Pagi harinya Mirae pergi ke pemakaman orang tua Josee yang berada di Kota Rumani, sekitar lima belas menit perjalanan dari panti asuhan. Sebelum kesana mereka membeli bunga yang tak jauh dari tempat itu. Karena itu adalah pertama kalinya bagi Mirae berkunjung ke makan orang tuanya Josee. Walau mereka sangat dekat, tapi untuk Mirae sosok Josee adalah orang yang masih misterius untuknya. Dalam beberapa hal mereka sering komunikasi dan bersenda gurau, tapi tidak pernah ada obrolan yang menyinggung kearah pribadinya Josee. Baginya Josee adalah orang yang tertutup, tapi tetap humble kepada orang-orang. Sampai disitu Mirae tahu bahwa ada batas untuk dirinya mengetahui tentang Josee terlalu banyak. Tapi secara garis besar ia tahu bahwa yang membantu biaya pendidikannya adalah Josee.
Menurut yang diketahui juga oleh orang yang berada di panti asuhan, Joseelah yang menjadi donatur tetap di situ. Bahkan Mirae tidak mengetahui dengan jelas apa pekerjaan yang dilakukan Josee. Biasanya Josee datang ke tempat itu setiap enam bulan sekali atau datang tanpa memberitahu terlebih dahulu.
Menurut Mirae hanya tempat itu dan juga makam orang tuanya yang selalu kunjungi jika berada di Kurinai. Josee sangat ramah dan murah senyum jika berada dekat dengan anak-anak panti lainnya. Semua pengasuhpun tidak ada yang mengenal dirinya. Josee seperti sebuah berlian yang dikelilingi bebatuan, bersinar dan tampak indah bila dipandang.
Awal pertemuan mereka saat berumur 10 tahun, kala itu untuk pertama kalinya Josee menginjakkan kakinya ditempat tersebut. Terasa asing dengan suasana yang berada ditempat itu. Tidak seperti anak lainnya, ia tinggal di tempat kepala panti, yaitu yang dianggap Josee sebagai neneknya. Josee yang setiap harinya menghabiskan waktunya dirumah itu tidak tertarik untuk bermain dengan anak lainnya. Padahal letak bangunan utama panti berada disamping rumah itu.
...
Hari itu adalah awal musim panas pertama kali saat ia berada disitu. Di sebuah ayunan tempat favoritnya bersantai, Josee mendengar suara tangis yang samar-samar menggema di telinganya. Ia pun bangun dan mencari sumber suara itu disekeliling rumah neneknya. Tak berselang lama ia menemukan anak perempuan yang kira-kira seumuran dengannya sedang menangis di pojokan sudut luar rumah. Josee yang melihat sekeliling tidak ada seorangpun disana merasa heran dengan apa yang terjadi dengan anak perempuan tersebut. Cukup lama ia memperhatikannya menangis dan malah tidak berhenti-berhenti.
Josee yang merasa tidak nyaman karena suara tangisan tersebut akhirnya menghampiri anak perempuan tersebut. Ia menyodorkan permen ke anak tersebut, tapi diabaikan karena anak tersebut tidak menyadari ada orang yang ada didekatnya. Karena lelah mengulurkan permen tersebut, Josee akhirnya merogoh permen lebih banyak lagi dari dalam kantongnya dan melemparkan semua ke arah anak itu. Seketika anak itu kaget dan menoleh ke arah Josee yang tepat didepannya.
"kenapa kau menangis? Apakah permennya kurang banyak. Kalau kau menginginkan lebih banyak, maka aku akan mengambilkan lagi di dalam rumah." Tanya Josee dengan dingin.
Sementara anak itu hanya melongo mendengar perkataan Josee tanpa menunjukkan ekspresi apapun.
"Mirae....mirae....mirae..." panggil salah satu pengasuh dari kejauhan.
Josee yang mendengar suara itu seperti membaca situasi dengan cepat dan menarik tangan anak itu ke dalam rumah melewati pintu belakang. Setelah menggapai pintu dan masuk ke dalam rumah, Josee buru-buru melepas genggaman tangannya dari anak itu. Ia mengamati bergerakan pengasuh dengan mengintip di jendela hingga melihat pengasuh itu pergi dari tempat itu, karena tidak menemukan apa yang ia cari.
"kenapa kau menangis dihalaman depan rumah ini? Kenapa pengasuh itu mencarimu? Apakah kau melakukan kesalahan? Kenapa kau diam saja?". Josee yang melemparkan pertanyaa kepada anak itu tanpa sebuah jeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Ruler : White Demon Conqueror
FantasyLoka merupakan seorang keturunan dari penguasa Abalyon yang selama kecil hidup di sebuah panti asuhan. Setelah ia beranjak dewasa keluarganya menemukan dan membawa ke kediaman keluarga besar abalyon. Loka menjadi harapan besar bagi keluarga yang mas...