“Terima kasih untuk semua,” ucap Hesley tulus.
“Tidak menerima ucapan itu dari saudara sendiri,” jawab Flogy tengil.
“Belagu sekali kau. Rasanya ingin ku cekik lehermu saja.”
“Cekik saja. Aku rela,”
“Tidak. Kalau kau pulang ke Tuhan, tinggal Leon saja yang ku peras saldonya,”
“Jadi, selama ini kau hanya menyayangi saldoku?” tanya Flogy dengan kedua mata mendelik pada Hesley.
“Um. Menjadi saudaraku berarti harus siap ku keruk saldomu. Menikahlah, maka aku akan berhenti menagih bill kepadamu,” ucap Hesley santai. Detik selanjutnya ia tertawa melihat wajah masam Flogy.
“Lebih baik hartaku kau habiskan, dari pada harus menikah. Ayolah, aku masih sangat muda. Aku belum siap dipanggil papa,” ucap Flogy sambil membayangkan dengan ekspresi wajah ngeri.
Detik selanjutnya ia harus mengusap kening sambil meringis, karena Hesley menepuk jidat Flogy dengan bagian sendok.
“Kau gila. Atau apa, huh!” marah Hesley.
“Aku sangat sehat. Kau ini kenapa? Seharusnya, kau menghalangi aku agar tidak menikah cepat.” Bantah Flogy.
Satu tepukkan sendok mendarat lagi di kening Flogy.“Hey! Kau itu sudah cukup umur. Kasihani tombakmu yang berkarat itu. Sudah tua bangka, masih saja tidak berkeinginan menikah,”
“Tidak mungkin. Hampir setiap hari tombak ini diamplas,” tanpa sadar Flogy mengakui.
Hesley melotot, “Gy! Kau tidak waras. Jika kau terkena penyakit kelamin terus mati, saldoku bagaimana?” teriak Hesley hingga semua pengunjung restoran fokus padanya. Tersenyum kikuk lalu menunduk meminta maaf.
“Tidak akan. Aku hanya pakai satu wanita. Kau tahu jika saudaramu ini sangat tampan, dan hanya mau dengan wanita yang belum terjamah,” papar Flogy tanpa ditutupi.
“Astaga! Kau merusak masa depan wanita lalu kau bosan, kau buang? Gy, apa kau tidak punya hati nurani?”
“Aku tidak meminta mereka. Mereka yang datang kepadaku dan menukarnya dengan sejumlah uang yang dia inginkan.” Ungkap Flogy.
“Mengapa kau sebrengsek ini,huh? “
“Hampir semua pria begini, Sley. Tidak banyak orang memahami arti pernikahan. Banyak orang beranggapan sebuah pernikahan adalah akhir dari pencarian jiwa. Tapi yang sebenarnya, tidak. Kenyataannya, masih banyak pria beristri mencari lubang di luar,” ungkap Flogy.
“Ah, kau benar.” Hesley menyetujui ucapan nya.
Beginilah obrolan Hesley bersama orang terdekatnya. Tidak, hanya Flogy otak sama mulutnya bocor tanpa saringan. Ini hanya kurang satu, Leon. Jika pria itu ada disini, sudah pasti meja akan pecah berkeping-keping. Dua makhluk pria milik Hesley adalah jenis langka. Bukan karena marah, tapi cara mereka tertawa lelucon receh sampai menggebrak meja. Atau saling melempar apa pun yang di dekat mereka.
“Kau pulang jam berapa?” tanya Flogy sambil melirik jam yang melingkar di pergelangan pria itu.
“Tidak tahu. Aku tidak ingin cepat pulang, sangat membosankan berada di ruangan dan tempat sama tanpa melakukan apa pun.”
“Mau ikut denganku?” tawar Flogy.
“Mau. Lagi pula, dia sedang sibuk.”
Mobil yang ditumpangi Hesley dan Flogy melaju santai membelah jalanan kota yang mulai padat karena mendekati jam pulang kerja. Sengaja penutup atas di buka agar angin menyapa mereka. Namanya juga bersama si otak begajulan, mau tidak mau perkataan Hesley sedikit tidak waras.
Hesley segera menekan tombol untuk menutup bagian atas mobil. Ia pasang masker dan kaca mata hitam agar tidak dikenali. Menoleh ke samping, dengan cepat memukul lengan kekar Flogy.
“Apa?” fanya Flogy tidak mengerti.
“Ada Shane. Cepat samarkan wajahmu sedikit,” bisiknya.
Mobil yang kemudikan langsung oleh Flogy sejajar dengan mobil Shane. Memperhatikan dari jarak yang tidak terlalu jauh, Shane tidak seorang diri. Ada orang lain yang berada di sampingnya.
“Bisa kau ikuti dia? Aku hanya ingin tahu apa yang dia lakukan dengan wanita itu,” pinta Hesley.
“Drama yang seru, sepertinya. Baiklah, lagi pula sejak tadi kita juga tanpa tujuan,” seru Flogy heboh.
Jalanan kota cukup ramai, sehingga Shane tidak akan curiga jika mobil yang berada di belakangnya ada dirinya. Ia coba mengirim pesan singkat kepada Shane.
“Kau dimana? Bisa bawakan aku kue yang dulu pernah kau belikan?”
Tepat di lampu merah pemberhentian, pesan itu terbuka dan langsung di balas.“Di kantor. Aku akan menyuruh bawahan membeli dan mengantarkan ke rumah,”
“Aku ingin kau yang membawakan untukku,” pinta Hesley pura-pura.
“Akan aku usahakan.”
Hesley tersenyum miring. Berdua dengan Flogy, mereka ikuti mobil Shane yang berbelok ke hotel. Ikut turun dan masuk ke arah restoran yang ada di hotel itu. Mereka memilih meja yang berdampingan dengan Shane. Restoran di hotel ini cukup bagus karena setiap meja memiliki sekat pembatas. Lebih privasi, maka dari itu pengunjung cukup ramai.
“Jadi, bagaimana kelanjutan hubungan kita?” tanya seorang wanita.
“Maaf, kau juga tahu siapa yang paling ku inginkan untuk menjadi pendampingku,” jawab si pria.
“Aku memberikan seluruh hidupku untukmu, Shane.” Terdengar si wanita mulai tersulut emosi.
“Aku tidak meminta. Kau yang menggodaku, sedangkan kau tahu jika hatiku tidak mungkin teralihkan oleh wanita manapun,” papar Shane.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flower Girl
RomanceKetika kamu kembali dipertemukan dengan cinta disaat hatimu telah lumpuh untuk merasakan rasa itu lagi. Memilih untuk meninggalkan negara tercinta lalu menetap di sebuah desa dan memutuskan mendirikan toko bunga serta mengolah lahan, justru memperte...