🍀
Menyeret koper dengan ponsel yang menempel di sisi telinga, dengan langkah cepat juga anggun Yoona melangkah keluar dari bandara.
Mengulas senyum saat wajah cantik sahabat tercintanya menyambut dengan lambaian tangan juga langkah yang mendekati nya.
"Baiklah, saya akan langsung menemui anda...baik…...terimakasih….. selamat siang."
"Wooowww, sahabatku ini sibuk sekali sekarang, padahal kamu baru kembali dari Prancis dan akan langsung bertemu klient lagi??? Apa kamu tidak lelah bekerja terus?" Cecar Nari begitu sampai di samping Yoona.
Sedangkan Yoona hanya kembali mengulas senyum dan merentangkan kedua tangannya .
"Baru juga bertemu setelah 3 minggu sudah ngomel saja. Tidak kangen?"
Dan dengan senang hati pun Nari masuk dalam pelukan Yoona. Padahal cuma tiga Minggu tapi dia merasa kesepian juga dirumah, meski Jungkook tetaplah sering menemani, tapi itu jelas berbeda .
"Kangen, tentu saja , sangat kangen. Kamu membelikan oleh-oleh untukku bukan??" Ucap wanita cantik yang menjadi sahabatnya itu.
Yoona menjitak kepala Nari sambil melepaskan pelukannya .
"Bilang saja kau hanya menantikan oleh-oleh saja ."
Nari hanya nyengir, dia hanya bercanda tentu saja.
"Kamu memang sahabat yang sangat mengerti diriku sayang. Baiklah nyonya, sopirmu yang cantik ini siap mengantar kemana pun saat ini."
Yoona mendesah kecil. Sebenarnya dia sangat lelah, tapi mau bagaimana lagi. Usaha nya yang dulu dimulai dengan nekat, sekarang bisa semakin besar dan terkenal. Jadi ya dia tidak boleh mengeluh , dan tetap harus menemui klientnya dengan senang hati.
Tapi ternyata Nari cukup peka dengan perubahan ekspresi Yoona.
"Ada apa?"
"Di restoran hotel milik perusahaan mu. Tapi sudahlah, aku tetap harus menemui klienku bukan?"
Sangat tau perasaan Yoona, Nari pun menarik lengan Yoona, bergelayut disana.
"Aku akan menemanimu, tentu kau juga harus membelikan makanan untukku. Kau tau kan aku pengangguran sekarang."
"Pengangguran?? Kau hanya cuti tuan putri, mana bisa dianggap pengangguran, yang ada kamu sedang berada dipuncak menikmati waktu mu dengan leluasa ."
"Ahh sudahlah, cuti juga sama saja, aku tetap merekap data dari rumah. Si Jeon sialan itu, memang menyebalkan, selalu ikut campur urusanku. Datang kerumah hanya memberi pekerjaan yang bahkan tidak masuk dalam urusannya."
"Sabar ya, itu tandanya selain tampan, dia juga pekerja keras."
Yoona menepuk-nepuk lengan Nari yang masih merangkulnya. Situasinya jadi nampak terbalik karena kini justru Nari yang cemberut.
.
.
“Bagaimana kalau bagian ini di ganti dengan lukisan yang nilai jualnya lebih tinggi, memang bukan lokasi utama, tapi menurut saya tempat ini strategis dan juga mempunyai sudut yang menarik, bahkan jika dipasang lukisan yang biasa pun akan terlihat menonjol."
Lawan bicara Yoona mengangguk ringan, mengusap dagunya serius terlihat menyetujui masukan Yoona sambil memperhatikan tab yang sedang di sodorkan oleh Yoona.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AGAIN
FanfictionTak ada kata kebetulan dalam sebuah pertemuan. Semua terencana atau memang sudah tersusun secara alami. Namun kembali dalam takdir yang menguasai dan mempermainkan. Tidak semenyakitkan itu, hanya saja memang tidak semanis yang diharapkan.