bab 8. Aku merindukanmu

24 3 0
                                    

Teejay saat ini baru saja selesai meeting. Entah mengapa, hari ini perasaan nya benar-benar terasa tidak enak.

"Darya! Tolong tangani sisanya. Aku akan pergi, dan kemungkinan aku tidak akan kembali lagi," ujar Teejay kepada sekretaris nya, yang sejak dulu tak pernah meninggalkan nya.

Darya sudah menikah sepuluh tahun yang lalu, dan dia sudah memiliki seorang putri kecil yang saat ini berusia 8 tahun.

"Baik tuan," sahut Darya, kemudian Teejay pun pergi dari sana dan mengemudikan mobil nya ke arah sebuah tempat yang selalu dia kunjungi.

Setelah beberapa lama, akhirnya Teejay telah tiba di tempat tujuannya.

Dia menatap sebuah gerbang nan megah yang berdiri di depannya, dengan nama yang bertuliskan 'Christi F. Nicholas'

Teejay mengeluarkan kunci gerbang itu dan membukanya. Ketika dia membuka gerbang itu, tercium lah harum aroma bunga-bunga yang ada di sana.

Tempat itu telah menjadi taman yang indah, dan di tengah-tengah taman itu, telah berdiri sebuah makan yang besar dan megah.

Yah...
Itu adalah makam istrinya, Christi. Satu bulan semenjak kepergian istrinya, Teejay menyuruh para bawahannya untuk membuat makan istrinya itu sebagus, dan semegah mungkin.

Dan disinilah Teejay sekarang... Dia berada tepat di depan makam itu, suasana sejuk dan pemandangan bunga-bunga yang indah disini, membuat Teejay menjadi sangat tenang.

"Hi sayang... Maaf baru mengunjungi mu hari ini. Aku terlalu sibuk dengan pekerjaan ku akhir-akhir ini, sehingga aku juga jarang meluangkan waktu untuk anak kesayangan kita," tutur Teejay, sembari memandangi foto besar istrinya di sana.

"Aku merindukanmu..." Lirih Teejay, dibarengi dengan air matanya yang mengalir di pipinya.

Mengingat, bertapa dulu dia memperlakukan istrinya itu dengan tidak baik sampai di hari kematiannya.

Dan penyesalan yang begitu besar itu, kini masih bersarang di dalam hatinya. Rasa bersalahnya terhadap semua yang sudah dia lakukan, selalu menghantui nya setiap malam.

Setelah beberapa saat, Teejay tersadar dan langsung saja pergi sana.

Dia sama sekali tidak berniat untuk kembali ke perusahaannya, Dia melesatkan mobilnya ke arah bukit Eden.




(^3^♪ DI SISI LAIN ⁽⁽ଘ( ˊᵕˋ )ଓ⁾⁾

Charan masih duduk di tempatnya, sembari mendengarkan lagu-lagu favoritnya dengan menggunakan earbuds.

Sreettt...

Charan terkejut, ketika seseorang duduk disampingnya. Dia menolehkan kepalanya ke samping dan mendapati Papa nya yang saat ini tengah sibuk melihat pemandangan di depan mereka.

"Papa?" Ujar Charan, sembari memelankan volume lagu nya.

"So, kenapa kamu nggak pulang ke rumah dulu?" Tanya Teejay, karena melihat putranya masih menggunakan seragam sekolah.

Charan tak menjawab, matanya masih terlihat sembab dan Teejay menyadari akan hal itu.

"Kamu kenapa?" Tanya Teejay pelan.

"Eh? Nggak apa-apa kok Pa," jawab Charan, sembari tersenyum pahit.

"Jangan bohong! Kamu habis nangis?" Tanya Teejay, sambil sedikit terkekeh.

Wajah sampai telinga Charan jadi memerah gara-gara malu, bisa-bisanya dia ketahuan masih nangis sama Papanya di usianya yang sudah tujuh belas tahun.

"Apaan sih... Ini, ta-tadi cu-cuma kelilipan aja kok," jawab Charan sambil sedikit gelagapan.

THE STORY BETWEEN US season 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang