001

3.4K 412 12
                                    

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
──· 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ──

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

"Kira-kira Scorpius akan masuk kemana?" Tanya Glass.

"Pertanyaan yang seharusnya tidak di tanyakan." Balas Carmen, Dia duduk di sebelah Glass, bersebrangan dengan Auretta.

Auretta mengangguk, duduk dengan tenang di meja slytherin yang berada di aula. "Ya, keluarga Malfoy dari zaman Salazar sudah masuk slytherin, Glass."

Glass mengedikan bahu nya. "Tidak ada yang tahu, bisa saja adik mu masuk Hufflepuff! Lihat saja Scamander, ibu nya di Revenclaw, dan ayah nya di Hufflepuf, tapi mereka sama sekali tidak ada yang berada di Hufflepuff! Malah ada satu di Gryffindor!" Ucap Glass.

Auretta tidak menanggapi. Manik kelabu nya melirik sekitar, menyapu seluruh sudut aula. Semuanya tampak sama, tahun ajaran baru di tahun ke-4 nya seperti nya akan sama seperti tahun-tahun kemarin. Tak ada yang berubah, paling berubah hanya karna adik nya yang memulai sekolah tahun ini, dia akan menjadi Malaikat untuk adik nya.

iya, malaikat maut.

Pandangan Auretta jatuh pada James yang ternyata juga menatapnya. Senyum pemuda itu mengembang, Ia memangku pipinya, menatap Auretta dengan pandangan lembut.

Auretta pun memutuskan kontak mata nya. Dia mendengus kasar. Kejadian seperti ini selalu akan terjadi saat ia berada di aula. Saat penerimaan murid baru, saat sarapan, dan saat makan malam. Seakan-akan jika alur cerita kehidupannya memang setiap hari harus ada kejadian bertatap-tatapan dengan James di aula.

Auretta menggelengkan kepalanya, menepis segala pemikiran aneh yang mengatas namakan James Sirius Potter di kepalanya. Dia tak boleh memikirkan nama laki-laki di itu kepalanya, tak akan!

Pintu aula terbuka lebar ketika semua anak sudah duduk di meja asrama nya sendiri. Anak tahun pertama terlihat di sana, berjalan maju serempak sampai ke depan topi tua yang berada di atas kursi.

Auretta dapat melihat Scorpius beridiri di sebelah laki-laki berambut hitam dengan manik mata hijau.

Eh, ia seperti mengenal wajah itu.

"MALFOY, SCORPIUS "

Scorpius maju dengan gugup. Semua menatap nya dengan tatapan kagum, ya, jangan di herankan, visual keluarga Malfoy tidak ada yang gagal.

"SLYTHERIN!"

Asrama hijau itu bersorak riuh, menyambut kedatangan Scorpius yang tersenyum senang. Auretta menepuk tangannya, dia menyuruh Scorpius duduk di sebelahnya.

"Bagaimana?" Auretta bertanya. Tangan lentik nya meraih rambut Scorpius, menatap nya dengan penuh kasih sayang.

Anak itu tersenyum senang. "Sangat lega!"

Auretta tersenyum, dia kembali menatap topi seleksi, membiarkan Scorpius berkenalan dengan murid lainnya.

"POTTER, ALBUS."

Anak laki-laki berambut hitam maju. Itu adalah anak laki-laki yang berbincang pada Scorpius. Pantas saja wajah nya terlihat familiar, ternyata dia Potter!

Diam-diam Auretta melirik James di meja Gryffindor, dia sangat fokus menatap adik nya, alisnya berkerut, menatap dengan serius.

"SLYTHERIN!"

Teriakan itu membuat dia mengalihkan pandangan nya. Semua orang di aula terdiam. Menegang.

Auretta tentu tahu sejarah keluarga Potter. sama seperti Malfoy, keluarga Potter akan terus masuk Gryffindor setiap generasi nya. Dan Albus, dia mematahkan nya.

Detik berikutnya asrama slytherin bertepuk tangan. Mendapatkan seorang Potter sangat menguntungkan, apalagi keluarga Potter yang dikenal dengan kejeniusan nya dalam menggunakan sapu.

Scorpius pun juga sama girangnya. Auretta hanya diam, menatap Albus yang dengan kikuk berjalan ke slytherin, Ia juga sesekali melirik ke belakang, dimana asrama Gryffindor berada.

"Albus!" Panggil Scorpius. Dia menyuruh Albus untuk duduk di sebelahnya.

Auretta menangkup pipi nya menggunakan tangan kanan, Ia melihat interaksi adik nya bersama Albus dari samping. Manik kelabu itu melirik dari ekor mata, dimana James tengah membeku di sana.

Auretta sangat suka ekspresi James yang satu ini. Ia rasanya ingin tertawa besar.

"Dan ini kakak ku," Scorpius menunjuk Auretta, mengambil atensi gadis berambut platinum blonde itu.

"Hai!" Auretta menyapa dengan hangat. Melambaikan tangan.

Glass dan Carmen tertawa kecil. "Ia baik pada adik Potter," Ucap Carmen Dnegan suara kecil.

Auretta langsung menatap Carmen tajam dan kembali menatap Albus dengan tatapan ceria.

"H-Hai .." Albus membalas sapaan Auretta gugup. Entah karena dia memang masih bergetar akibat masuk Slytherin, atau karna di depannya sekarang terdapat bidadari.

"Tidak apa-apa," Auretta bersuara, tersenyum manis untuk menenangkan Albus. "Jika kau mendengar kakak mu bilang slytherin itu jahat semua, kakak mu itu penipu yang handal."

"Aku setuju." Glass menyahut. Ikut nimbrung.

Carmen disebelahnya mengangguk setuju. "Dia bilang begitu, tapi dia menyukai salah satu slytherin." Di akhir kalimat, Carmen menatap Auretta dengan senyum smrik. Sementara Auretta menatap sepupu nya tajam dan berubah kala menatap Albus.

"Aku Auretta Malfoy. Bisa aku panggil kau Albus?" Pinta Auretta dengan lembut.

Albus seperti tak bjsa menolak saat melihat senyum manis Auretta, anak itu tersipu, jadi ia mengangguk sebagai jawaban. Tapi ada yang aneh, Albus merasa janggal, bukan karna diri nya yang masuk slytherin, tapi karna nama gadis yang berkenalan dengan nya.

"Auretta .., James sering menyebutnya."

"uhuk, uhuk!"

"Minum, minum." Glass memberikan secangkir air putih yang langsung di ambil oleh Auretta dan meminumnya. Gadis cantik itu langsung menoleh cepat pada Albus.

"Coba ulangi." Pinta Auretta.

Albus menelan ludah kasar, sepertinya dia salah berbicara. "James, dia sering menceritakan mu."

Rahang Auretta seperti nya ingin jatuh ke lantai ─dia membuka mulutnya lebar karna terlalu terkejut dengan ucapan Albus. Scorpius di samping nya dengan sigap menutup mulut sang kakak, menutupi aib-aib nya dari beberapa orang yang tengah menatap Auretta.

"Wow, Potter sangat berani." Komen Carmen. Dia menyuapkan makanan nya kemulut nya, menatap ekspresi Auretta.

"Dia benar-benar menyukai mu, Auretta." Timpal Glass, dia menyuapi spaghetti di mulut Auretta yang mengaga.

Auretta menatap tajam Glass tapi tetap mengunyah makanannya, Glass tertawa kecil. "Sialan kalian."











𝐋𝐎𝐕𝐄𝐑 - 𝐉𝐚𝐦𝐞𝐬 𝐏𝐨𝐭𝐭𝐞𝐫 II Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang