12

4.3K 220 8
                                    

🔺🔻🔺🔻

"leher lu rame banget dah" haechan memandang malas pada sang sahabat, entah sudah yang ke berapa kalinya kata-kata itu keluar dari mulut seorang moon renjun. Teliti sekali memang, padahal kan sudah di beri foundation.

"Mulut lu mau gua sumpel ya njun?" Kesal juga kan lama-lama.

Disaat keduanya sedang asik berdebat tentang kissmark di leher haechan, ada satu manusia yang senantiasa mendengarkan perdebatan tidak penting itu.

Haechan,Renjun dan yangyang sekarang berada di cafe, haechan kebelet pengen ketemu katanya. Hanya bertiga karena jaemin tidak bisa ikut.

Tadinya mereka ingin pergi ke restoran milik mae ten saja, tapi tidak jadi karena kata yangyang—

"Resto itu tempatnya ibu-ibu yang suka gosip"

padahal kan haechan juga ibu-ibu, sepertinya yangyang lupa kalau di antara mereka sudah ada yang menjadi ibu. Tapi benar juga yang di katakan yangyang lagian mereka kan masih muda masa tempat nongkrong nya di resto sih, banyak yang suka gosip. Bukan haechan ya! Haechan itu mama muda. Mama-mama gaul. Jangan coba-coba bilang istri mark jung ini sama seperti ibu-ibu yang ada di resto.

"Laki lu kemana chan?" Haechan menoleh ke sosok lain ketika pertanyaan itu di layangkan untuknya.

"Ya kerja lah!" kan. Sensi nya kebawa, gara-gara Renjun sih.

"Santai donggg kan cuma nanya" yangyang mengangkat kedua tangannya seperti isyarat menyerah.

"Maaf" haechan menunduk merasa bersalah karena bicara dengan nada yang tinggi.

"EH LOHH, JANGAN NANGIS DONG, GA KITA APA-APAIN LOHHH" Renjun yang panik terlebih dulu ketika melihat wajah mendung haechan yang sepertinya siap untuk menjatuhkan hujan.

"Njun dia kenapa woii" yangyang yang melihat kembaran nya panik pun ikut panik seketika.

"Ini kenapa?" Tanya seseorang yang datang dari meja belakang haechan.

Renjun dan yangyang terdiam menatap mark yang entah datang dari mana. Tadi kata haechan kan kerja lah ini kok malah ada di cafe sih? Lagi nongkrong juga kali ya? Gitu-gitu mark kan papa-papa muda, setidaknya itulah yang ada di pikiran renjun saat ini.

"Eh kak mark, kita gatau kak dia tiba-tiba nangis" mereka memperhatikan mark yang sedang mengelus punggung bergetar milik haechan. Ya, haechan menangis.

Mark menghela nafas melihat sensitif nya haechan sekarang ini. Kan sudah di bilang haechan itu sensitif ketika lubang nya sakit.

"Masih sakit?" Mark berbisik pada sang istri yang sepertinya belum sadar jika dirinya ada di sini.

Haechan mengangkat wajahnya lalu menoleh ke arah mark dan seketika itu pula bibir hati itu melengkung ke bawah dengan mata yang sudah berair itu.

Mengangguk mengiyakan bahwa memang lubang nya masih sakit, tapi hanya sedikit, haechan juga tidak tau kenapa dirinya jadi sensitif berlebihan seperti ini.

"Kita pulang ya?" Mengelus rambut si manis, agar menurut. Dan ya, haechan mau ikut pulang bersama nya.

"Kerjaan kamu udah selesai?" Ah suaranya gemas sekali. Mark menahan diri untuk tidak mencium seluruh wajah haechan di tempat umum ini, dia masih memiliki kesadaran.

Mark mengangguk. Kemudian menjauhkan tangannya dari kepala si manis. Menoleh ke arah meja, dan mulai memunguti barang sang istri tercinta, memasukan satu persatu barang berharga itu kedalam tas yang memang di bawa haechan. Seperti ponsel, kipas portable, hahh bahkan gelang nya saja sampai di lepas begini.

BOSS?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang