11

4.3K 207 5
                                    

🔺🔻🔺🔻

Entah sudah yang ke berapa kalinya haechan menghela nafas pagi ini. Menatap pantulan tubuhnya dari cermin full body di kamar mandi.

"Banyak banget" guman nya saat mengangkangkan kaki nya dan melihat di sekitar paha dalam nya banyak bercak merah.

"Shh" meringis saat merasakan perih di lubang nya saat dirinya kembali merapatkan kakinya.

"Sakit banget gila" haechan mencoba berjalan ke arah gantungan bathrobe, lalu memakainya, mulutnya tak berhenti mengumpat akan sakit yang di rasa.

"Pinggang gueee" cukup. Haechan tidak sanggup untuk berjalan lagi, sakit tau gak!

"Papaaa" merengek memanggil sang suami yang sedang menimang chenle, lalu tak lama terdengar suara pintu terbuka, mark masuk dengan chenle di gendongan nya.

"Sakit bangeettt" mengadu apa yang dirinya rasakan pada mark, melupakan sosok kecil di gendongan pria beralis camar tersebut.

"Kit ma?"

Haechan terdiam begitu pula dengan mark, keduanya menoleh ke arah chenle yang sedang menggapai-gapai ke arah sang mama, ingin di gendong rupanya.

Haechan bergerak cepat mengambil si bayi dari sang suami, melupakan sakitnya, bahkan sepertinya tidak terasa apa-apa, menoleh sebentar ke arah mark yang sepertinya masih shock.

"Iya sayang sakit, gara-gara papa adek nih" mengadu pada chenle yang sedang memainkan rambutnya, berharap chenle kembali merespon ucapan nya, tapi itu hanya khayalan karena chenle kembali tidak mengeluarkan suaranya nya.

"Adek udah makan?" Mencoba memancing chenle untuk berbicara. Tapi chenle malah menatap nya dengan wajah polos itu. Haechan cemberut, dia mau chenle cepat-cepat bisa berbicara.

"Udah jangan di paksa anaknya kalau belum bisa" mark kembali mengambil chenle dari haechan, membawanya keluar, lalu kembali masuk dan berdiri di depan sang istri, memegangi pinggang haechan dengan lembut.

"Pegangan sayang, bilang kalau sakit" satu tangan mark yang bebas dia letakkan di antara paha dan betis haechan.

Haechan yang merasakan badannya mulai terangkat dengan segera mengalungkan tangannya ke leher sang suami, memeluk nya dengan erat.

"Pelan aja jalanya, sakit kegesek" haechan memejamkan matanya saat rasa perih itu kembali datang. Beneran deh ya, jadi pihak bawah itu gak gampang!

Saat sudah sampai di dekat ranjang mark mendudukkan haechan dengan penuh ke hati-hatian.

"Sebentar aku cari dulu salepnya ya?"

Mark berjalan ke arah meja rias, mengobrak-abrik laci yang ada di sana, lalu kembali saat barang di cari sudah di temukan,

"Buka kaki nya" haechan membuka kaki nya, memperlihatkan lubangnya yang kelihatan masih memerah, seperti memancing untuk di masuki, mark menelan kasar saliva nya saat melihat haechan membuka tali bathrobe yang istrinya itu pakai, menjatuhkan tubuhnya ke ranjang dengan perlahan.

Wah haechan kau terlihat seperti memancing bahaya.

'tahan mark jung'

Mulai mengoleskan krim itu ke lubang haechan, mark memandangi wajah cantik itu yang saat ini sedang terpejam menahan geli.

"Ish! markkk" haechan menepuk lengan mark saat merasakan ada yang masuk ke dalam sana, ya, mark memasukan satu jarinya.

Terkekeh pelan lalu mencabut jarinya dari lubang sang istri, meniupnya hingga haechan tersentak kaget. Menutup dengan lembut kaki haechan lalu memasang kembali tali bathrobe yang tadi haechan lepas.

BOSS?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang