The Last Ruler : White Demon Conqueror

BAB 17 KISAH YANG TAK KUNJUNG USAI

Kenangan yang selalu hilang dan timbul seperti tumbuh abadi setiap harinya. Kata damai hanya meredam sesuatu agar tidak diketahui oleh orang lain. Menyembunyikan di relung hati yang paling dalam, tanpa seorangpun dapat mengetahui dan membaca alasan sebuah kesedihan yang tergambar. Segigih apapun melupakan, kadarnya akan selalu sama saat kenangan itu malah memilih untuk mengendap lama dalam ingatan. Tidak ada pilihan atau cara untuk berdamai dalam waktu yang sangat lama. Hanya ada perasaan pengganti atau benda pengganti dan belajar untuk membiasakan diri dengan hal asing. Selalu saja terjebak, membuat sebuah masa lalu menjadi pemenang dari setiap kompetensi yang dibuat sendiri. Selalu ada hati baru yang tersakiti atas keegoisan dan paksaan atas standar dari masa lalu.

Laxus adalah pangeran kedua di kerajaan Kurinai karena posisinya sebagai cucu nomor dua dari anak pertama Raja saat ini. Ia mempunyai kakak laki-laki yang jarak usianya tujuh tahun darinya. Berbeda dengan ayah dan kakaknya yang aktif dalam urusan kerajaan, Laxus lebih memilih untuk bersenang-senang dengan kegiatannya sendiri. Walau selalu bertentangan dengan keluarganya, ia masih dianggap sebagai bagian dari keluarga kerajaan. Laxus merupakan sosok yang sangat genius dibandingkan dengan kakaknya, sehingga kakeknya menaruh harapan besar kepada dirinya. Prestasinya yang berhasil memimpin pasukan pertahanan Negara membuat dia menjadi kandidat pemimpin masa depan.

Hal itu tidak berlangsung lama setelah ia jatuh cinta kepada seorang wanita yang bernama Ayana. Mereka bertemu saat ada misi gabungan dalam penangkapan teroris yang wilayahnya antar dimensi. Ayana sendiri merupakan pasukan elite swasta yang merangkap jadi pembunuh bayaran. Dalam misi itu mereka menjadi semakin dekat hingga misi berakhir.

Bagi Laxus sosok Ayana adalah seorang yang memberikan warna baru dalam hidupnya. Seorang yang mandiri dan mampu berjuang seorang diri tanpa mengandalkan orang tuanya. Ia dapat bercerita segala hal yang dimimpikan tanpa merasa terpojok dan mengintimidasi. Ayana adalah sebuah lambang dari kebebasan itu sendiri, tanpa ikatan yang memegang kendali berpikir dan bertindak. Salah satu orang yang memiliki hak atas kekebalan akan hukum. Karena profesinya sebagai eksekutor inti atas tindak kejahatan yang ia tangani. Karena di dunia hanya beberapa orang saja yang memiliki kekebalan hukum atas tindakannya. Orang tersebut akan direkrut dari berbagai organisasi yang ada diseluruh dunia.

Seiring berjalannya waktu Laxus baru mengetahui bahwa Ayana dan dirinya masih ada ikatan darah, karena kedua kakek mereka adalah saudara kandung. Dan hal itu diketahui oleh pihak istana yang membuat hubungan mereka ditentang keras. Selain alasan masih ada ikatan darah, keluarga dari kedua kakek mereka tidaklah baik. Ayah Ayana sendiri merupakan orang yang selalu berseberangan dengan pihak kerajaan terutama dengan pamannya yang merupakan Raja. Apapun alasannya, antara Laxus dan Ayana tidak pernah akan bisa bersama.

Tiga tahun hubungan mereka pasang surut karena sesuatu hal yang tidak dapat mereka hadapi. Mereka berhubungan secara sembunyi-sembunyi agar tidak ketauan oleh pihak istana. Tidak berlangsung lama, Ayana sendiri mendapat tekanan dari istana maupun dari ayahnya yang juga menentang keras hubungan mereka.

"mari buat ini mudah bagi semua pihak, karena kau adalah orang yang masih mementingkan logika dari pada kepentingan yang tidak mendatangkan keuntungan. Tidak seperti anak itu yang selalu bergerak sesuai dengan kata hatinya, daripada kepentingan orang banya. Oleh karena itu aku akan berbicara denganmu."

"apa yang anda mau dari saya, dan kesepakatan apa yang akan anda tawarkan kepada saya." Jawab Ayana atas pernyataan ayah Laxus.

"kau tentunya sudah tau bagaimana status hubunganmu dengan Laxus untuk kedepannya. Daripada mengejar yang tidak pasti, berinisiatiflah untuk meninggalkan dia terlebih dahulu." Sambung ayah Laxus lagi.

"apa untungnya bagiku?"

"bagaimana dengan mengembalikan nama baik ibumu dan hak legal ayahmu bisa berkunjung di tempat kelahirannya. Bukankah itu yang kau coba perjuangan selama ini? Kurasa kau paling tahu mana yang lebih menguntungkan antara hubunganmu atau kedua orang tuamu."