Bab 15. Dia pacarmu?

37 2 0
                                    

Thailand_

Keluarga Nicholas tiba di bandara Bangkok pada jam 13:30 siang. Samatha datang menjemput mereka dan membawa mereka ke apartemen yang dia tinggali.

Karena apartemen nya hanya memiliki dua kamar, yang tinggal di sana hanya Samatha, dan kedua orangtuanya saja.

Sedangkan Elkanah, Teejay, Charan dan Nararya beserta Anouska menyewa apartemen yang berada di gedung yang sama.

꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡ SORE HARINYA ♡˖꒰ᵕ༚ᵕ⑅꒱

setelah melepas penat selama beberapa jam, Samatha mengajak Charan untuk jalan-jalan mengelilingi kota Bangkok.

Kedua saudara itu saling berpelukan, melepas rindu karena empat tahun tak bertemu, hanya saling menelepon dan melakukan panggilan video call saja.

"Haruskah aku mengajakmu bertemu dengan teman-teman ku? Mereka cantik-cantik loh... Siapa tau ada yang memikat hatimu" ujar Samatha, dengan sedikit menggoda.

Charan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sembari menyengir kecil " sepertinya tidak usah! Aku tidak bisa bahasa Thailand" ucapnya, dan langsung di balas tawa oleh Samatha.

"Kamu sih, di suruh belajar bahasa Thailand sejak kecil, nggak mau" kekeh Samatha.

"Terserah aku donk..." Balas Charan, sore itu mereka habis kan dengan berjalan-jalan hingga malam.

Mereka mengunjungi pusat perbelanjaan, dan mendatangi taman Nasional disana.

Pukul 19:30 malam__

"Bagus yah... Kalian pergi nggak ajak-ajak aku!" Bentak Elkanah, yang saat ini tengah berada di lobi apartemen.

"Kamu kan lagi tidur tadi..." Balas Charan, dengan kekehannya.

"Kenapa nggak di bangunin..." Ujar Elkanah cemberut, meskipun usianya sudah 19 tahun, namun karena dia selalu di manjakan oleh Zee dan Shania, beginilah dia sekarang...

"Jangan cemberut, nanti kita jalan-jalan besok lagi yah..?" Ujar Charan, membujuk Elkanah.

"Ya udah deh..."

(~ ̄³ ̄)~

"Nona, sebentar lagi Anda akan meetin dengan klien dari Jerman" ujar seorang wanita, kepada atasannya.

"Baik, lima menit lagi saya akan segera ke ruang meeting" balas wanita, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Evelyn.

Sang sekretaris pun mengangguk, lalu pergi dari tempat itu.

Evelyn sebenarnya sudah merasa lelah, namun dia tidak boleh menyerah begitu saja. Pekerjaan itu begitu penting baginya, yang mengharuskannya untuk terus berusaha setiap saat.

Lima menit telah berlalu, sekarang Evelyn tengah berlajan menuju ke arah ruang meeting.

Semua orang sudah ada disana, dan hanya menunggu kedatangannya saja, dan tak lama setelah itu meeting pun dimulai dan berjalan dengan lancar.

-pukul 21:30 malam-

Evelyn sudah pulang ke rumahnya, Papa dan Mamanya saat ini tengah berada di luar kota untuk melakukan kegiatan rohani.

Ceklek..

Pintu utama terbuka, namun baru saja dia melangkahkan kakinya ke dalam rumah, dia telah menyaksikan pemandangan yang sangat tidak dia inginkan.

"Apa-apaan ini!" Seru Evelyn menggelar di ruang tamu, ketika dia mendapati adiknya Rena (19 tahun) , saat ini tengah berc*uman dengan seorang pria di sofa ruang tamu.

Sontak, kedua orang itu langsung saja terkejut mendengar suara Evelyn.

Evelyn memandangi mereka dengan tatapan penuh kemarahan, namun tatapan itu seketika berubah menjadi terkejut, ketika melihat lelaki yang mungkin saja pacar adiknya itu.

"Nanda!"

"Eve!"

Ujar mereka secara bersamaan, yah... Pria itu adalah Nanda Navarro (24 tahun), sahabat Charan, dan Evelyn dulu semasa SMK.

Nanda kembali ke kota ini, seminggu setelah dia lulus dari universitas nya. Dia membangun bisnis di kota ini.

Selama dua tahun terakhir, dia menjalani hubungan LDR dengan seorang gadis yang bernama Rena Jennie Leoni, yang tanpa dia ketahui, bahwa gadis itu adalah adik dari sahabat nya dulu.

Nanda dan Rena mulai kenal lewat sosial media, mereka bahkan akrab dan jadian lewat sosial media, mereka baru bertemu ketika Nanda tiba di ibu kota.

"Ka-kalian... Kalian saling kenal?" Tanya Rena, namun tak di jawab oleh Evelyn maupun Nanda.

"Dia pacarmu?" Setelah beberapa saat, Evelyn melayangkan pertanyaan, tanpa menjawab pertanyaan adiknya sembari duduk di sofa ruang tamu.

Rena gugup harus menjawab apa, ada sedikit rasa penyesalan di hatinya karena mengajak pacarnya datang ke rumah malam-malam, terlebih lagi... Mereka di dapati oleh kakaknya dalam posisi tengah ber"iuman.

"Jawab!" Suara Evelyn kini sudah naik satu oktaf.

"Iya!" Bukan Rena, namun Nanda lah yang menjawab pertanyaan Evelyn.

"Sejak kapan? Dan bagaimana bisa? Dengar yah... Aku tidak masalah jika adikku pacaran dengan sahabat ku sendiri, namun kalian juga harus ingat batasan!" Ujar Evelyn.

"Yang pertama, aku dan Rena sudah berpacaran sejak dua tahun yang lalu, yang kedua, perasaan itu bisa muncul begitu saja, dan yang ketiga... Jangan sebut aku sahabatmu, karena persahabatan kita sudah putus lima tahun yang lalu!" Jawab Nanda.

Mata Evelyn langsung saja berkaca-kaca mendengar penuturan sadis dari sahabatnya tersebut.

"Nanda..." Lirih Evelyn, perkataan itu benar-benar menusuk hatinya.

"Kau sendiri lah yang sudah memutus ikatan itu! Ingat... Kesalahan sehari, akan merusak sebuah hubungan selama bertahun-tahun" ujar Nanda.

꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡ ♡˖꒰ᵕ༚ᵕ⑅꒱

Hari ini, adalah hari yang paling membahagiakan buat Samatha, karena ini adalah hari kelulusannya setelah empat tahun.

"Selamat yah kakak" ucap Elkanah, " Iyah... Makasih adikku sayang" balas Samatha dengan manisnya.

Charan, memberikan sebuah hadiah berupa kalung kepada Samatha sebagai tanda ucapan selamat darinya.

Teejay dan Zee kini berdiri di pojokan, sembari melihat keluarga mereka yang tengah sibuk berfoto.

"Rasanya seperti baru kemarin anak-anak kita lahir..." Ujar Zee, "lihatlah... Mereka sudah dewasa sekarang" lanjutnya.

"Iyah... Waktu memang benar-benar sangat cepat berlalu, aku rasanya tak ingin menyia-nyiakan waktu walau hanya sedetik pun." Balas Teejay, dan kemudian mereka berdua tersenyum.

"Aku rasanya tidak rela melihat Charan dewasa... " Ujar Teejay, dan langsung saja membuat Zee menatapnya.

"Dia akan segera berkeluarga,, dan pergi meninggalkan mansion" ujar Teejay.

"Charan tidak akan pergi dari mansion... Mereka akan tinggal bersama kita, mansion itu besar... Dan tanpa anak-anak, apalah arti dari sebuah bangunan besar itu?" Balas Zee.

"Aku juga tidak rela jika melepaskan anak-anak ku pergi... Maka dari itu, aku tidak akan melepas mereka. Mereka akan hidup mandiri... Namun mereka harus tetap bersama kita" lanjut Zee.

"Hei... Apa yang sedang kalian berdua bicarakan? Ayo kemari dan melakukan foto keluarga" ujar Shania, dan langsung saja di angguki oleh kedua pria paruh baya itu.

→_→ BERSAMBUNG ←_←

THE STORY BETWEEN US season 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang