19

2.4K 161 19
                                    

🔺🔻🔺🔻

"Jeno punya pacar?" Mark memandang heran ke arah haechan yang sedang bertanya.

"Jeno?" Tanya mark dan haechan mengangguk membenarka.

"Sejak kapan jeno punya pacar?" Mark heran sendiri kan jadinya.

Haechan memandang bingung ke arah mark "kamu gatau?" Tanya nya.

Mark menggeleng "setau aku dia ga dekat sama siapa-siapa juga" memang benar, selama mereka bersama tak ada yang pernah dekat dengan adiknya itu, di suruh cari istri saja jeno tidak mau.

"masa sih?" haechan jadi heran sendiri, terus tadi siapa nya dong?.

"emangnya ada apa sih hm? tiba-tiba nanya Jeno" tanya Mark sambil mengelus rambut milik sang istri.

"tadi aku liat Jeno sama cewek sayang" akhirnya haechan mengutarakan apa yang sedari tadi ingin dia sampaikan.

"mungkin kamu salah liat" mark mencubit pipi tembam itu.

"enggakkk, papaa, mama gak salah liat kok" katanya dengan gemas, ya tuhan kuatkan Mark agar tidak menerkam manusia lucu di depannya ini

"emang liat dimana?" tanya nya sambil menahan gemas  melihat wajah haechan.

"di klinik kandungan tadi, dia masuk ruang periksa sama cewek yang dia bawa" haechan menjelaskan apa yang di lihat nya tadi, masih menatap sang suami dengan wajah bingung miliknya, tak tau saja jika mark sedari tadi menahan gemas.

"mungkin itu temen nya yang minta temenin periksa" kata Mark pada akhirnya, dia pun sebenarnya bingung ingin menanggapi seperti apa, soalnya setau dia juga kan Jeno tuh ga suka cewek.

"hah masa sih?" haechan cemberut mendengar nya, masa sih?
"udah ah, sini sayang bobo an, mau peluk" Mark menarik tangan haechan agar berbaring, lalu memeluk tubuh berbentuk milik istri cantiknya itu.

"Nana itu suka sama Jeno"

"..."

"Nana liat Jeno sama cewek itu, dia nangis, aku jadi inget dulu waktu kamu sering bawa pac—"

"sayang" Mark mengeratkan pelukannya, dengan suara bergetar dia memanggil sang istri.

"iya?"

"jangan di bahas" katanya lagi, masih dengan suara yang bergetar, matanya terasa panas, mungkin akan segera menangis.

sungguh sangat menyakitkan untuk Mark saat haechannya membahas masa lalu pernikahan mereka yang kelam itu. Mark rasanya ingin bunuh diri jika haechan menceritakan bagaimana dirinya dulu saat Mark tak perduli padanya.

"udah" lanjutnya tapi kali ini benar-benar ada yang keluar dari matanya.

haechan mengangguk, memberhentikan pembahasan mereka, tapi dia belum mengetahui jika sang suami menangis karena ini.

"oh iya pa—" haechan yang menoleh ke atas untuk melihat wajah Mark dan langsung terdiam seketika melihat mata suami tampan nya itu sudah basah.

"astaga" haechan tertawa geli melihatnya

"aku jahat banget dulu sama kamu" ohh penyesalan memang begini bukan?.

"iya" kata haechan membenarkan.

"aku ga bakal ngelakuin hal bodoh kaya dulu lagi, aku janji" kata Mark, kalimat ini bukan yang pertama kali haechan dengar, sudah sering Mark berkata seperti ini.

"iyaa aku pegang janjinya" dan jawaban  yang sama.

"nanti—"

"MAMAAAAA"

BOSS?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang