Rahasia Keluarga Kaivan

277 86 54
                                    

Haloooooo 👋Sebelum baca yuk vote dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haloooooo 👋
Sebelum baca yuk vote dulu. Jangan lupa follow yah!
Xixi
*****

"Kay!" Panggil Alika manja. Mengetuk-ngetuk meja Kaivan. Berusaha untuk mengalihkan perhatian lelaki itu dari buku di hadapannya.

Kaivan hanya menaikkan alisnya, menatap Alika tanpa minat.

"Buat lo!" Ucap perempuan itu sambil mengangsurkan sebuah kotak makan siang di hadapannya.

"Nggak perlu!"

"Tapi gue udah bikinin buat lo!"

Kaivan menatap Alika, matanya teralih pada plaster yang menempel di jemari lentik perempuan itu. Lelaki itu mendengus, tapi tetap menerima bekal itu.

Alika pun tersenyum, tapi hanya sesaat. Karena setelahnya perempuan itu dibuat melotot dengan perkataan Kaivan.

"Geng, lo mau nggak?" Tawar Kaivan.

Sugeng yang merasa namanya terpanggil langsung menghampiri keduanya.

"Nggak!" Ucap Alika cepat. "Tuh bekal udah gue masukin pelet!" Sontak membuat Kaivan melotot. Alika terkikik.

"Nggak. bercanda sih, itu khusus buat lo ih!"

"Udah terima aja ngapa sih!" Tambah Sugeng juga.

Akhirnya Kaivan pun mengalah.

🥪🥪🥪

Hari ini pelajaran bahasa Indonesia, Alika sekelompok lagi dengan Kaivan. Emang bener definisi dari jodoh nggak kemana?

Kali ini kelompok mereka terdiri dari 5 orang, Alika, Kaivan, Jemima, Sugeng dan Budi. Mereka diberi tugas untuk membuat sebuah drama pendek yang akan di presentasikan minggu depan.

Mereka berlima lagi menimbang-nimbang drama tema apa yang cocok untuk mereka berlima mainkan. Bu Putu selaku guru Bahasa Indonesia mereka membebaskan untuk anak-anak mengerjakan tugas kelompok ini di perpustakaan. Kata Bu Putu sih biar mereka bisa dengan gampang mendapatkan ilham. Entah ilham siapa gerangan maksud dari perkataan si Bu Putu ini.

"Gimana kalo temanya tentang persahabatan." Usul Sugeng.

"Gue sih lebih demen cerita tentang Putri salju." Ucap Alika

"Eh pinjam pensil dong, Kay!" Tanpa repot menunggu balasan dari Kaivan perempuan itu langsung mengambil pensil yang ada di tangan lelaki itu. Menggulung rambut panjangnya.

My first loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang