Bab 19. Ya atau tidak?

22 2 0
                                    

Pov Charan_

Pagi ini aku terbangun dari tidur ku yang nyenyak semalaman. Aku sebenarnya harus lembur semalaman karena pekerjaan ku masih banyak.

Namun Papa tak mengizinkan ku lembur. Mungkin karena kemarin baru hari pertama ku bekerja.

Aku segera bangun dan bersiap-siap untuk pergi ke kantor, hotel yang ku urus di kota *** sekarang sudah di ambil alih oleh orang kepercayaan papa yang dulu, karena Papa tidak mengizinkan ku lagi untuk kembali ke sana.

Setelah mandi, aku memakai Jaz berwarna silver, dengan rompi yang berwarna sama dan kameja putih dengan dasi warna biru.

Aku menyisir rambut ku yang masih setengah basah, setelah itu aku meraih tas kerja ku yang sudah ku persiapkan sejak semalam.

Tak... Tak... Tak...

Aku melangkah menuruni tangga, sebenarnya ada lift di mansion ini,, namun karena kamarku hanya berada di lantai dua saja, maka aku lebih memilih menuruni tangga saja, Aku hanya menggunakan lift, ketika berada di lantai tiga.

Mansion milik keluarga ku ini, terbagi menjadi tiga lantai. Di lantai yang pertama, ada ruang tamu, ruang makan, dapur, dan kamar-kamar pelayan.

Sedangkan di lantai dua, semuanya adalah kamar-kamar kami para anggota keluarga, dan di lantai tiga ada tempat olahraga, dan sebuah kolam renang yang baru saja di buat sekitar sembilan tahun yang lalu.

"Charan... Ayo sarapan dulu nak!" Terdengar suara Oma memanggil ku dengan halus nya.

"Iyah Oma" sahut ku, kemudian berjalan ke arah ruang makan.

Ketika aku masih kecil, seorang maid pernah mengatakan pada ku bahwa Oma ku dulu tidak menginginkan ku ketika aku masih berada di dalam kandungan ibuku.

Dia bahkan dulunya tidak perduli saat ibuku sakit, dan Mama hampir saja keguguran ketika kandungan nya masih sangat muda.

Namun, tetap saja aku tak pernah membenci Oma ku. Toh, itu juga adalah masa lalu. Dia sekarang sangat menyayangi ku.

Aku duduk tepat di samping adikku El, yang saat ini juga sudah rapi untuk pergi ke kampus.

Sungguh, waktu memang sangat cepat sekali berlalu... Ketika aku pergi untuk melanjutkan pendidikan ku ke luar kota, El masih SMP, dan ketika aku kembali dia sudah masuk Universitas.

Acara sarapan pagi kami, seperti biasanya... Hangat, dan ceria. Keluarga kami benar-benar terasa sangat lengkap.

Papa juga terlihat begitu menikmati kesehariannya. Dulu aku pernah bertanya pada Papa, kenapa dia tidak menikah lagi.

Papa mengatakan, bahwa seumur hidupnya dia hanya mencintai Mama saja,, dan dia hanya menginginkan ku sebagai anaknya.

Karena aku adalah buah cinta mereka. Aku melihat Om Zee dan Tante Shania yang begitu bahagia menikmati masa-masa mereka.

Aku yakin, Papa dan Mama dulu juga pernah berjanji akan bersamanya selamanya.

ʕっ•ᴥ•ʔっ    ⊂(´・◡・⊂ )∘˚˳°

Ketika aku tiba di kantor, semua pegawai menunduk hormat pada ku.

Aku tersenyum menanggapi mereka. Aku sudah berkali-kali mencoba untuk bersikap dingin dan arrogant sama seperti Papa.

Namun sepertinya, sifat Mama lebih mendominasi di dalam diriku, sehingga aku gagak menjadi CEO yang dingin seperti yang ada di novel-novel yang biasanya aku baca.

Aku menaiki lift pribadi dan beberapa saat kemudian akhirnya aku tiba di depan ruangan pribadi ku.

Aku dengan perlahan memasuki ruangan ku, dan terlihat sekretaris baru ku menyambut ku dengan senyuman manisnya.

THE STORY BETWEEN US season 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang