044

398 70 39
                                    


ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
──· 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ──
ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Di Hogsmeade yang sepi dan diselimuti kabut tipis, James dan Auretta berjalan menyusuri jalanan berbatu, melihat ke sekeliling dengan cemas. Hogsmeade adalah tempat pertama yang akan mereka telusuri untuk mencari Scorpius dan Albus. Tapi Hogsmeade ini terasa begitu berbeda dari yang biasa mereka kunjungi—lebih kelam, misterius, dan membuat mereka lebih waspada.

James Fleamont dan yang lainnya tidak bisa menemani, mereka harus menjalani tugas Order Phoenix. Pelahap maut membuat teror lebih besar, mereka tidak lagi bisa bersantai-santai.

"Jika Aku jadi Albus, aku akan mencari tempat aman, dan mendekati kota sihir terdekat." Ucap James.

"Kau mungkin benar. Tapi masalahnya, kita ada di masa lalu. Semua orang di sini... bisa jadi musuh. Kita harus hati-hati, Potter." Ucap Auretta yang berjala di sebelahnya.

Sembari berbisik, mereka mendekati sudut kedai yang terlihat gelap dan sunyi, berharap menemukan tanda-tanda keberadaan Albus dan Scorpius. Namun, tiba-tiba langkah mereka terhenti. Dari arah berlawanan, muncul sekelompok penyihir berpakaian hitam dengan wajah penuh percaya diri. Salah satu dari mereka, pria yang tampak dingin dengan rambut pirang sedikit panjang dan tatapan yang menusuk, adalah Lucius Malfoy muda.

Auretta terkejut, tubuhnya seketika tegang. Ini pertama kalinya ia melihatnya sosok Lucius saat muda. Rambutnya tak sepanjang saat ia di masa depan. James yang ada di samping Auretta pun merasakan ketegangan yang sama, tapi ia segera menarik Auretta ke belakang, mencoba melindunginya.

"Apa yang kita miliki di sini? Dua anak yang sepertinya tersesat atau sedang menyusup ke wilayah kami?" Ucap Lucius, suaranya terdengar dingin dan sinis.

Auretta menelan ludah, lalu menarik napas dalam, berusaha menjaga ketenangannya.

"Kami hanya sedang mencari teman. Kami tidak berniat menimbulkan masalah." Ucap Auretta.

Lucius menatapnya dengan tatapan menyelidik, seolah mencoba membaca setiap detail dari mereka. Namun, tatapan matanya yang dingin berubah sedikit tertarik saat memperhatikan Auretta lebih dekat.

"Kau tampak familiar. Siapa namamu?"

James menyela sebelum Auretta sempat bicara, matanya menatap tajam ke arah Lucius.

"Namanya bukan urusanmu. Kami hanya lewat, jadi sebaiknya kalian juga pergi." Ucap James tegas.

Lucius tersenyum tipis, namun ada kilatan ancaman di matanya.

"Berani sekali kau bicara seperti itu pada kami. Apa kau lupa siapa yang berkuasa di sini, Nak?" Tanya Lucius.

James tak gentar dan tetap berdiri di depan Auretta, melindunginya. Tapi Auretta bisa merasakan kegelisahan James dan tahu bahwa mereka tak bisa terlalu lama berhadapan dengan Lucius dan rombongannya. Dengan cepat, ia menarik lengan James, berbisik.

"Potter, kita harus pergi. Ini bukan saatnya bertarung." Bisik Auretta.

Namun, Lucius menyadari ketakutan yang tampak di mata Auretta dan menyeringai.

"Apa kalian benar-benar akan lari begitu saja? Atau mungkin kalian membawa sesuatu yang berharga... sesuatu yang patut kami telusuri lebih dalam?" Tanya Lucius mengeluarkan tongkatnya.

Di saat itu, James tiba-tiba mengayunkan tongkatnya ke arah Lucius dan berbisik pelan, "Expelliarmus!"

Tongkat Lucius terlepas dari tangannya dan terbang ke arah James, membuat Lucius tersentak kaget, sementara James memanfaatkan detik-detik itu untuk menarik Auretta dan melarikan diri.

𝐋𝐎𝐕𝐄𝐑 - 𝐉𝐚𝐦𝐞𝐬 𝐏𝐨𝐭𝐭𝐞𝐫 II Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang