Chapter 25 : Mimpi Buruk (Werewolf)

704 68 0
                                    

Aku bisa mendengarnya dengan jelas.

Suara daging tercabik-cabik, otot-otot ditarik dengan paksa, darah menetes dari luka baru.

Suara itu terasa sangat dekat, seolah-olah seseorang sedang mencabik-cabik seseorang tepat di sampingku.

Terasa begitu dekat..

Seolah olah...

Suara itu berasal dari tubuhku sendiri.

————- Yah tentu saja, karena kamu sedang dimakan sekarang.————-

"Ngh! Ha ha ha.."

Aku terbangun dengan tersentak.

Aku tahu itu mimpi tapi rasa sakitnya terasa begitu nyata.

Bahkan sekarang, tubuhku terasa sakit seolah-olah tercabik-cabik tapi tidak ada luka yang terlihat padaku.

Aku menyentuh wajahku dan yang mengejutkanku, aku menangis dalam tidurku.

Jejak basah air mataku masih segar dan sekali lagi, kelenjar air mataku pecah dan aku mendapati diriku menangis sendirian di tempat tidur.

Jantungku berdegup kencang. Aku takut.

Terasa begitu nyata meski hanya mimpi tapi rasa sakit, kenangan, suara, semuanya terasa begitu nyata.

Aku menutupi wajahku dengan tangan kananku dan bergumam dalam hati.

Aku baik-baik saja. Aku baik-baik saja. Aku baik-baik saja.

.........Aku masih baik-baik saja.

............Aku belum hancur.

————————————————

"Tuan muda, apa kamu mengalami mimpi itu lagi?" Velke memanggilku.

Aku masih membenamkan wajahku di bantal, belum siap menghadapi hari, tapi Velke pasti menyadari bahwa aku sudah bangun dan datang untuk memeriksaku.

"Maaf aku membangunkanmu. Jangan khawatir, aku baik-baik saja."

Bukannya pergi, Velke menghampiriku dan menepuk punggungku dengan lembut.

"Tuan muda, tidak apa-apa. Aku disini sekarang. Semuanya akan baik-baik saja."

Irama tangan Velke yang mantap menenangkan hatiku dan akhirnya aku terlena kembali.

————————————————

Tolong bebaskan aku dari mimpi buruk ini.

————————————————

...........................

.......................

...................

..........

Pertama kali terjadi, tubuhku terasa meriang dan rasa sakit menyebar ke seluruh tubuhku seperti jaring laba-laba.

*crunch*

Kehilangan dirinya dalam kegilaan, werewolf menusuk kulitku dengan taringnya.

*krauk krauk* (bunyi mengunyah)

Dia menjepit tubuhku, menggigit leherku dan mencabik-cabik dagingku.

"LEXUS!! LEXUS!!"

Aku berteriak memanggil namanya tapi yang bisa kulihat di matanya hanyalah kebencian mendalam pada manusia.

Hatinya sudah tenggelam ke dalam kolam kegilaan, suaraku tidak bisa menghubunginya lagi.

Air mata mengalir seperti sungai dari matanya, berduka atas kehilangan kakak tercintanya.

The Devil's OriginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang