Pernikahan

216 71 50
                                    

Haiii cinggu gue kembali lagi nih 👋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiii cinggu gue kembali lagi nih 👋

Gue berharap ada aja yang nungguin cerita random gue ini yah

Sebelum baca vote dulu dong! Dan jangan lupa komen juga yah !

Selamat membaca 📖

****

Alika menangis sesenggukan, airmatanya tak henti-hentinya mengalir dengan deras ketika dia melihat bundanya terbaring lemah tak sadarkan diri di ruang ICU. Dokter di ruangan itu sedang berusaha untuk menyelamatkannya.

Alika benar-benar tidak sanggup jika bunda harus pergi meninggalkannya sekarang. Dia belum siap. Sungguh. Banyak hal yang masih ingin dia capai dan dia ingin bundanya melihat semua proses itu.

Alika masih ingin menikah dengan orang yang dia cintai, dan dia ingin bundanya melihat itu. Dia juga ingin melahirkan anak-anaknya yang lucu yang nantinya akan memanggil bundanya dengan sebutan 'nenek'.

Banyak hal yang masih ingin Alika lakukan bersama bundanya. Sekelebat memori tentang masa kecilnya silih berganti, berputar di ingatannya.

Masa kecilnya yang bahagia, bagaimana cinta dan kasih sayang bundanya terhadapnya. Tentang bunda yang selalu menyempatkan waktu untuk memasakkan makanan untuknya. Tentang bunda yang selalu berkata lembut, dan menegurnya dengan halus ketika dia berbuat salah.

Bagi Alika, bunda adalah sosok bidadari tak bersayap yang tak henti-hentinya dia puja. Apapun rela dia lakukan hanya untuk bunda. Dia rela menukar semua dunianya hanya untuk melihat senyum bunda.

Gue bersumpah jika bunda sadar gue bakal wujudin permintaannya!

Airmata Alika semakin tak terbendung lagi. Semakin deras dan tak terhitung lagi berapa jumlahnya. Bahunya bergetar hebat. Dadanya naik turun.

Alika yang saat itu sedang duduk bersimpuh di lantai, semakin mempererat pelukan pada lututnya. Dia berusaha menenggelamkan wajahnya, agar raungannya itu tak terdengar. Namun, sepertinya gagal. Suaranya tangisnya semakin begitu menyesakkan dan menyayat hati. Membuat siapa saja yang mendengar itu akan dibuat terenyuh, ikut larut dengan kesedihannya.

Tak jauh dari sana, ayah juga sedang bersandar di dinding. Menutup wajahnya dengan tangan karena kalut. Tak henti-hentinya mereka berdua memanjatkan doa kepada Sang Pemilik Alam Semesta, berharap belas kasih, semoga apa yang mereka pinta dapat tercapai.

Alika bisa merasakan usapan seseorang di punggungnya sehingga dia mengangkat kepalanya. Menatap pria di sampingnya dengan mata berkaca-kaca.

Pria itu menariknya ke dalam pelukannya. Menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut. Alika pasrah. Diperlakukan seperti itu bukannya membuat Alika berhenti, dia malah menangis semakin menjadi-jadi.

"Kaivan." Panggil Alika dengan suara bindeng karena hidungnya sekarang penuh dengan ingus.

"Ya?" Tanya Kaivan dengan lembut.

"Apa penawaran lo masih berlaku?"

Seulas senyum tipis nampak tercetak di bibir Kaivan, pria itu gagal menyembunyikan.

"Tentu saja. Buat kamu nggak ada masa kadaluwarsanya."

👫👫👫

Apa yang didoakan akhirnya tercapai. Sepertinya Tuhan mungkin sedang berbaik hati kepadanya sehingga Bunda akhirnya bisa melewati masa kritis. Dan itu artinya dia harus menepati janjinya untuk menikahi makhluk bernama Kaivan.

Segalanya terjadi begitu cepat. Hanya perlu waktu dua hari hingga hari H pernikahan Alika terjadi. Bukan pesta, melainkan hanya pernikahan sederhana yang di hadiri keluarga inti yg terdiri dari kedua orangtuanya dan ayahnya Kaivan. Entah kemana Ibunya Kaivan, Alika urung untuk bertanya.

Pernikahan itu berlangsung begitu khitmat di ruang ICU, di hadapan bundanya. Mereka pun mengikrarkan janji pernikahan itu.

Walaupun acara pernikahan ini sangat sederhana, Alika tetap nampak cantik dengan balutan dress berwarna hitam yang mengembang di bagian pinggannya, berhiaskan squin berkilau di bagian dadanya. Wajahnya yang sebening kristal itu sangat cocok dengan makeup sederhana yang ia poleskan. Rambutnya yang panjang ia gelung ke atas.

Dress yang Alika kenakan sangat serasi dengan jas milik Kaivan. Seolah dress dan jas itu memang diciptakan untuk berpasangan. Sama seperti mereka.

Selesai acara pernikahan, Alika mencium tangan Kaivan yang sekarang sudah menjadi suaminya itu sebagai bentuk formalitas saja, bukan rasa hormat. Karena bagaimana pun dirinya masih menolak mempercayai bahwa dia sekarang menjadi isteri Kaivan.

Kaivan membalas Alika dengan mencium kening wanita itu. Tentu saja itu membuat Alika melotot.

"Kalo di bibir boleh nggak Sayang?" Bisik pria itu dengan suara beratnya yang serak. Bisikan itu membuat bulu kuduk Alika meremang.

What? Sayang?

"Jangan mimpi!" Balas Alika sadis yang membuat Kaivan terkekeh.

"Alika, Kaivan." Bunda memanggil mereka. Alika pun bergerak untuk mendekati Bunda. Duduk di tepi ranjang.

Bunda menggenggam tangan Kaivan dan menyatukannya pada jemari Alika.

"Terimakasih yah sayang, sudah mewujudkan keinginan Bunda. Bunda berharap pernikahan kalian selalu di berkahi dan kalian cepat mendapatkan momongan. Bunda nggak sabar ingin melihat cucu-cucu gemash bunda."

Alika yang mendengar itu kontan melotot.

What? Cucu?

Membayangkan akan bercinta dengan Kaivan saja dia tidak bisa bagaimana harus benar-benar melakukannya.

Alika memilih untuk mengangguk dan tersenyum masam menanggapi bunda.

"Tentu saja bunda. Sekarang pun Kaivan sudah siap untuk menggepur Alika."  Ucap Kaivan sambil mengedipkan mata ke arahnya.

Kontan semua di ruangan itu tertawa. Sedangkan Alika otomatis langsung mencubit perut sixpack milik Kaivan.

Jangan ngadi-ngadi anda!

****

Pada penasaran nggak sama kehidupan pernikahan Alika dan Kaivan?
Menurut kalian mereka bakal berakhir happy ending atau sad ending nih wkkwkwkwkw
Komen dan vote yang banyak yah biar aku makin semangat nih postnya

My first loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang