029

1.4K 251 28
                                    

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
──· 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ──
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

"Kau memotong rambut mu???"

Auretta tersenyum pada Lily yang bertanya. Gadis itu duduk di hadapan Lily yang sedang ternganga, begitu pula dengan Rose yang kaget melihat penampilan baru Auretta.

"Wow, cukup berani untuk mengubah penampilan mu. Tapi itu sangat bagus!" Puji Lily dan menoleh pada Rose. "Benarkan, Rose?"

Rose membuat pandangannya. "Ya, benar." Jawabnya singkat.

Auretta tersenyum manis mendengar ucapan mereka berdua. "Terimakasih." Ucapnya.

Lily dan Rose lagi-lagi terngaga karna senyum manis Auretta. Harus berapa kali di bilang jika Auretta memiliki visual yang sangat indah? Rambut platinum blonde nya seperti putri di cerita-cerita dongeng muggel yang Lily dan Rose baca. Pahatan wajah' nya sangat sempurna, rahang yang tajam dan juga matanya yang dilengkapi dengan bulu mata lentik dan tajam. Jangan lupakan hidung mancung nya. Perpaduan antara Draco dan Astoria tidak perlu diragukan.

Lily dan Rose sekarang percaya pada James yang selalu mendeskripsikan Auretta sebagai perempuan yang sangat cantik.

"Sampai mana kita belajar?" Tanya Auretta.

Mereka memulai sesi belajar. Auretta akan menjadi tutor untuk Lily dan Rose tahun ini saja. Saat tahun ke-tujuh, gadis itu harus fokus belajar untuk N.E.W.T nya.

Banyak yang akan Auretta pelajari di tahun ke-tujuh. Ia harus belajar untuk N.E.W.T dan belajar untuk bisnis Draco. Setelah lulus ia akan bertunangan dengan Kai, dan menikah setelah satu atau dua tahun kemudian.

Tugas yang berat. Auretta hanya ingin penyakitnya tidak kambuh.

Kai dan Auretta sudah jarang sekali berbicara. Kai sibuk dengan N.E.W.T dan latihan Quidditch. Auretta juga hanya belajar. Setelah percakapan singkat tentang potongan rambutnya kemari, mereka jari jarang bertemu, dan Auretta tidak memusingkan hal itu.

Ucapan James kemarin malam menyadarkan nya. Auretta tidak lagi mempermasalahkan ucapan Kai dan Scorpius yang berkomentar tentang rambutnya. Benar yang James katakan, hidup ini adalah hidupnya, perkataan orang tidak perlu dipikirkan.

Dan Auretta jadi ragu tentang perjodohan nya dan Kai.

Bohong jika kata hati gadis itu menyuruh nya untuk menjalani perjodohan itu. Semakin lama dijalani, semakin berat rasanya. Setiap hari, setiap saat, setiap jam, setiap detik, Auretta selalu memikirkannya. Gadis itu berusaha untuk menyakitkan hatinya, tapi tidak bisa. Bukan ini yang Auretta inginkan.

Tapi apa yang bisa Auretta lakukan?

Tidak ada.

Auretta terlalu takut untuk menentang. Auretta terlalu takut untuk berbicara pada Lucius agar perjodohan Kai dan dirinya batal.

Auretta takut, tidak akan ada yang membela nya. Jika mengandalkan Scorpius, adiknya itu pasti tidak akan di dengarkan. Dan Auretta yang akan dimarahi karna menyeret Scorpius dalam masalahnya.

Auretta takut tidak ada yang membelasnya. Draco tidak akan melakukan hal itu untuknya.

"Malfoy!"

Auretta tertarik kembali ke dunia nyata saat James menyentuh bahunya dan memanggil namanya. Gadis itu melamun sedari tadi, membuat Lily dan James menatapnya khawatir dan Rose menatap bingung.

"Ya?" Tanya Auretta dengan kedua mata mengedip cepat.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Lily.

Auretta mengangguk. "Ah, maaf aku melamun." Ucapnya.

𝐋𝐎𝐕𝐄𝐑 - 𝐉𝐚𝐦𝐞𝐬 𝐏𝐨𝐭𝐭𝐞𝐫 II Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang