Chapter 11

276 54 23
                                    

Yn masih diam, menimang-nimang apakah ia harus menerima pemberian Taehyung atau tidak. Jika iya menerimanya, lelaki itu akan berpikir bahwa ia juga ingin menjalani hubungan yang serius dengannya. Namun nyatanya tidak, dari awal Yn menerima Taehyung, itu karena ia merasa kesepian sebab Seokjin dan Yoongi yang terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka.

Yn menghela napas, memejamkan mata sesaat lalu menatap Taehyung dengan sorot mata bersalah. "Maaf, tapi aku tak bisa menerimanya." Ucapnya sembari mendorong cincin pemberian Taehyung

"Kenapa? Apa kamu tak suka dengan desain cincinnya? Jika iya, aku akan menggantinya dengan cincin yang lain." Sahut Taehyung dengan lembut, tak terima Yn mengembalikan cincin pemberiannya

Yn menggeleng. "Bukan itu. Hanya saja aku tak bisa menjanjikan keseriusan dalam hubungan kita."

"Kalau begitu, apa kamu bisa menungguku sampai aku memiliki pekerjaan yang layak? Aku juga sadar bahwa pekerjaanku yang sekarang ini tak terlalu menjanjikan untuk kita, karena itu aku akan-"

"Bukan begitu Kim Taehyung." Sela Yn, memotong ucapan lelaki itu

Yn menghela napas lalu berdiri dari duduknya. "Maaf karena menghancurkan pertemuan kita, tapi aku harus pulang. Aku lelah dan butuh berpikir panjang." Jelasnya dan kemudian berlalu meninggalkan Taehyung begitu saja

Sekeluarnya di restoran, Yn langsung menghentikan taksi di tepi jalan dan pergi dari sana tanpa menoleh ke arah restoran, tempat Taehyung masih duduk sembari memandanginya.

Yn memijit pelipisnya, pusing memikirkan alasan di kemudian hari jika Taehyung menghubunginya untuk meminta penjelasan di hari ini.

Jujur saja, dirinya tadi hendak memutuskan Taehyung, tapi setelah melihat raut wajah Taehyung yang mencoba untuk memahami dirinya, ia pun tak jadi memutuskannya.

"Ah, aku harus bagaimana setelah ini? Haruskah aku benar-benar memutuskannya?" Gumam Yn, bertanya-tanya pada dirinya sendiri

Ting! Ponsel Yn tiba-tiba saja berbunyi, menampilkan notifikasi pesan masuk dari seseorang yang ternyata adalah Seokjin.

-Aku merindukanmu- pesan yang tertera di notifikasi tersebut

Yn seketika tersenyum tipis, membuka pesan masuk dari Seokjin dan kemudian membalasnya. -Aku juga. Sekarang sedang apa?-

Ting! -Sedang istirahat setelah menyelesaikan pekerjaanku. Apa kamu sudah tidur?-

-Belum. Tapi sekarang sedang bersiap-siap untuk tidur. Apa pekerjaan hari ini lancar?

Ting! -Kalau begitu ayo bertemu di dalam mimpi. Sedikit, kamu tahukan ada banyak pekerjaan yang menumpuk di atas meja kerjaku. Andai saja kamu ada di sini, pekerjaan ini pasti akan selesai dengan cepat-

-Tentu saja. Ayo bertemu dalam mimpiku. Haruskah aku ke kantormu besok?-

Ting! -Datanglah. Aku menunggumu. Sekalian ayo makan siang bersama-

Yn tersenyum tipis dan membalas untuk terakhir kalinya. -Baiklah. Aku akan datang jam 10 besok. Kalau begitu sudah dulu, aku sudah mengantuk. Dah-

Ting! -Ya. Aku menantikan hari esok bersamamu. Selamat tidur. Aku mencintaimu-

"Aku juga mencintaimu." Lirih Yn membaca balasan dari Seokjin tanpa ada niatan membalasnya lagi

.

Esok harinya, sesuai janjinya dengan Seokjin, Yn bersiap-siap untuk ke kantor pria itu. Kini ia tengah merias dirinya di depan cermin setelah sebelumnya berganti pakaian. Tak lupa juga ia mengenakan kalung pemberian Seokjin sembari tersenyum cerah.

I Have Four BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang