Perkara BH

174 53 39
                                    

Haiiii cinguuuI'm backkkk!!!Sebelum baca vote dan komen dulu yahSelamat membaca 📖📖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiiii cinguuu
I'm backkkk!!!
Sebelum baca vote dan komen dulu yah
Selamat membaca 📖📖

****

Kaivan POV

Sumpah tidak ada hal yang lebih menjengkelkan daripada ini. Baru saja rasanya gue terdampar di negeri antah berantah yang benar-benar membuat gue lelah. Lelah otak dan perasaan.

Bayangkan saja gue harus melihat bini gue sedang bercengkrama dengan makhluk yang dia panggil oppa oppa itu. Ya tuhan, mana haha hihi seenak dengkul pula. Sama gue aja dia nggak pernah lagi tuh tertawa selepas itu, jangankan ketawa, senyum saja sekarang pelitnya minta ampun!

Yang lebih menjengkelkannya, mereka menggunakan bahasa yang sama sekali nggak gue mengerti. Pakai bahasa sansekerta kali! Gue beneran jadi setan diantara kedua kekasih itu.

Cuhhhh!

Gue sumpahin tuh sih oppa anjing itu bakalan kejepit pintu biar mukanya yang udah jelek begitu makin amburadul aja sekalian.

Gue kesel bukan main, sepanjang pembicaraan gue nggak dilibatkan sama sekali. Ah udahlah gue mau caper aja lah berlagak mau ke wc.

"Aku ke wc dulu!" Ucap gue saat itu. Jangankan menjawab, melirik aja enggak. Pengen rasanya gue balik meja di hadapan mereka saat itu juga. Tapi nyatanya gue masih cukup memiliki rasa sabar.

Sehabis gue datang dari toilet, gue senang bukan main ketika mendapati mereka berdua sudah berdiri dan bersiap buat pergi.

"Sudah mau pulang?" Tanya gue dengan senyum yang tidak bisa di tutupi. Seneng banget gue bisa hilang dari beban neraka!

Alika mengangguk menanggapi.

Nyatanya, mereka masih asyik berbincang sampai ke pintu ke luar. Ketika sudah sampai di depan cafe hal mengejutkan pun terjadi

Cup

ANJING!!! CAPSLOCK JEBOL KAN GUEEEE!!!!

Dengan semena-menanya si oppa udah mendaratkan bibirnya yang dower itu ke pipi Alika. Demi tuhan gue aja belum pernah mencicipi pipi itu, kecuali bibir tentu saja. Ini si anjing udah mencicipi duluan!

Laknat dasar!

Gue bisa rasakan otak gue mendidih saat itu juga bagaikan panasnya api di neraka. Gue marah bukan main. Habis sudah kesabaran yang gue tahan sejak tadi.

Gue tarik tangan Alika detik itu juga.

"PULANG!" Geram gue, menahan gigi untuk tidak bergemelutuk.

My first loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang