Sinar matahari sudah mulai menampakan kehadirannya. Dan terlihat ryujin telah terbangun dan melihat kondisi dua orang yang sakit tapi mereka masih belum tertidur. Mengenai jeno, ryujin telah membangunkannya dari pagi buta tadi, agar jeno membelikan sarapan untuk mereka ber4.
Ryujin melihat sahabatnya yang masih tertidur dan memegang baju pasien jaemin dengan sangat erat juga dia dapat melihat bagaimana tangan jaemin memeluk perut rata yuna, sebenarnya tidak ada yang salah dengan posisi itu mengingat status mereka adalah telah menikah. Tapi, anehnya ryujin tidak mau yuna bermain perasaan pada jaemin. Dia takut yuna lah yang bakalan sakit dan menjadi pihak paling menyedihkan. Itulah kenapa ryujin tidak bisa membiarkannya. Dia takut terjadi sesuatu pada sahabat kecilnya itu.
Saat sedang melihat kelakuan dua orang yang tertidur itu, jaeminpun membuka matanya dan langsung bersitatap dengan ryujin.
"Ah, kau sudah bangun. Dimana jeno?" Ucap jaemin yang bahkan tidak mengangkat tangannya yang memeluk perut ramping Yuna.
"Dia aku suruh membelikan sarapan untuk kita." Ucap ryujin ketus.
"Aaa. Kalau begitu aku akan ketoilet. Bisa membantuku?" Ucap jaemin.
"Baiklah. Ayo." Ucap ryujin yang sebenarnya ogah-ogahan dalam membantu jaemin ke toilet. Bahkan jaemin melepaskan tangan kecil yuna yang memegang bajunya secara perlahan.
Setengah jam kemudian, yuna dan jaemin juga ryujin dan jeno sudah sarapan dengan santai. Hingga Xin ly datang dan membanting pintu dengan tidak santainya.
"Yuna." Teriaknya bahkan yuna langsung memegang dadanya.
"Ya! Zhao Xin ly! Bisa tidak jangan mengagetkan kami." Ucap ryujin kesal karena kaget.
"Tidak. Gue cemas sekali dengan Lo yuna." Ucap Xin ly lalu memeluk tubuh kecil yuna dengan sangat erat hingga nafas yuna benar-benar terpenggal.
"Ya! Xin ly lepasin gue." Ucap Yuna memukul Xin ly dengan kuat akhirnya dia melepaskan yuna dan yuna dapat merasakan pasokan udara kembali. Jaemin? Dia hanya memandang tajam kearah Xin ly Hinga Xin ly menunduk.
"Maaf yun. Tapi, tolong suruh suami Lo untuk tidak menatap gue seperti itu lagi." Ucap Xin ly. Mendengar hal itu, yunapun melihat jaemin yang langsung mengalihkan pandangannya pada ponselnya.
"Sudah. Dia tidak menatapmu lagi. Kau kapan sampai di Korea?" Ucap Yuna tersenyum.
"Baru kemarin. Tadinya aku ingin mengajak kekasihku. Tapi, dia punya banyak pekerjaan katanya. Alhasil aku kemari. Kalau saja aku tak mencintainya mungkin aku akan membunuhnya sekarang juga." Ucap Xin ly kesal.
"Ya! Lagian dia bekerjakan untuk Lo. Kenapa pula Lo jadi marah. Nanti kalau dia jatuh miskin, Lo mau?" Ucap ryujin kesal.
"Dia tidak akan jatuh miskin. Sama kayak kekasih Lo dan suami yuna." Ucap Xin ly.
"Sudahlah. Jangan bertengkar lagi." Ucap Yuna menengahi.
"Oh iya, gue bawain semua makanan kesukaan Lo yuna." Ucap Xin ly dan yuna tersenyum dengan semangat.
"Gue mau eskrim." Ucap Yuna dengan mata berbinar dan jaemin bisa melihat mata itu.
"Oke." Ucap Xin ly lalu memberikan eskrim pada yuna dan itu cukup besar karena yuna memang maniak eskrim. Tepat saat itu, Lia masuk dengan wajah lesunya lalu duduk menyandarkan kepalanya pada bahu ryujin.
"Ada apa dengan lo?" Ucap Xin ly.
"Uda deh Xin ly. Gue lagi capek. Gue benar-benar lelah kerja." Rengek Lia.
"Gampang, Lo tinggal cari aja kekasih. Yang kaya, atau mungkin menikah dengan orang kaya, kayak yuna." Ucap Xin ly
"Apa maksud Lo." Ucap Yuna tersinggung karena dia menikah ini bukan karena harta jaemin. Tapi, karena sebuah pergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Besitzer meines Herzens
FanfictionDari cerita yang sama oleh akun @NRJ_najun1323 dan telah mendapatkan izin dari author tersebut Apa yang akan terjadi disaat yuna telah menggantikan posisi sang kakak untuk menikah lalu setelah berjalannya waktu, kakaknya kembali dan meminta posisiny...