HappyReading 💜
🍀🍀🍀
Jemari lentik yang bergelatuk dengan meja , mengabaikan kuku indah berwarna soft pink berhias bunga dengan permata imitasi . Tak peduli jika kuku indah itu akan tergores, atau bisa saja lepas dari kuku aslinya. Padahal baru kemarin sore memasangnya , saat bersama Nari menghabiskan waktu untuk memanjakan diri.
Pikiran Yoona tak fokus, terlihat sangat menimang. Satu tangannya menopang dagu, satu lagi masih menempel di meja dengan jemari yang masih terlihat gelisah, bergerak beraturan menyentuh meja, menimbulkan suara lirih yang rapi berurutan.
Kedua netranya memandang buket bunga mawar putih yang tergeletak di meja depannya saat ini. Buket bunga terbesar yang pernah dia dapatkan selama ini.
Bibir Yoona berdecak, pikirannya bingung, antara harus senang atau justru sebaliknya.
Menghembuskan napas berat. Kemudian netranya beralih memandang lukisan indah yang masih bersandar tenang di kursi seberang mejanya.
Yoona menegakkan tubuh dan meraih ponselnya yang sejak tadi juga tergeletak di meja. Sudah satu jam lalu sejak paket itu datang untuknya. Sudah tau pasti siapa yang mengirimkannya. Meski tanpa ada kartu ucapan, atau sekedar pesan yang masuk di ponselnya.
Namun semua sudah jelas, melihat lukisan itu hampir sama, yang menarik perhatian Yoona saat berada dirumah Taehyung pertama kali dulu. Tidak sama persis, tapi terlihat berikatan. Sejenis, dan kentara jika itu memang dari pelukis yang sama dengan lukisan yang ada dirumah Taehyung.
Mengecek ponselnya, tidak ada pesan balasan masuk dari orang yang ditunggu.
Baiklah, mungkin Taehyung sedang sibuk pikir Yoona. Karena dua kali telponnya pun juga terabaikan tak ada jawaban. Padahal jika keadaan normal, sudah pasti dijamin Taehyung akan menyambutnya dengan sangat heboh. Hal langka Yoona menelponnya terlebih dahulu.
Setidaknya sudah mengirim pesan untuk berterimakasih. Batinnya lagi.
Tapi masih ada yang mengganjal pada dirinya.
Perasaannya sedikit berantakan, terlalu berlebihan memang. Tapi diakui Yoona jika dirinya saat ini nampak aneh, bukan hanya karena semua paket dari Taehyung. Tapi memang sudah sejak terakhir kali pertemuan dengan Taehyung yang masih mengganggu pikirannya.
Kembali merasakan panas diwajahnya saat teringat akan memori itu. Bahkan kerja jantungnya juga menjadi berlebihan.
Ciuman pipi menyebalkan. Gerutunya.
Menyandarkan punggung pada kursinya sambil mengipas-ngipaskan satu tangan di depan wajah.
"Astaga....kenapa aku tak bisa menyingkirkan kejadian itu dari pikiranku. Stop it Yoona. " Monoton Yoona.
Bagaimanapun Yoona tetaplah wanita biasa . Diperlakukan manis oleh seorang pria tentu juga membuatnya tak bisa biasa saja. Terlebih usaha Taehyung yang tak pernah kenal lelah. Terlalu semangat. Pantang menyerah. Meskipun jelas Yoona selalu mengabaikan, masih terlihat malu-malu kucing.
Bahkan tanpa sadar Yoona tak lagi memikirkan tentang mantan kekasihnya lagi. Meski masih terlalu sering menerima pesan dan telepon yang tak pernah dijawabnya.
Yoona hanya masih terlalu takut untuk memulai lagi, terlebih dijarak yang terbilang masih terlalu cepat.
Pintu ruangan Yoona di ketuk, menyadarkan Yoona akan kembali pada pikiran normalnya. Kemudian dibuka perlahan menampilkan wajah cantik Aera yang tersenyum terhadapnya. Berjalan masuk menghampiri Yoona yang tersenyum tipis masih bertahan di kursinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AGAIN
FanficTak ada kata kebetulan dalam sebuah pertemuan. Semua terencana atau memang sudah tersusun secara alami. Namun kembali dalam takdir yang menguasai dan mempermainkan. Tidak semenyakitkan itu, hanya saja memang tidak semanis yang diharapkan.