7

2 2 0
                                    

Selamat membaca:)

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-













Ryujin dan Yuna telah kembali ke ruangannya dan ryujin masih saja tidak menyangkah dengan perlakuan Jaemin pada sahabatnya ini.

"Kim Yuna. Kenapa kau tidak mendorongnya tadi saat dia menciummu? Dia sudah mencuri ciuman pertamamu itu sebanyak dua kali." Ucap ryujin kesal.

"Kau ingin aku mendorongnya saat kamare wartawan menangkap hal itu? Itu sama saja masuk lubang buaya ryujin. Sudahlah, tidak perlu diambil pusing. Aku sudah sangat pusing dengan gerakan yang belum jadi itu? Apa kau bisa menemaniku ke pantai?" Ucap Yuna pada ryujin sembari tersenyum.

"Tidak." Ucap ryujin ketus.

""Kenapa." Ucap Yuna bingung.

"Perjalanan ke pantai itu memakan waktu 2jam lamanya. Dan kau belum boleh terlalu banyak bekerja. Ingat, itu dengan baik Kim. Dan sekarang ayo kita pulang. Atau kita belanja saja dengan blackcard sih Jaemin." Uca ryujin melihat blackcard yang diletakkan Yuna pada saku jaket Jaemin yang sudah dilepas oleh Yuna.

"Tidak. Jangan membuat utangku makin banyak ryujin. Aku tidak akan menggunakan uangnya itu." Ucap Yuna ketus.

"Kenapa? Setidaknya biarkan dia menafkahimu. Bukankah itu kewajibannya sebagai suami." Ucap ryujin kesal.

"Aku tidak mau. Lagian ini hanya berpura-pura yang terjadi pada kami berdua." Ucap Yuna datar.

"Itulah mengapa Tuhan akan marah pada kalian. Setidaknya buat tuhan tidak memarahi kalian, pakai uangnya dan mari kita berbelanja." Ucap ryujin.

"Tidak akan." Ucap Yuna teguh dengan pendiriannya.

"Baiklah. Mari kita belanja dengan blackcard punya jeni saja." Ucap ryujin tersenyum.

"Blackcard jeno? Kok ada samamu? Kalian kan belum menikah?" Ucap Yuna bingung.

"Dia mencintaiku. Dan dia mengatakan boleh memakai blackcard nya untuk apapu yang aku suka. Ayola,  kita belanja saja. Dan satu lagi, aku sangat kaget karena sih Jaemin itu memberikan blackcard nya padamu. Padahal jera saja tidak pernah mendapatkan hal itu, sepertinya kau memiliki hatinya sedikit." Ucap ryujin mengira-ngira.

"Tidak. Aku tidak peduli. Dan itu sepenuhnya salah. Sudah kita pulang saja, bukankah aku tidak bisa kelelahan dulu." Ucap Yuna memakai jaket miliknya dan mengambil tasnya.

"Lalu bagaimana dengan jaket milik Jaemin itu? Apa yang akan kita lakukan?" Ucap ryujin melihat jaket Jaemin itu.

"Antarkam dulu milikinya ini. Nanti kalau dia kedinginan bisa berbahaya." Ucap Yuna mengambil jaket itu dan keluar dari ruangannya diikuti oleh ryujin.

"Kau mencemaskan?" Ucap ryujin curiga.

"Tidak. Hanya saja aku tidak mau mengurus orang sakit." Ucap Yuna Yuna ketus lalu ryujin mengikutinya menuju mobil ryujin. Ya iyalah mobil ryujin, Yuna kan tidak boleh menggunakan mobil karena kecelakaan yang membuatnya trauma saat bersama dengan kekasih yooa yang hampir menculiknya saat itu.

"Baiklah. Mari kita berangkat keperusahaan Na itu." Ucap ryujin menancap gas mobilnya.

.
.
.
.
.

Di restoran mewah itu, tepatnya di ruangan privasi. Jaemin pun tersenyum pada kekasihnya yang cemberut.

"Ada apa? Hmm?" Ucap Jaemin tersenyum lalu mencium sekilas bibir kekasihnya yang jelas-jelas rasanya sangat berbeda dari bibir Yuna yang benar-benar membuatnya sangat candu.

Besitzer meines Herzens Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang