10

5K 209 7
                                    

🔺🔻🔺🔻

Suara kecipak basah memenuhi kamar tersebut. Haechan memejamkan matanya dengan mulut yang saling melumat dengan sang suami.

Terbaring pasrah di ranjang besar mereka dengan mark di atasnya yang sudah tidak mengenakan atasan.

Tangannya terangkat untuk meremat rambut mark sebagai pelampiasan atas ciuman panas yang di berikan sang suami.

Mark menjauhkan wajahnya dari haechan, melepas tautan bibir keduanya, memandangi sang istri yang sedang mengatur nafasnya itu. Mark mengecup kedua mata haechan yang masih terpejam membuat haechan membuka matanya dan langsung berhadapan dengan tatapan tajam penuh nafsu milik suaminya.

Mark mendekatkan wajahnya ke arah leher jenjang nan mulus haechan. Memberi beberapa tanda yang bisa dipastikan tidak akan hilang dalam beberapa hari kedepan.

Haechan memiringkan kepalanya sembari mendongak, memberi akses mark agar mudah berbuat apa yang suaminya itu inginkan, tangannya beralih ke pundak sang suami memegangi pundak itu dengan sesekali merematnya, menggigit bibir bawahnya mencoba menahan desahan yang mungkin bisa membangunkan si kecil.

Srakk

Sudah haechan duga, mark pasti akan merobek baju yang dia pakai, huh padahal masih sekali di pakai.

"Anghh" haechan memejamkan erat matanya dengan terus menahan desahannya saat satu tangan mark memelintir puting nya yang sedari tadi belum di sentuh sang suami.

"Buka celana nya" haechan meraba bagian resleting celana mark mencoba membuka celana yang sedang di pakai mark.

Mark menegakan badannya, membuka celana dan celana dalam nya sambil terus menatap haechan dengan nafsu yang sudah tidak terbendung. Kembali menindih tubuh sang istri saat celana yang dipakai sudah terlepas.

Haechan menahan pundak mark saat tau mark akan mencium nya. "Pakai dulu kondom nya" katanya lembut, menatap sang suami dengan mata sayu itu. Mark menghela nafas, bergeser untuk mengambil pengaman yang memang selalu di sediakan di laci meja nakas, kemudian memasangnya benda itu ke penisnya.

Mark sebenarnya tidak suka dengan ini. Dia benci benda yang sedang di pakai nya ini. Dia tidak suka ada yang menghalangi dinding anal haechan dengan penis nya, akan sangat berbeda rasanya.

Menunduk dan membawa haechan ke ciuman lembut, "jangan minta berhenti" katanya setelah melepaskan ciumannya, berbicara dengan jarak yang sangat dekat dan Entah sejak kapan dua jari mark sudah terbenam di lubang sempit haechan mencoba melonggarkan lubang itu agar tidak terlalu sakit jika dia memasuki nya karena mau sesering apapun mereka melakukan nya lubang itu akan selalu sempit mark pun sampai heran, padahal kan sudah sering dimasuki. Tapi haechan selalu kesakitan dan tidak jarang istrinya itu menangis, apa miliknya yang terlalu besar?

Mark mengeluarkan tangannya setelah di rasa cukup, membuka kebih lebar kaki haechan yang sedang mengangkang, memposisikan miliknya di depan lubang kesayangannya itu,

"Pelan-pelan mark" mark mengangguk.

Merendahkan tubuhnya agar lebih dekat dengan sang istri. Mencium lembut pipi sang istri dan saat itu juga haechan memekik kesakitan karena mark mencoba menerobos lubang nya

"Aku bilang kan pelan-pelan~" merengek saat di rasa milik suaminya trus memaksa masuk di bawah sana, sangat menyakitkan, apalagi mereka tidak menggunakan pelumas, pasti susah untuk masuk.

Mark berdecak, entah kemana hilangnya pelumas di kamar mereka ini, seingatnya dirinya menaruhnya bersamaan dengan kondom, tidak mungkin juga kan tikus yang mencuri, memang buat apa? Dan lagipula tidak ada tikus di sini.

BOSS?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang