Chapter 22

308 50 34
                                    

"Terima kasih untuk hari ini." Ucap Yn ketika mobil yang dikendarai Seokjin berhenti tepat di depan halaman rumahnya

Seokjin mengangguk, menghadap Yn yang juga menghadap ke arahnya. "Mmm, kalau begitu aku turun dulu." Pamit Yn padanya, namun sebelum gadis itu turun dari mobilnya, Seokjin lantas menghentikannya dan kemudian mengecup bibir Yn dengan cepat

"Sampai jumpa besok. Dan juga, aku mencintaimu." Ucap Seokjin ketika Yn masih terkejut dibuatnya

Yn seketika tersadar, mengangguk canggung lalu turun dari mobil Seokjin sembari tersenyum kecil-tersipu malu dengan sikap Seokjin barusan.

Tetapi senyum itu tak bertahan lama. Selepas perginya Seokjin dari sana, kedatangan Jungkook tiba-tiba saja menghentikan Yn ketika gadis itu hendak masuk ke dalam pekarangan rumahnya.

Yn terdiam, menatap Jungkook yang tengah menatap tajam kepadanya. "Ada apa?"

"Kamu belum memberiku jawaban dan malam ini aku butuh jawaban itu." Jawab Jungkook dengan masih menatap tajam ke arah Yn, sedangkan yang ditatap hanya bisa menghela napas panjang

"Tidak. Jawabanku tetap tidak. Karena itu jangan ganggu aku lagi Jeon Jungkook." Pinta Yn kemudian berbalik meninggalkan Jungkook yang terdiam karenanya

.

Yn menutup pintu kamarnya rapat-rapat. Menyandarkan punggungnya di sana kemudian menghembuskan nafas panjang. Tak berselang lama, pandangan Yn tertuju pada bingkisan pemberian Yoongi waktu itu.

Penasaran dengan isinya, Yn pun mengambil bingkisan tersebut lalu membukanya dengan hati-hati.

"Pulpen?" Yn mengerutkan keningnya bingung, memandang pulpen yang ternyata hadiah Seokjin untuknya

- Semangat bekerja sayang.

Aku sengaja membelikan pulpen ini agar kamu bisa memakainya ketika bekerja di perusahaan ku nanti. ( ◜‿◝ )♡

Hadiahku kali ini terkesan sederhana tapi aku berharap kamu tetap menyukainya dan menggunakannya dengan baik.

Dari cintamu, Kim Seokjin ❤️ -

Yn lantas terdiam, membandingkan hadiah Yoongi dengan Seokjin. Dimana Yoongi memberikan kalung berlian untuknya dan Seokjin pulpen mahal yang terdapat ukiran namanya di sana.

"Hah. Kenapa rasanya seberat ini." Lirih Yn kemudian mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, hendak menghubungi Yoongi walau pada akhirnya ia urungkan juga

.

Esok harinya, Yn duduk diam di meja kerjanya sembari memandangi ruang kerja Seokjin dari luar sana. Entahlah, sejak semalam gadis itu merasa aneh dengan dirinya sendiri. Seolah-oleh ada sesuatu yang mengganjal perasaannya, tapi ia juga tak tahu apa itu. Hanya saja rasanya aneh.

Lama terdiam, kelopak mata Yn tiba-tiba saja memanas hingga buliran-buliran air mata perlahan membasahinya. "Sebenarnya aku kenapa? Hiks hiks." Tanyanya pada dirinya sendiri sembari mengusap air matanya dengan susah payah

Namun walau begitu air mata itu tetap membasahi wajahnya hingga membuat Seokjin yang melihatnya dari balik jendela ruang kerjanya terkejut dan langsung berlari keluar untuk menghampirinya.

"Yn, ada apa? Apa kamu sakit?" Tanya Seokjin dengan khawatir, namun Yn hanya menggeleng sembari masih mengusap air matanya

"Aku tak tahu. Rasanya-rasanya ada yang aneh di sini." Jawab Yn, menyentuh bagian dadanya yang terasa sesak entah sejak kapan

Seokjin diam, bingung harus berbuat apa kecuali menarik gadisnya ke dalam pelukan hangatnya. "Sudah ya. Jangan menangis lagi. Cup cup cup." Ucapnya, mencoba menenangkan Yn

I Have Four BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang