Bab 69 : Distosia

714 44 2
                                    

"Ugh...."

Perutku terasa berat dan sakit.

Syukurlah aku berhasil mendapatkan Telur Cerberus dan Orthus setelah kawin dengan Fenrir, Copper, dan Lexus.

Namun dua jam setelah kami selesai kawin, telur di dalam perutku masih belum menunjukkan tanda-tanda kelahiran.

Nyatanya, perutku terasa semakin berat seiring berjalannya waktu.

Aku telah mencoba menggunakan jariku untuk mengeluarkan air mani karena kupikir air mani menghalangi keluarnya sel telur tapi usaha aku tidak berhasil.

Sebaliknya, rangsangan hanya membuat rasa sakit semakin parah.

"Tuan, apa kau baik-baik saja?"

Khawatir dengan kulitku yang pucat, Velke bertanya.

"Uuuugh.... aku tidak bisa melahirkan...."

Ini tidak pernah terjadi padaku sebelumnya.

Ketika aku menyentuh perutku, aku bisa merasakan bentuk telurnya.

Telur ada di sana tapi tidak mau keluar.

"S-Sakit... Sakit....."

Air mata menetes di pipiku, rasa sakitnya semakin menjadi.

Sistem!! Apa yang harus kulakukan sekarang??

<< Hmm.. Telurnya mungkin terhalang.>>

Lalu apa yang harus kulakukan??

<<Mencoba mengikisnya?>>

Kau bertingkah seolah-olah itu bukan masalahmu... Tolong beri aku pemikiran lagi sebelum menjawab...

"Kurasa giliran diriku yang rendah hati untuk bersinar."

Aku mengerang keras saat melihat Doctor berlari ke arahku.

Tunggu! Doctor! Benar, dia seorang dokter! Dia pasti bisa memberiku solusi yang tepat!

Doctor mengelus perutku dengan mata berbinar heran, aku merinding hanya karena melihat reaksinya.

"Ah.. Kau punya beberapa telur di dalam dirimu sekarang. Sangat menarik untuk melihat apa yang terjadi di dalam dirimu."

Melihat ilmuwan gila di depanku, aku harus menebak-nebak sendiri.

Apa tidak apa-apa mempercayakan diriku pada orang seperti dia...?

———————————————————–

Aku sedang berbaring di atas meja pemeriksaan di dalam ruang pribadi Doctor.

Di belakangku, berdiri Velke yang tangannya kugenggam erat.

Aku yakin dia akan melakukan sesuatu yang aneh padaku! Velke akan membantuku jika itu terjadi!

"Kalau begitu, akankah kita mengekstrak telurnya? Hihi~"

Memiliki Wraith yang siaga sebagai asisten Doctor meyakinkanku, tapi kegembiraan Doctor yang menakutkan tampak tidak menyenangkan bagiku.

Doctor melepaskan sarung tangannya yang tipis dan transparan dan melepaskan pakaianku untuk menggosok perutku yang membengkak secara langsung.

Tangannya bergerak ke bawah menuju pintu masukku, berputar-putar di sekitar kuncup yang bengkak.

"Pertama aku akan memberikan obat pelemas, lalu aku akan menggunakan tanganku untuk langsung mengeluarkannya dari bawah. Wraith, tolong siapkan obatnya."

Setelah menutupi jari-jarinya dengan obat pelemas, Wraith mengoleskannya di pintu masukku.

Obat itu terasa lengket dan kental di kulitku, Wraith dengan patuh melapisiku dengan obat dalam jumlah besar.

The Devil's OriginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang