.

Apakah mimpinya itu bukan sekedar bunga tidur? Apakah yang dia alami di mimpinya itu akan terjadi?

Dengan napas terengah, Seokjin berlari ke
Unit Gawat Darurat. Di sana sudah ada Yoongi.

"Di mana Irene?!"

"Di dalam, Tuan." Jawab Yoongi sambil menoleh sekilas ke ruang UGD. "Tuan masuk saja ke dalam.
Di dalam ada Nona Suzy yang menemani Nyonya Irene."

Seokjin mengangguk kaku, lalu menuruti apa kata Yoongi. Kakinya tergesa melangkah masuk ke dalam UGD.

Irene sedang mengusap perut buncitnya seraya mengatur napas perlahan, ditemani oleh Suzy yang berada disampingnya.

Kedua perempuan itu menoleh, ketika suara berderap terdengar mendekat.

Mata Irene membola, bersamaan datangnya
sosok Seokjin yang tampak acak-acakan dengan rambut berantakan, dasi dilonggarkan seadanya dan mata yang menatap tajam.

Dengan menahan geli, Irene menatap Seokjin yang sedang mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan tempat Irene berbaring.

Ketika pada akhirnya, mata mereka saling bertatapan, seulas senyum terpancar di bibir Irene.

Membaca situasi, Suzy lantas menatap Irene. "Karena Suamimu sudah ada di sini, aku tunggu diluar ya." Ujarnya sambil tersenyum.

Irene pun balas tersenyum. "Terima kasih, Suzy."

Setelah Suzy meninggalkan ruangan, Seokjin mendekat ke ranjang rawat Irene. Lelaki itu mengusap wajahnya sendiri.

"Aku pikir aku terlambat. Yoongi meneleponku dan mengatakan kau di bawa ke rumah sakit karena terjatuh di kamar mandi. Kau baik-baik saja?"

"Aku tidak apa-apa, Seokjin." Ujar Irene tenang. "Aku kehilangan keseimbangan karena kakiku membengkak sejak hamil trimester ketiga, hal itu membuatku sulit untuk berjalan. Tadi aku terjatuh pelan dengan posisi duduk, jadi perut dan bokongku tidak terbentur keras. Hanya saja..." Irene menjeda kalimatnya.

Sementara Seokjin masih menatap Irene cemas.

"Entah karena efek jatuh atau memang sudah waktunya, aku langsung mengalami kontraksi terus menerus. Dan ya...dia akan lahir hari ini." Irene sedikit menundukkan wajah, tangannya mengusap-usap perut buncitnya.

"Apa? Melahirkan hari ini?" tanya Seokjin polos.

Irene mengangguk. "Tapi kata Dokter, aku masih harus menunggu sebentar lagi."

Seokjin menghela napas dan duduk di tepi ranjang. Digenggamnya jemari Irene dengan penuh kasih. "Aku panik. Apa rasanya sakit sekali?"

Irene mengangguk lagi dan membalas remasan jemari Seokjin. Irene menatap suaminya lembut. Dari awal pernikahan mereka sampai sekarang, sikap Seokjin memang belum berubah sepenuhnya.

Seokjin masih lelaki yang sama, arogan dan keras kepala. Dengan mata tajamnya ketika marah. Tetapi Suaminya itu kadang bisa menjadi lembut dan penuh kasih sayang.

Pipi Irene memerah memikirkan itu semua. Meskipun Irene tidak tahu apakah Seokjin masih menganggap dirinya sebagai pengganti Joohyun atau tidak.

Dalam kondisi hamil sembilan bulan, Irene tampak cantik dan berisi. Apalagi dengan pipi merona yang begitu menggoda.

SLEEP WITH THE DEVIL [JINRENE]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang