4.

324 19 0
                                    

Selamat membaca bagi Ada yang typo and ga nyambung maaf baru belajar.

Kini hari semakin gelap. Aksa masih belum sadarkan diri dia terbaring lemah di lantai dengan ruangan yang begitu gelap. Aksa ayolah bangun.

Cklek..Suara pintu.
Dan Menampilkan seorang pria yang mendekat ke arah aksa yang terbaring lemah. Siapa itu

"Sa bangun ini udah malem"ucapnya sambil mengelus pipi aksa yang lembam akibat tamparan ayah nya berkali Kali.
"Ayok jangan lama lama bangunnya lo belum makan Kan"ucapnya lagi melihat aksa dengan keadaan berantakan Dan penuh lembab di sekujur tubuhnya membuat nya merasakan sesak.

Siapa lagi kalo bukan Steven. Yaa yang menghampiri aksa adalah steven. Sebenarnya Steven sangat menyayangi aksa hanya saja Steven gengsi. Steven jahat hanya di depan semua orang. Kecuali Aksa.

Steven selalu memantau nya hanya saja Aksa tidak mengetahuinya. Steven tidak mau adiknya terluka.

"Eunghh.."lenguhan Aksa terbangun dari pingsan nya. Aksa melihat sekeliling nya namun tidak ada siapa siapa perasaan Aksa seperti ada seseorang.
"Akhh... Sakit banget hiks.."ucap Aksa di iringi tangisnya. Sebelum Aksa bangun Steven sudah pergi dia tidak mau adiknya melihatnya.
"Hikss... Kenapa hidup gue menderita hiks.."ucap Aksa menangis sejadi jadinya.
"Tuhan... Apa tuhan tidak menyayangiku lagi sebab itu tuhan tidak mengijinkan ku untuk bahagia hiks.. hiks.."
"AAAAAAAA GUE GA PANTES BUAT HIDUP DI DUNIA YANG PENUH PEMDERITAAN"teriak Aksa prustasi sungguh Aksa sangat lelah dengan semua ini apa dia harus pergi dari dunia ini. Apa dia harus pergi jauh dari kejam nya orang orang.

Aksa pergi dari gudang yang seperti neraka dengan kaki pingcang karna ayahnya menginjaknya dan penuh lembam di wajah nya di seluruh badannya.

Aksa sampai di kamarnya sungguh Aksa saat ini sangat hancur dirinya sangat berantakan. Tidak semua orang itu kuat pasti ada sisi lemah nya.

Aksa menghentikan tangisannya. Aksa sedari tadi menangis di kamarnya. Lalu Aksa pergi untuk membersihkan dirinya.

Butuh waktu 15 menit Aksa selesai dengan acara mandinya. Aksa mengeringkan rambutnya memakai handuk lalu Aksa memakai baju kaos polos berwarna putih dan celana pendek selutut.

"Hah.."helaan napas pelan Aksa. Aksa berjalan menuju lemari dan mengambil kotak p3k lalu Aksa mengobati luka lukanya.
"Ssssttt...."Aksa menahan sakitnya ini sangat sakit.
"Akhh sakit banget"ucap Aksa selesai mengobati lukanya Aksa pergi menuju tempat tidurnya. Lalu merebahkan badannya pelan agar lukanya tidak terlalu sakit.

"Kenapa hidup gue pahit banget"ucapnya menatap ke arah lagit dengan air mata yang kembali keluar.  Saat ini Aksa sangat hacur.
"Kenapa papah begitu benci sama Aksa salah Aksa apa lah hiks.."Aksa kembali menangis.
"Aksa salah apa sama kalian sampe kalian begitu benci sama aksa hiks... Hiks..."isaknya lalu mengambil bantal agar suaranya tidak terdengar.

Aksa terbangun karna Sinaran matahari dari sela sela gordennya.
"Hah udah pagi waktunya mandi"ucap Aksa saat ingin bangun Aksa merasakan sakit di tubuhnya Aksa abruk.
"Akhhh... Kenapa sakit banget"ucap Aksa namun Aksa tidak menyerah Aksa bangkit dari tempat tidur nya walau dia merasa sakit di badannya. Aksa menahannya kalo Aksa ga pergi sekolah pasti Laras aka memberi tahu ke Bernard.

Kini Aksa sedang berjalan menuju sekolahnya dengan rasa sakit wajah Aksa sangat pucat seperti mayat hidup namun Aksa tidak peduli Aksa berjalan. Aksa berangkat sangat pagi karna Aksa tidak mau melihat pemandangan yang membuatnya iri dan sakit hati.

Aksa berjalan di tortoar dengan tangan di saku huddienya dengan pandangan kosong ke arah depan.

Tittt... Tittt suara klakson
Sura klakson itu membuat Aksa kaget dan menghentikan lamunannya. Aksa melihat ke arah mobil yang berhenti di sampingnya.

'siapa ini main ngagetin aja'batin Aksa bingung.

Kaca mobil itu perlahan kebawah dan menampilkan seorang pria tampan yang Aksa kenal sangat kenal yang membuat jantung nya bedetak.

"K-kak g-gibran"gagap Aksa itu adalah Gibran si paling tampan sangat tampan apa lagi dengan gayanya. Gibran memakai kemeja dan celana berwarna abu dengan dasi di lehernya dan jam tangan ber warna hitam kotak membuat Aksa tetegum sangat sangat sempurna.

"Tumben pagi pagi"ucap Gibran keluar dari mobil nya lalu mendekat ke arah Aksa. Membuat jantung Aksa kembali berdetak.
"Eeee.. k-karna s-sekarang Aksa piket hehe"ucap Aksa gugup karna dia tidak tau harus jawab apa.
"Kenapa Lo jalan kaki"tanya Gibran
"Ga papa kok biar sehat aja"bohong Aksa karna kalo naik bus atau taksi Aksa tidak punya uang. Lagian jalan kaki buat kita sehat kan.
"HAHAHAHA!!! Sehat Lo bilang hahaha yang ada bikin kaki sakit"tawa gibran. Aksa bingung apa yang sedang di tertawakan Gibran apa yang lucu.

"Dari pada Lo jalan kaki mending bareng gue yuk"ajak Gibran
"Enggak deh kak"tolak Aksa
"Ayok jangan nolak gue ayo berangkat bareng gue"ucap Gibran menarik Aksa
"Akshh..."desis Aksa karna lukanya ta sengaja Gibran pegang.

"Eh kenapa Lo apa tarikan gue kenceng maafin gue" ucap gibran
"

Engga kok kak"ucap Aksa
"Terus kenapa"tanya Gibran
"Ini"Aksa menarik hoddie nya dan melihatkan luka nya pada gibran
"Eh sa Lo kenapa"panik Gibran sambil memegang tangan Aksa
"Ga papa kok cuman luka kecil"ucap Aksa
"Kecil Lo bilang ini besar Aksa"ucap Gibran sumpah luka sebesar ini kecil ga habis pikir Gibran sama aksa.
"Ayok kita ke rumah sakit"ucap Gibran menari Aksa namun Aksa menghentikannya
"Ga usah kak percuma di obatin nanti juga bakal gini lagi"ucap Aksa dengan mata yang berkaca kaca
"Lo kenapa kek gini"ucap Gibran. Baru kali ini Gibran seperti ini hanya kepada Aksa saja.
"Kak kenapa kakak khawatir sama aksa kita kan baru kenal"ucap Aksa
"Ya kita kenalin aja"ucap Gibran
"Ya udah kak ayok kita ke sekolah nanti terlambat ucap Aksa.
"Tapi ini--"ucapan Gibran di potong oleh Aksa
"Ga ada tapi tapian ayok nanti keburu siang"ucap Aksa.

Mereka pun berangkat menuju sekolah Aksa menaiki mobil Gibran. mereka sudah aga akrab walau baru beberapa hari.

Bersambung sampe sini dulu ya bye
Jangan lupa komen and vote ya

AKSA CHAIDEN [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang