045

364 75 22
                                    

vote gak 😠🫵
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
──· 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ──
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ


Keesokan harinya, suasana di rumah itu masih terasa tegang. Semua orang berkumpul di ruang makan untuk merencanakan langkah selanjutnya. Sirius duduk di pojok dengan tangan terlipat di dadanya, pandangannya tajam menatap peta yang terbentang di meja. Di sisi lain, Remus, yang tampak lebih segar setelah beristirahat, berdiskusi dengan James Fleamont dan Lily tentang kemungkinan tempat persembunyian Death Eater yang menyerang Diagon Alley.

Auretta berdiri di samping James, sedikit gugup karena bisa merasakan tatapan Sirius yang masih menyelidik. Namun, ia berusaha memusatkan perhatian pada pembicaraan di depan mereka.

“Kita tahu mereka bergerak lebih agresif sekarang,” kata Lily, menunjuk salah satu titik di peta. “Serangan di Diagon Alley hanya permulaan. Mereka mungkin akan menyerang tempat-tempat lain yang ramai dengan pendukung Order.”

“Dan yang paling penting, kita harus pastikan mereka tidak menemukan persembunyian kita,” tambah James Fleamont. “Apapun yang terjadi, keselamatan anggota Order adalah prioritas utama.”

Sirius akhirnya angkat bicara, nadanya tetap curiga. “Lalu, apa rencananya untuk… ‘pendatang’ kita ini?” Ia menatap langsung ke arah Auretta. “Mereka jelas tidak berasal dari sini, dan aku yakin kehadiran mereka akan membuat Death Eater semakin tertarik untuk menemukan kita.”

Auretta menegakkan tubuhnya, merasa perlu membela diri. “Aku tidak pernah bermaksud membahayakan siapa pun di sini. Aku dan James hanya ingin mencari adikku dan Albus. Kami tidak punya niat lain.”

James menyentuh bahu Auretta, memberikan dukungan. “Sirius, kita sudah membicarakan ini. Auretta dan aku di sini bukan untuk merusak rencana kalian. Kami bahkan bisa membantu jika perlu.”

“Benarkah?” Sirius mencemooh. “Dan bagaimana jika kehadiran kalian malah mengacaukan masa depan kita? Bagaimana kita tahu kalau tindakan kalian tidak akan mengubah segalanya?”

Suasana kembali memanas, tetapi sebelum ada yang bisa menanggapi, James Fleamont mengangkat tangannya untuk menenangkan mereka. “Sirius, kita tidak bisa terus meributkan hal ini. Mereka mungkin datang dari masa depan, tapi sekarang mereka ada di sini bersama kita. Jika mereka bisa membantu, aku pikir kita harus memberi mereka kesempatan.”

Remus mengangguk setuju. “Sirius, aku tahu kau khawatir, tapi kita tidak bisa terus memandang mereka sebagai ancaman. Mereka datang ke sini dengan alasan, dan kita mungkin bisa memanfaatkan keberadaan mereka untuk keuntungan kita.”

Sirius menggelengkan kepala, tetapi tidak membalas lagi. Ia hanya mengalihkan pandangannya, seolah masih berusaha menerima situasi ini.

Lily mengubah arah pembicaraan. “Baik, kita perlu membagi tim untuk memantau daerah-daerah di sekitar. Aku, Remus, dan Peter bisa memeriksa Hogsmeade. James, Sirius, Auretta dan James—err—dari masa depan—kalian bisa memantau sekitar Diagon Alley untuk memastikan tidak ada Death Eater yang mencoba kembali ke sana.”

James mengangguk. “Kami bisa melakukannya.” Ucapnya, begitu pula dengan Auretta di sebelahnya.

Tanpa berlama-lama, mereka langsung pergi ke tempat yang sudah ditentukan. Auretta berusaha untuk rileks dan tidak mempedulikan Sirius yang secara terang-terangan menatap dirinya. Tapi karna kecemasan yang Auretta punya, membuat ia makin gelisah.

𝐋𝐎𝐕𝐄𝐑 - 𝐉𝐚𝐦𝐞𝐬 𝐏𝐨𝐭𝐭𝐞𝐫 II Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang